Storyline:
Bos agensi model Heaven's Secret, Alex menyewa fotografer terbaiknya, Damian beserta asistennya, Inggrid untuk menangani proyek bertemakan Wild Fantasy. Maka dipilihlah Farah, Wiwid dan Gabriella untuk bersama-sama menuju alam liar yang disebut Hutan Werenggini di pedalaman. Tidak mengindahkan larangan penduduk setempat, mereka tetap menuju lokasi pemotretan dengan memakai lingerie seksi. Selesai sesi foto tersebut, Dallas menemukan keanehan pada hasilnya. Sayang semua mungkin saja terlambat karena dedemit penunggu hutan mulai mengincar mereka satu-persatu.
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Rapi Films dan diproduseri oleh Gope T. Samtani dan Subagio S.
Cast:
Terakhir muncul sebagai preman wanita dalam Perjaka Terakhir (2009), Fahrani Empel yang hobi mengoleksi tatoo ini berperan sebagai Farah, mantan kekasih Dallas yang juga harus mencari uang demi mengurus ibunya yang sakit keras di rumah sakit.
Baru saja bermain dalam Serigala Terakhir (2009), Dallas Pratama kali ini bermain sebagai Damian.
Memulai debut layar lebar pertamanya, penyanyi Rebecca sebagai Gabriella.
Shinta Bachir sebagai Wiwid.
Meidian Maladi sebagai Alex.
Reynavenska sebagai Inggrid.
Director:
Baru saja menggarap Air Terjun Pengantin (2009) sekitar enam bulan lalu itu, Rizal Mantovani bekerjasama dengan penulis cerita Alim Sudio untuk mengembangkan skenario film ini.
Comment:
Plot ceritanya sangat sederhana dan terkesan tidak mau banyak berpikir. Tidak banyak berbeda dengan apa yang tersaji dalam Air Terjun Pengantin, film ini hanya mengubah tokoh "antagonis" dari psikopat menjadi makhluk halus tradisional Indonesia. Selain itu faktor gadis-gadis seksi yang berpakaian minim dan terjebak di lokasi terpencil masih dipertahankan oleh Rizal. Satu-satunya hal baru yang ditampilkannya adalah sosok dedemit yang memburu dengan cara berjalan mundur ataupun kayang. Menarik atau aneh? Entahlah. Ilustrasi musik dan penampakan hantu sedikit banyak mengingatkan kita pada trilogi Kuntilanak yang laris itu, hanya saja tanpa nyanyian pemanggilan. Dari segi cast, Fahrani seperti biasa bermain dengan karakter yang kuat, itupun mungkin karena skrip mempercayakan porsi yang lebih padanya. Sedangkan yang lain tidak terlalu terekspos secara maksimal termasuk Dallas dan Rebecca yang sebenarnya cukup mencuri perhatian. Jika anda perhatikan, suasana malam terasa sangat panjang dalam film, kontras dengan siang yang terasa sekejap saja. Tujuannya jelas menakuti-nakuti penonton yang mungkin di beberapa sekuens cukup berhasil. Kesimpulannya Taring bukan film yang akan diingat terus oleh audiens apalagi endingnya yang dipaksakan gantung seperti biasa walaupun kurang relevan. Cape rasanya!
Durasi:
80 menit
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa
XL #PerempuanHebat for Kartini Day
THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day
Jumat, 30 April 2010
Kamis, 29 April 2010
AKIBAT PERGAULAN BEBAS : Seksinya Dunia Malam Kaum Metropolitan
Storyline:
Kanya, Dinda dan Zizi yang bersahabat sama-sama terhempas dalam bebasnya kehidupan kaum muda metropolitan. Kanya menjadi cewek panggilan dan menghasut Dinda untuk terjun juga. Awalnya menolak tapi karena kesulitan ekonomi, Dinda akhirnya terjerumus juga apalagi dijanjikan menjadi fotografer terkenal oleh Boy. Zizi juga menjadi simpanan pria beristri bernama Roy hingga berakibat kehamilan tanpa tahu siapa yang harus bertanggungjawab. Sementara itu Gladys yang berpacaran dengan Boni juga terseret dilema yang menghubungkannya dengan Kanya dan Dinda. Akankah pada akhirnya masing-masing dapat sadar dan kembali ke jalan yang benar?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Mitra Pictures dan gala premierenya diselenggarakan di Planet Hollywood tanggal 26 Maret yang lalu.
Cast:
Uli Auliani sebagai Kanya
Samuel Zylgwyn sebagai Boni
Sabai Morscheck sebagai Gladys
Leylarey Lesesne sebagai Dinda
Smitha Anjani sebagai Zizi
Diramaikan pula oleh Ray Sahetapy dan Yama Carlos.
Director:
Pernah diakui kepiawaiannya dalam Ekskul (2006) yang menggondol Piala Citra walau akhirnya dicabut itu membuat nama Nayato Fio Nuala sukses bertahan hingga saat ini dengan film-film yang hampir seragam.
Comment:
Dari pembuka saya merasa 80% tema film yang ditulis oleh Puguh P.S. Atmadja ini sama persis dgn 18+ sehingga konsentrasi saya tidak terpaku pada layar lagi melainkan pada ponsel RIM dan snack yang saya bawa. Ya tiga sahabat putri dengan dinamika hidupnya masing-masing yg tersentralisasi pada gaya metropolitan yaitu dugem, seks, drugs dengan berbagai motif mulai dari uang, pelarian, kesepian, kesenangan dsb dimana pada akhirnya mereka saling berseteru dan berjuang satu sama lain. Lagi-lagi saya bisa mengatakan betapa berbakatnya seorang Nayato dalam mendirect gambar-gambar yang bagus dengan pendekatan angle-angle yang menarik. Hanya saja talentanya kembali terbuang sia-sia karena tidak berani menyuguhkan sesuatu yang baru dan lebih berbobot! Akting para pemainnya juga tidak banyak membantu. Yang tidak masuk akal, hampir semua aktifitas yang dilakukan para aktornya disini diharuskan tanpa baju alias shirtless? Hm, Akibat Pergaulan Bebas yang diembel-embeli terinspirasi dari berbagai kisah nyata merupakan remake atau spin-off yang jelas gagal yang cuma menjual adegan-adegan syur yang sudah tergunting sensor pula.
Durasi:
85 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa
Kanya, Dinda dan Zizi yang bersahabat sama-sama terhempas dalam bebasnya kehidupan kaum muda metropolitan. Kanya menjadi cewek panggilan dan menghasut Dinda untuk terjun juga. Awalnya menolak tapi karena kesulitan ekonomi, Dinda akhirnya terjerumus juga apalagi dijanjikan menjadi fotografer terkenal oleh Boy. Zizi juga menjadi simpanan pria beristri bernama Roy hingga berakibat kehamilan tanpa tahu siapa yang harus bertanggungjawab. Sementara itu Gladys yang berpacaran dengan Boni juga terseret dilema yang menghubungkannya dengan Kanya dan Dinda. Akankah pada akhirnya masing-masing dapat sadar dan kembali ke jalan yang benar?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Mitra Pictures dan gala premierenya diselenggarakan di Planet Hollywood tanggal 26 Maret yang lalu.
Cast:
Uli Auliani sebagai Kanya
Samuel Zylgwyn sebagai Boni
Sabai Morscheck sebagai Gladys
Leylarey Lesesne sebagai Dinda
Smitha Anjani sebagai Zizi
Diramaikan pula oleh Ray Sahetapy dan Yama Carlos.
Director:
Pernah diakui kepiawaiannya dalam Ekskul (2006) yang menggondol Piala Citra walau akhirnya dicabut itu membuat nama Nayato Fio Nuala sukses bertahan hingga saat ini dengan film-film yang hampir seragam.
Comment:
Dari pembuka saya merasa 80% tema film yang ditulis oleh Puguh P.S. Atmadja ini sama persis dgn 18+ sehingga konsentrasi saya tidak terpaku pada layar lagi melainkan pada ponsel RIM dan snack yang saya bawa. Ya tiga sahabat putri dengan dinamika hidupnya masing-masing yg tersentralisasi pada gaya metropolitan yaitu dugem, seks, drugs dengan berbagai motif mulai dari uang, pelarian, kesepian, kesenangan dsb dimana pada akhirnya mereka saling berseteru dan berjuang satu sama lain. Lagi-lagi saya bisa mengatakan betapa berbakatnya seorang Nayato dalam mendirect gambar-gambar yang bagus dengan pendekatan angle-angle yang menarik. Hanya saja talentanya kembali terbuang sia-sia karena tidak berani menyuguhkan sesuatu yang baru dan lebih berbobot! Akting para pemainnya juga tidak banyak membantu. Yang tidak masuk akal, hampir semua aktifitas yang dilakukan para aktornya disini diharuskan tanpa baju alias shirtless? Hm, Akibat Pergaulan Bebas yang diembel-embeli terinspirasi dari berbagai kisah nyata merupakan remake atau spin-off yang jelas gagal yang cuma menjual adegan-adegan syur yang sudah tergunting sensor pula.
Durasi:
85 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa
Rabu, 28 April 2010
BANGKOK TRAFFIC LOVE STORY : Mencari Cinta Di Kota Bangkok Yang Sibuk
Storyline:
Gadis 30 tahun, Mei Li berjuang menemukan cinta sejatinya. Kedua orangtua dan neneknya kerapkali mempertanyakan calon jodoh Mei Li yang terus menerus menghindar. Saat tidak sengaja kecelakaan saat mabuk mengendarai, Mei Li malah berjumpa pria tampan bernama Lung (alias Paman). Perjumpaan singkat itu begitu membekas di dada Mei Li. Hingga lewat beberapa kesempatan mereka bertemu kembali termasuk dalam perjalanan pulang pergi kerja menggunakan kereta BTS yang sangat padat arus itu. Sadar bahwa mungkin pria inilah yang tepat, Mei Li berjuang mendapatkan Lung dengan segala rintangan yang menghadang.
Nice-to-know:
Diproduksi oleh GMM Tai Hub, sang sutradara juga bekerjasama dengan Benjamaporn Srabua dan Navapol Thamrongruttanarit untuk menulis skripnya.
Act:
Sirin Horwang sebagai Mei Li
Theeradej Wongpuapan sebagai Lung
Unsumalin Sirasakpatharamaetha sebagai Plern
Director:
Garapan perdananya, My Girl alias Fan Chan (2003) yang diproduksi di Singapore membuat nama Adisorn Trisirikasem melejit. Rot fai faa.. Maha na ter alias Bangkok Traffic Love Story adalah film ketiganya.
Comment:
Saat mengetahui film ini menjadi yang terlaris di Thailand pada tahun 2009 mengalahkan horor terfavorit saya Phobia 2 yang lebih diunggulkan itu, penasaran juga apa keistimewaannya sih? Dibuka dengan pengenalan terhadap keluarga dan sahabat-sahabat Mei Li, film ini memang sedikit "berbeda" di awal karena mengingatkan saya akan film-film Singapore karya Jack Neo tetapi di akhir sedikit bernuansa film-film romantis Korea. Namun secara keseluruhan tetap setia pada akar budaya Thailand termasuk saat memperlihatkan festival tahunan Songkran yang terkenal itu berikut setting Stasiun MRT yang sibuk, Planetarium Bangkok hingga Bandara Internasional Suvarnabhumi. Setelah pengenalan pada tokoh "Paman" alias Lung, drama komedi romantis ini terasa lebih "hidup". Karakter Mei Li yang lugu dan kikuk sangat pas chemistrynya dengan Lung yang sabar dan dewasa. Sirin dan Theeradej benar-benar mampu membuat penonton bersinergi dengan karakter yang mereka mainkan. Tidak heran jika dalam People's Choice Awards 2009 di Thailand, mereka memenangkan kategori aktor-aktris terbaik di luar film terbaik. Plot ceritanya sederhana tetapi disajikan dengan gaya yang unik dan penggalian karakter yang cukup matang. Endingnya juga tidak klise. Walau berdurasi cukup panjang, BTS akan membuat anda tertawa sekaligus terharu akan hangatnya kisah cinta yang mengajarkan bahwa kesempatan dua orang yang saling mencintai untuk bersama itu tidak mudah, bahwa rencana terbaik yang disusun tidak selalu berjalan sempurna.
Durasi:
120 menit
Asian Box Office:
THB 142,890,000 in Thailand till Dec 2009.
Overall:
8 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Gadis 30 tahun, Mei Li berjuang menemukan cinta sejatinya. Kedua orangtua dan neneknya kerapkali mempertanyakan calon jodoh Mei Li yang terus menerus menghindar. Saat tidak sengaja kecelakaan saat mabuk mengendarai, Mei Li malah berjumpa pria tampan bernama Lung (alias Paman). Perjumpaan singkat itu begitu membekas di dada Mei Li. Hingga lewat beberapa kesempatan mereka bertemu kembali termasuk dalam perjalanan pulang pergi kerja menggunakan kereta BTS yang sangat padat arus itu. Sadar bahwa mungkin pria inilah yang tepat, Mei Li berjuang mendapatkan Lung dengan segala rintangan yang menghadang.
Nice-to-know:
Diproduksi oleh GMM Tai Hub, sang sutradara juga bekerjasama dengan Benjamaporn Srabua dan Navapol Thamrongruttanarit untuk menulis skripnya.
Act:
Sirin Horwang sebagai Mei Li
Theeradej Wongpuapan sebagai Lung
Unsumalin Sirasakpatharamaetha sebagai Plern
Director:
Garapan perdananya, My Girl alias Fan Chan (2003) yang diproduksi di Singapore membuat nama Adisorn Trisirikasem melejit. Rot fai faa.. Maha na ter alias Bangkok Traffic Love Story adalah film ketiganya.
Comment:
Saat mengetahui film ini menjadi yang terlaris di Thailand pada tahun 2009 mengalahkan horor terfavorit saya Phobia 2 yang lebih diunggulkan itu, penasaran juga apa keistimewaannya sih? Dibuka dengan pengenalan terhadap keluarga dan sahabat-sahabat Mei Li, film ini memang sedikit "berbeda" di awal karena mengingatkan saya akan film-film Singapore karya Jack Neo tetapi di akhir sedikit bernuansa film-film romantis Korea. Namun secara keseluruhan tetap setia pada akar budaya Thailand termasuk saat memperlihatkan festival tahunan Songkran yang terkenal itu berikut setting Stasiun MRT yang sibuk, Planetarium Bangkok hingga Bandara Internasional Suvarnabhumi. Setelah pengenalan pada tokoh "Paman" alias Lung, drama komedi romantis ini terasa lebih "hidup". Karakter Mei Li yang lugu dan kikuk sangat pas chemistrynya dengan Lung yang sabar dan dewasa. Sirin dan Theeradej benar-benar mampu membuat penonton bersinergi dengan karakter yang mereka mainkan. Tidak heran jika dalam People's Choice Awards 2009 di Thailand, mereka memenangkan kategori aktor-aktris terbaik di luar film terbaik. Plot ceritanya sederhana tetapi disajikan dengan gaya yang unik dan penggalian karakter yang cukup matang. Endingnya juga tidak klise. Walau berdurasi cukup panjang, BTS akan membuat anda tertawa sekaligus terharu akan hangatnya kisah cinta yang mengajarkan bahwa kesempatan dua orang yang saling mencintai untuk bersama itu tidak mudah, bahwa rencana terbaik yang disusun tidak selalu berjalan sempurna.
Durasi:
120 menit
Asian Box Office:
THB 142,890,000 in Thailand till Dec 2009.
Overall:
8 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Senin, 26 April 2010
DEMI DEWI : Anak Adalah Segala-galanya
Storyline:
Suatu pagi saat hendak mengantar suaminya Terry berangkat kerja, Adara malah menyaksikan putri kesayangannya Dewi diculik oleh pria bermantel yang belakangan diketahui bernama Leo. Tujuannya adalah uang tebusan yang nyaris bernilai setengah miliar rupiah. Adara sebetulnya lebih mencemaskan kondisi Dewi yang menderita asma. Di lain pihak Leo begitu memperhatikan Dewi yang mengingatkannya pada putri ciliknya, Satin yang meninggal karena sakit dan tidak memiliki biaya untuk membayar operasi. Bagaimana sesungguhnya masa lalu kedua orang yang tidak saling mengenal tersebut? Berhasilkah Dewi diselamatkan meskipun Adara harus mempertaruhkan segalanya?
Nice-to-know:
Press conferencenya dilangsungkan di Soho Cafe dan ditutup dengan gala premiernya yang cukup megah di Senayan City XXI 26 Maret yang lalu.
Cast:
Cukup lama absen di layar lebar, Winky Wiryawan ternyata masih konsisten berakting dalam memerankan tokoh penculik humanis bernama Leo yang menjadi gagap setelah berduka akibat kehilangan putri semata wayangnya, Satin.
Pernah mendukung Rasa yang juga diproduksi oleh Magma Entertainment, Wulan Guritno yang tengah hamil muda kebagian karakter Adara yang jago berkelahi dan punya masa lalu memilukan.
Didukung pula oleh Widyawati, Ray Sahetappy, Volland Humonggio dan Bulan Ayu sebagai si kecil Dewi yang menderita asma.
Director:
Charles Gozali sebelumnya menggarap film Rasa (2009) yang mengusung duet Christian Sugiono dan Pevita Pearce tersebut.
Comment:
Trailernya bisa dibilang menarik karena banyak bermuatan adegan aksi. Namun mengingat kualitas RASA yang jauh di bawah standar itu, saya sempat apatis. Nyatanya Demi Dewi hanya sebatas memenuhi standarisasi film nasional saja. Plot cerita yang sebenarnya cukup menarik itu tidak tergarap dengan maksimal. Tone yang digunakan sepanjang film terasa datar-datar saja meskipun tensinya turun naik. Perpindahan antar scene nya meski rasional tapi terasa kurang mulus sekuensnya. Dari segi cast, Wulan tampil cukup berani disini dengan melakukan beberapa adegan berbahaya walau sedang hamil muda. Winky juga tidak terlalu mengecewakan karena berhasil menampilkan karakterisasi seorang ayah yang bertolak belakang dengan kehidupan aslinya. Beberapa musik latar dari suara d'Masiv rasanya terlalu berusaha mendramatisasi, sayangnya lagu-lagu tersebut sudah terlalu dikenal masyarakat. Namun usaha yang sudah dilakukan Charles bolehlah diapresiasi karena berusaha menampilkan sisi humanisme ibu dan anak ataupun ayah dan anak, belum lagi perjuangan seseorang yang bermasa lalu kelam untuk tetap tegar berdiri dengan menata hidup yang baru. Saksikan film ini jika anda kangen akan film aksi lokal.
Durasi:
90 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa
Suatu pagi saat hendak mengantar suaminya Terry berangkat kerja, Adara malah menyaksikan putri kesayangannya Dewi diculik oleh pria bermantel yang belakangan diketahui bernama Leo. Tujuannya adalah uang tebusan yang nyaris bernilai setengah miliar rupiah. Adara sebetulnya lebih mencemaskan kondisi Dewi yang menderita asma. Di lain pihak Leo begitu memperhatikan Dewi yang mengingatkannya pada putri ciliknya, Satin yang meninggal karena sakit dan tidak memiliki biaya untuk membayar operasi. Bagaimana sesungguhnya masa lalu kedua orang yang tidak saling mengenal tersebut? Berhasilkah Dewi diselamatkan meskipun Adara harus mempertaruhkan segalanya?
Nice-to-know:
Press conferencenya dilangsungkan di Soho Cafe dan ditutup dengan gala premiernya yang cukup megah di Senayan City XXI 26 Maret yang lalu.
Cast:
Cukup lama absen di layar lebar, Winky Wiryawan ternyata masih konsisten berakting dalam memerankan tokoh penculik humanis bernama Leo yang menjadi gagap setelah berduka akibat kehilangan putri semata wayangnya, Satin.
Pernah mendukung Rasa yang juga diproduksi oleh Magma Entertainment, Wulan Guritno yang tengah hamil muda kebagian karakter Adara yang jago berkelahi dan punya masa lalu memilukan.
Didukung pula oleh Widyawati, Ray Sahetappy, Volland Humonggio dan Bulan Ayu sebagai si kecil Dewi yang menderita asma.
Director:
Charles Gozali sebelumnya menggarap film Rasa (2009) yang mengusung duet Christian Sugiono dan Pevita Pearce tersebut.
Comment:
Trailernya bisa dibilang menarik karena banyak bermuatan adegan aksi. Namun mengingat kualitas RASA yang jauh di bawah standar itu, saya sempat apatis. Nyatanya Demi Dewi hanya sebatas memenuhi standarisasi film nasional saja. Plot cerita yang sebenarnya cukup menarik itu tidak tergarap dengan maksimal. Tone yang digunakan sepanjang film terasa datar-datar saja meskipun tensinya turun naik. Perpindahan antar scene nya meski rasional tapi terasa kurang mulus sekuensnya. Dari segi cast, Wulan tampil cukup berani disini dengan melakukan beberapa adegan berbahaya walau sedang hamil muda. Winky juga tidak terlalu mengecewakan karena berhasil menampilkan karakterisasi seorang ayah yang bertolak belakang dengan kehidupan aslinya. Beberapa musik latar dari suara d'Masiv rasanya terlalu berusaha mendramatisasi, sayangnya lagu-lagu tersebut sudah terlalu dikenal masyarakat. Namun usaha yang sudah dilakukan Charles bolehlah diapresiasi karena berusaha menampilkan sisi humanisme ibu dan anak ataupun ayah dan anak, belum lagi perjuangan seseorang yang bermasa lalu kelam untuk tetap tegar berdiri dengan menata hidup yang baru. Saksikan film ini jika anda kangen akan film aksi lokal.
Durasi:
90 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa
Minggu, 25 April 2010
SOLOMON KANE : Kembali Ke Jati Diri Demi Membalas Dendam
Quotes:
Malachi-Why do you care for her? You came here to save your soul.
Solomon Kane-She IS my soul.
Storyline:
Saat armada Queen Elizabeth I melawan Spanyol di Afrika, Solomon Kane bertemu Raja Iblis yang menakdirkannya sebagai penghuni neraka! Setelah lolos, Kane bersumpah menghindari kejahatan untuk menebus dosa masa lalunya. Di perjalanan, Kane bertemu suami istri Puritan, William-Katherine Crowthorn dengan dua anaknya, Meredith dan Samuel yang sangat baik padanya. Sayangnya pendeta yang berubah menjadi penyihir Malachi menculik Meredith dan membantai keluarganya. Kini pilihan ada di tangan Kane apakah mau mengangkat senjata dan kembali pada gayanya di masa lalu sebagai pembantai sejati demi menyelamatkan Meredith yang akan dikorbankan demi kebangkitan monster neraka?
Nice-to-know:
Konon Solomon Kane merupakan karakter fiktif pada abad ke-17 yang diciptakan oleh penulis era munculnya kertas, Robert E. Howard.
Cast:
Aktor kelahiran Inggris, James Purefoy selama ini lebih banyak tampil di serial televisi termasuk Rome (2005-2007). Disini ia memerankan Solomon Kane, petarung sejati yang memiliki masa lalu kelam.
Gadis yang harus diselamatkannya, Meredith dimainkan oleh Rachel Hurd-Wood.
Karakter antagonis penyihir Malachi dan Marcus dijiwai oleh Jason Flemyng dan Samuel Roukin.
Director:
Michael J. Bassett sebelum ini mengarahkan Wilderness (2006). Solomon Kane ini adalah film ketiganya sejah ini.
Comment:
Mungkin sebagian orang pernah mengenal video game Dark Watch ataupun Legacy of Kane, tetapi film ini justru didasarkan pada novel grafis atau komik. Temanya merupakan gabungan penyihir dan ahli pedang di abad kegelapan. Atmosfernya bahkan mengingatkan pada 300. Namun jika menilik jalan cerita keseluruhan, pria kekerasan yang berusaha menolak kekerasan, bertemu keluarga yang bersahat yang akhirnya terbunuh lantas kembali ke cara kekerasan untuk membalaskan dendam. Aneh bukan? Beberapa adegan sadis bahkan terkesan over karena ditampilkan berulang-ulang dengan scene yang kurang lebih sama. Akting para pemainnya juga terkesan standar kalau tidak mau disebut below par. Purefoy kadang terlihat tua, kadang terasa dimudakan. Hurd-Wood juga terkesan terlalu belia sebagai Meredith. Ketidak konsistenan juga tercermin dari karakter antagonisnya Malachi dan Markus yang on-off sepanjang film. Nyaris tidak ada dialog berisi antar tokoh-tokohnya apalagi pendalaman masa lalu yang jelas sebagai pendukung cerita. Adegan penyaliban juga dirasa tidak relevan dalam film yang juga terlalu berusaha membawa-bawa unsur relijius ini. Anda yang rindu film bertemakan penyihir di abad pertengahan dengan jalinan cerita yang misterius diakhiri pertarungan seru di ending sebaiknya berpikir lagi jika ingin menemukan hal-hal tersebut dalam Solomon Kane.
Durasi:
95 menit
Europe Box Office:
£1,134,564 in UK til Mar 2010.
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Malachi-Why do you care for her? You came here to save your soul.
Solomon Kane-She IS my soul.
Storyline:
Saat armada Queen Elizabeth I melawan Spanyol di Afrika, Solomon Kane bertemu Raja Iblis yang menakdirkannya sebagai penghuni neraka! Setelah lolos, Kane bersumpah menghindari kejahatan untuk menebus dosa masa lalunya. Di perjalanan, Kane bertemu suami istri Puritan, William-Katherine Crowthorn dengan dua anaknya, Meredith dan Samuel yang sangat baik padanya. Sayangnya pendeta yang berubah menjadi penyihir Malachi menculik Meredith dan membantai keluarganya. Kini pilihan ada di tangan Kane apakah mau mengangkat senjata dan kembali pada gayanya di masa lalu sebagai pembantai sejati demi menyelamatkan Meredith yang akan dikorbankan demi kebangkitan monster neraka?
Nice-to-know:
Konon Solomon Kane merupakan karakter fiktif pada abad ke-17 yang diciptakan oleh penulis era munculnya kertas, Robert E. Howard.
Cast:
Aktor kelahiran Inggris, James Purefoy selama ini lebih banyak tampil di serial televisi termasuk Rome (2005-2007). Disini ia memerankan Solomon Kane, petarung sejati yang memiliki masa lalu kelam.
Gadis yang harus diselamatkannya, Meredith dimainkan oleh Rachel Hurd-Wood.
Karakter antagonis penyihir Malachi dan Marcus dijiwai oleh Jason Flemyng dan Samuel Roukin.
Director:
Michael J. Bassett sebelum ini mengarahkan Wilderness (2006). Solomon Kane ini adalah film ketiganya sejah ini.
Comment:
Mungkin sebagian orang pernah mengenal video game Dark Watch ataupun Legacy of Kane, tetapi film ini justru didasarkan pada novel grafis atau komik. Temanya merupakan gabungan penyihir dan ahli pedang di abad kegelapan. Atmosfernya bahkan mengingatkan pada 300. Namun jika menilik jalan cerita keseluruhan, pria kekerasan yang berusaha menolak kekerasan, bertemu keluarga yang bersahat yang akhirnya terbunuh lantas kembali ke cara kekerasan untuk membalaskan dendam. Aneh bukan? Beberapa adegan sadis bahkan terkesan over karena ditampilkan berulang-ulang dengan scene yang kurang lebih sama. Akting para pemainnya juga terkesan standar kalau tidak mau disebut below par. Purefoy kadang terlihat tua, kadang terasa dimudakan. Hurd-Wood juga terkesan terlalu belia sebagai Meredith. Ketidak konsistenan juga tercermin dari karakter antagonisnya Malachi dan Markus yang on-off sepanjang film. Nyaris tidak ada dialog berisi antar tokoh-tokohnya apalagi pendalaman masa lalu yang jelas sebagai pendukung cerita. Adegan penyaliban juga dirasa tidak relevan dalam film yang juga terlalu berusaha membawa-bawa unsur relijius ini. Anda yang rindu film bertemakan penyihir di abad pertengahan dengan jalinan cerita yang misterius diakhiri pertarungan seru di ending sebaiknya berpikir lagi jika ingin menemukan hal-hal tersebut dalam Solomon Kane.
Durasi:
95 menit
Europe Box Office:
£1,134,564 in UK til Mar 2010.
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Sabtu, 24 April 2010
TOY STORY 1-2 : Teknologi 3D Simpel Dengan Penceritaan Yang Kaya
Quotes:
Buzz-To infinity, and beyond!
Woody-Pull my string! The birthday party's today?
Storyline:
Pertama-Seorang anak laki-laki bernama Andy senang sekali bermain dengan mainan lamanya, si koboi Woody dan barunya dan si astronot Buzz. Tanpa diduga selagi ditinggal pemiliknya, mainan-mainan tersebut hidup dan saling berbicara satu sama lain. Bisa ditebak saat Woody cemburu pada kehadiran Buzz. Mereka bertengkar dan terlempar dari mobil keluarga Andy. Bagaimana pada akhirnya Woody dan Buzz dapat bekerjasama untuk kembali sekaligus menghindari si penghancur boneka, Sid Phillips.
Kedua-Lengan Woody yang rusak membuatnya nyaris terdampar di acara cuci gudang keluarga Andy. Disitulah ia dicuri oleh Al McWiggin, pengoleksi dan pemilik toko mainan "Al's Toy Barn" yang membawanya bertemu si koboi wanita Jessie, kuda cerdas Bullseye dan si penambang tua Stinky Pete. Al bertekad memamerkan mereka semua di pameran mainan megah di Jepang. Kinilah tugas Buzz Lightyear dkk untuk membawa Woody yang tengah dilema kembali ke tangan Andy.
Nice-to-know:
Animasi yang rencananya diberi judul You Are A ToyFirst ini merupakan film pertama yang durasi penuhnya dikerjakan komputer dimana masing-masing frame membutuhkan 4-13 jam pengerjaannya tergantung tingkat kesulitannya!
Voice:
Tom Hanks sebagai Woody
Tim Allen sebagai Buzz Lightyear
Joan Cusack sebagai Jessie the Yodeling Cowgirl
Kelsey Grammer sebagai Stinky Pete the Prospector
Don Rickles sebagai Mr. Potato Head
Jim Varney sebagai Slinky Dog
Wallace Shawn sebagai Rex the Green Dinosaur
John Ratzenberger sebagai Hamm the Piggy Bank
Annie Potts sebagai Bo Peep
Wayne Knight sebagai Al the Toy Collector
John Morris sebagai Andy
Director:
Pria bertanggal lahir 12 Januari 1957 bernama John Lasseter ini pernah meraih Oscar 1989 kategori Best Short Film, Animated bersama William Reeves dalam Tin Toy (1988).
Comment:
Dwilogi Toy Story merupakan pionernya animasi hidup alias 3 dimensi. Dan hebatnya pada saat itu bias dikatakan berjudi karena melawan tren yang ada dengan bujet yang luar biasa besar. Hasilnya? Mendapat sambutan hangat dari publik dimanapun ditayangkan dan sukses kualitas sekaligus komersil hingga dianggap salah satu karya animasi terbaik yang pernah ada hingga saat ini. Tahun 2010 ini sebelum diedarkan jilid ketiganya, Toy Story (1995) dan Toy Story 2 (1999) digabung menjadi satu film dan disempurnakan dengan kacamata 3D yang sudah menjadi inovasi terbaru dunia perfilman masa kini. Saya tidak akan berkomentar bagaimana bagusnya dwilogi Toy Story disini dengan segala unsur-unsur pendukungnya karena kita semua sudah mengetahuinya. Yang saya cermati adalah konsep 3D yang diusung harus diakui tidak sebagus animasi era 2000an. Hanya beberapa elemen yang ditampilkan menarik, itupun masih menggunakan teknik lama yaitu background object yang berwarna gelap dsb. Jika anda memiliki waktu luang, bolehlah bernostalgia menyaksikan kembali double event ini dan membandingkannya dengan karya-karya 3D tergres. Dan tidak ada salahnya mengajak anak anda atau keponakan anda untuk menonton bersama. Jangan lupa untuk membeli snack ringan ataupun mencukupi perut sebelum memasuki gedung bioskop. Sedikit trivia di antara jeda seri 1 dan 2 nya boleh dibilang cukup menarik!
Durasi:
180 menit
U.S. Box Office:
Toy Story-$221,900,000 till October 2009.
Toy Story 2-$245,823,397 till July 2009.
Overall:
8 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Buzz-To infinity, and beyond!
Woody-Pull my string! The birthday party's today?
Storyline:
Pertama-Seorang anak laki-laki bernama Andy senang sekali bermain dengan mainan lamanya, si koboi Woody dan barunya dan si astronot Buzz. Tanpa diduga selagi ditinggal pemiliknya, mainan-mainan tersebut hidup dan saling berbicara satu sama lain. Bisa ditebak saat Woody cemburu pada kehadiran Buzz. Mereka bertengkar dan terlempar dari mobil keluarga Andy. Bagaimana pada akhirnya Woody dan Buzz dapat bekerjasama untuk kembali sekaligus menghindari si penghancur boneka, Sid Phillips.
Kedua-Lengan Woody yang rusak membuatnya nyaris terdampar di acara cuci gudang keluarga Andy. Disitulah ia dicuri oleh Al McWiggin, pengoleksi dan pemilik toko mainan "Al's Toy Barn" yang membawanya bertemu si koboi wanita Jessie, kuda cerdas Bullseye dan si penambang tua Stinky Pete. Al bertekad memamerkan mereka semua di pameran mainan megah di Jepang. Kinilah tugas Buzz Lightyear dkk untuk membawa Woody yang tengah dilema kembali ke tangan Andy.
Nice-to-know:
Animasi yang rencananya diberi judul You Are A ToyFirst ini merupakan film pertama yang durasi penuhnya dikerjakan komputer dimana masing-masing frame membutuhkan 4-13 jam pengerjaannya tergantung tingkat kesulitannya!
Voice:
Tom Hanks sebagai Woody
Tim Allen sebagai Buzz Lightyear
Joan Cusack sebagai Jessie the Yodeling Cowgirl
Kelsey Grammer sebagai Stinky Pete the Prospector
Don Rickles sebagai Mr. Potato Head
Jim Varney sebagai Slinky Dog
Wallace Shawn sebagai Rex the Green Dinosaur
John Ratzenberger sebagai Hamm the Piggy Bank
Annie Potts sebagai Bo Peep
Wayne Knight sebagai Al the Toy Collector
John Morris sebagai Andy
Director:
Pria bertanggal lahir 12 Januari 1957 bernama John Lasseter ini pernah meraih Oscar 1989 kategori Best Short Film, Animated bersama William Reeves dalam Tin Toy (1988).
Comment:
Dwilogi Toy Story merupakan pionernya animasi hidup alias 3 dimensi. Dan hebatnya pada saat itu bias dikatakan berjudi karena melawan tren yang ada dengan bujet yang luar biasa besar. Hasilnya? Mendapat sambutan hangat dari publik dimanapun ditayangkan dan sukses kualitas sekaligus komersil hingga dianggap salah satu karya animasi terbaik yang pernah ada hingga saat ini. Tahun 2010 ini sebelum diedarkan jilid ketiganya, Toy Story (1995) dan Toy Story 2 (1999) digabung menjadi satu film dan disempurnakan dengan kacamata 3D yang sudah menjadi inovasi terbaru dunia perfilman masa kini. Saya tidak akan berkomentar bagaimana bagusnya dwilogi Toy Story disini dengan segala unsur-unsur pendukungnya karena kita semua sudah mengetahuinya. Yang saya cermati adalah konsep 3D yang diusung harus diakui tidak sebagus animasi era 2000an. Hanya beberapa elemen yang ditampilkan menarik, itupun masih menggunakan teknik lama yaitu background object yang berwarna gelap dsb. Jika anda memiliki waktu luang, bolehlah bernostalgia menyaksikan kembali double event ini dan membandingkannya dengan karya-karya 3D tergres. Dan tidak ada salahnya mengajak anak anda atau keponakan anda untuk menonton bersama. Jangan lupa untuk membeli snack ringan ataupun mencukupi perut sebelum memasuki gedung bioskop. Sedikit trivia di antara jeda seri 1 dan 2 nya boleh dibilang cukup menarik!
Durasi:
180 menit
U.S. Box Office:
Toy Story-$221,900,000 till October 2009.
Toy Story 2-$245,823,397 till July 2009.
Overall:
8 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Jumat, 23 April 2010
VERTIGE : Petualangan Outdoor Berakhir Mimpi Buruk
Storyline:
Lima sekawan yaitu Chloe, Guillaume, Fred, Karine, Loic sedang berlibur dengan mengunjungi pegunungan di daerah Zagreb yang sudah lama ditinggalkan karena masa perbaikan. Chloe menjalin hubungan dengan Loic setelah dulu berpisah dengan Guillaume. Fred dan Karine sendiri merupakan pasangan kekasih yang sangat enerjik. Pendakian tersebut berjalan penuh rintangan dan nyaris membahayakan nyawa mereka. Setelah bersusah payah sampai di puncak, ternyata rute sudah lama ditutup. Saat kebingungan, tiba-tiba seseorang atau sesuatu menyerang mereka dan mimpi buruk pun dimulai saat bertahan hidup menjadi pilihan yang sangat sulit!
Nice-to-know:
Diberi judul internasional High Lane untuk peredaran dunianya.
Cast:
Fanny Valette sebagai Chloé
Johan Libéreau sebagai Loïc
Raphaël Lenglet sebagai Guillaume
Nicolas Giraud sebagai Fred
Maud Wyler sebagai Karine
Justin Blanckaert sebagai Anton
Director:
Merupakan film layar lebar ketiga bagi Abel Ferry setelah dua karya sebelumnya yang juga buatan Perancis diluncurkan pada tahun 2001 dan 2004.
Comment:
Di bagian awal dibuka dengan lagu Alright dari Supergrass yang mengiringi perjalanan kelima muda-mudi tersebut membawa suasana santai yang membuat penonton menerka-nerka akan kemana arah film ini bergulir. Saya yakin sebagian besar audiens akan menerka ini film petualangan outdoor seperti halnya saya tetapi saat mencermati posternya dan melihat ada noda darah membuat saya curiga genre slasher dibaliknya. Dugaan saya ternyata tidak salah! Separuh pertama film, kita akan diajak melihat lanskap pegunungan yang terjal dari berbagai angle kamera yang tidak biasa. Adrenalin pun akan terpacu. Disini saya acungkan jempol pada sutradara Abel yang juga hadir pada malam pemutaran Sinema Perancis di fX itu. Namun bagian kedua, sisi terdalam masing-masing karakter disini akan diekspos saat mereka mencari "selamat" dan adegan-adegan bersimbah darah pun mulai mengalir deras. Tentunya yang sudah menonton Wrong Turn, Descent atau Hills Have Eyes tidak akan merasa asing lagi.
Para penonton pun mulai berteriak-teriak geregetan selayaknya para cast yang aktingnya sudah kehilangan kewajarannya. Sesungguhnya antagonisnya terlihat lemah apalagi cuma sendiri saja dalam memburu kawanan grup tersebut. Rasanya sayang melihat pembukaan film yang sedemikian mencengangkan ditutup dengan pembantaian yang dieksekusi dengan miskin. Walau demikian, Vertige tetap menarik untuk ditonton terutama penggemar slasher thriller non Hollywood.
Durasi:
80 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Lima sekawan yaitu Chloe, Guillaume, Fred, Karine, Loic sedang berlibur dengan mengunjungi pegunungan di daerah Zagreb yang sudah lama ditinggalkan karena masa perbaikan. Chloe menjalin hubungan dengan Loic setelah dulu berpisah dengan Guillaume. Fred dan Karine sendiri merupakan pasangan kekasih yang sangat enerjik. Pendakian tersebut berjalan penuh rintangan dan nyaris membahayakan nyawa mereka. Setelah bersusah payah sampai di puncak, ternyata rute sudah lama ditutup. Saat kebingungan, tiba-tiba seseorang atau sesuatu menyerang mereka dan mimpi buruk pun dimulai saat bertahan hidup menjadi pilihan yang sangat sulit!
Nice-to-know:
Diberi judul internasional High Lane untuk peredaran dunianya.
Cast:
Fanny Valette sebagai Chloé
Johan Libéreau sebagai Loïc
Raphaël Lenglet sebagai Guillaume
Nicolas Giraud sebagai Fred
Maud Wyler sebagai Karine
Justin Blanckaert sebagai Anton
Director:
Merupakan film layar lebar ketiga bagi Abel Ferry setelah dua karya sebelumnya yang juga buatan Perancis diluncurkan pada tahun 2001 dan 2004.
Comment:
Di bagian awal dibuka dengan lagu Alright dari Supergrass yang mengiringi perjalanan kelima muda-mudi tersebut membawa suasana santai yang membuat penonton menerka-nerka akan kemana arah film ini bergulir. Saya yakin sebagian besar audiens akan menerka ini film petualangan outdoor seperti halnya saya tetapi saat mencermati posternya dan melihat ada noda darah membuat saya curiga genre slasher dibaliknya. Dugaan saya ternyata tidak salah! Separuh pertama film, kita akan diajak melihat lanskap pegunungan yang terjal dari berbagai angle kamera yang tidak biasa. Adrenalin pun akan terpacu. Disini saya acungkan jempol pada sutradara Abel yang juga hadir pada malam pemutaran Sinema Perancis di fX itu. Namun bagian kedua, sisi terdalam masing-masing karakter disini akan diekspos saat mereka mencari "selamat" dan adegan-adegan bersimbah darah pun mulai mengalir deras. Tentunya yang sudah menonton Wrong Turn, Descent atau Hills Have Eyes tidak akan merasa asing lagi.
Para penonton pun mulai berteriak-teriak geregetan selayaknya para cast yang aktingnya sudah kehilangan kewajarannya. Sesungguhnya antagonisnya terlihat lemah apalagi cuma sendiri saja dalam memburu kawanan grup tersebut. Rasanya sayang melihat pembukaan film yang sedemikian mencengangkan ditutup dengan pembantaian yang dieksekusi dengan miskin. Walau demikian, Vertige tetap menarik untuk ditonton terutama penggemar slasher thriller non Hollywood.
Durasi:
80 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Kamis, 22 April 2010
LOVE AND EDELWEISS : Psikopat Obsesif Korban Masa Kecil
Storyline:
Mendapat penyiksaan psikis dan batin semasa kecilnya dari kedua orangtuanya membuat Ryo tumbuh menjadi pemuda psikopat. Perasaan cemburunya selalu memuncak saat melihat Cinta dan Bugi bermesraan. Bugi seringkali terlalu posesif dalam melindungi Cinta yang lama kelamaan merasa terganggu. Di sisi lain, semua kesulitan Cinta selalu berhasil diatasi Ryo. Adik kandung Cinta, Marsha sedikit banyak bersimpati pada Ryo yang dianggapnya pendiam dan introvert. Namun kecurigaan Marsha muncul saat melihat Ryo berkonsultasi secara rutin dengan seorang psikiater wanita. Akankah kegilaan Ryo dapat dihentikan pada akhirnya sekaligus menghindari jatuhnya korban?
Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh Putra Pictures ini diproduseri oleh Putra Permata Januari.
Cast:
Sang psikopat Ryo diperankan oleh Mike Lucock yang mendapat peran utama pertamanya disini.
Kakak beradik Cinta dan Marsha dimainkan oleh Mentari dan Sarah Shafitri.
Didukung pula oleh Aldo Bamar, Meriam Bellina, Sonny Tulung, Ira Wibowo, Donny Kesuma dan Chriss Hatta.
Director:
Merupakan debut penyutradaraan bagi Anto Tanjung yang bekerjasama dengan Beng Irawan dan Ical Hariawan untuk menyuguhkan sesuatu yang beda disini.
Comment:
Film ini awalnya akan ditayangkan akhir tahun lalu tapi entah kenapa ditunda sampai nyaris pertengahan tahun ini. Durasinya yang cukup singkat sempat membuat saya bertanya-tanya apakah ada bagian yang dipangkas? Entahlah. Yang pasti produser dan sutradara berniat mengangkat tema kekerasan dalam rumah tangga yang mungkin berdampak negatif bagi perkembangan psikis anak di masa depannya. Namun tepatkah sarana yang digunakan? Rasanya belum karena potongan-potongan masa lalu hanya ditampilkan sekilas lewat ingatan Ryo saja dan itupun belum cukup kuat untuk menjelaskan motif secara keseluruhan. Mike yang biasa jadi figuran kocak kali ini bermain serius dengan mengubah aksen dan bahasa tubuh seorang psikopat. Usahanya cukup konsisten hingga akhir walau belum bisa dikatakan cemerlang. Alur cerita berusaha dibuat melompat-lompat dengan flashback tapi tidak terlalu efektif untuk menyatukan secara utuh maksud yang ingin disampaikan. Endingnya yang sedikit dipaksakan dengan logika seadanya cukup mengganggu apalagi sampai menampilkan arwah penasaran yang sangat menggelikan dan tidak meninggalkan esensi apapun. Bunga edelweiss hanya dijadikan simbol persahabatan dan keabadian belaka. Alhasil kinerja Love and Edelweiss tidak jauh berbeda dengan FTV ataupun sinetron yang masih miskin dalam bertutur.
Durasi:
80 menit
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa
Mendapat penyiksaan psikis dan batin semasa kecilnya dari kedua orangtuanya membuat Ryo tumbuh menjadi pemuda psikopat. Perasaan cemburunya selalu memuncak saat melihat Cinta dan Bugi bermesraan. Bugi seringkali terlalu posesif dalam melindungi Cinta yang lama kelamaan merasa terganggu. Di sisi lain, semua kesulitan Cinta selalu berhasil diatasi Ryo. Adik kandung Cinta, Marsha sedikit banyak bersimpati pada Ryo yang dianggapnya pendiam dan introvert. Namun kecurigaan Marsha muncul saat melihat Ryo berkonsultasi secara rutin dengan seorang psikiater wanita. Akankah kegilaan Ryo dapat dihentikan pada akhirnya sekaligus menghindari jatuhnya korban?
Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh Putra Pictures ini diproduseri oleh Putra Permata Januari.
Cast:
Sang psikopat Ryo diperankan oleh Mike Lucock yang mendapat peran utama pertamanya disini.
Kakak beradik Cinta dan Marsha dimainkan oleh Mentari dan Sarah Shafitri.
Didukung pula oleh Aldo Bamar, Meriam Bellina, Sonny Tulung, Ira Wibowo, Donny Kesuma dan Chriss Hatta.
Director:
Merupakan debut penyutradaraan bagi Anto Tanjung yang bekerjasama dengan Beng Irawan dan Ical Hariawan untuk menyuguhkan sesuatu yang beda disini.
Comment:
Film ini awalnya akan ditayangkan akhir tahun lalu tapi entah kenapa ditunda sampai nyaris pertengahan tahun ini. Durasinya yang cukup singkat sempat membuat saya bertanya-tanya apakah ada bagian yang dipangkas? Entahlah. Yang pasti produser dan sutradara berniat mengangkat tema kekerasan dalam rumah tangga yang mungkin berdampak negatif bagi perkembangan psikis anak di masa depannya. Namun tepatkah sarana yang digunakan? Rasanya belum karena potongan-potongan masa lalu hanya ditampilkan sekilas lewat ingatan Ryo saja dan itupun belum cukup kuat untuk menjelaskan motif secara keseluruhan. Mike yang biasa jadi figuran kocak kali ini bermain serius dengan mengubah aksen dan bahasa tubuh seorang psikopat. Usahanya cukup konsisten hingga akhir walau belum bisa dikatakan cemerlang. Alur cerita berusaha dibuat melompat-lompat dengan flashback tapi tidak terlalu efektif untuk menyatukan secara utuh maksud yang ingin disampaikan. Endingnya yang sedikit dipaksakan dengan logika seadanya cukup mengganggu apalagi sampai menampilkan arwah penasaran yang sangat menggelikan dan tidak meninggalkan esensi apapun. Bunga edelweiss hanya dijadikan simbol persahabatan dan keabadian belaka. Alhasil kinerja Love and Edelweiss tidak jauh berbeda dengan FTV ataupun sinetron yang masih miskin dalam bertutur.
Durasi:
80 menit
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa
Rabu, 21 April 2010
Le code a changé : Perjamuan Makan Malam Saatnya Berpura-pura
Storyline:
Sepuluh orang bertemu pada tanggal 21 Juni untuk makan malam bersama. Kali ini giliran Lucas dan Sarah kebagian menyelenggarakan di rumah mereka dan mengundang yang lainnya. Beragam visi dan persepsi masing-masing orang terlibat di dalamnya. Sebagian besar berdandan, tertawa, berpose, berbangga, berbagi kenangan dan berencana untuk masa depan. Sebagian kecil cemas dan merasa enggan untuk berterus terang. Saat menuju perjalanan pulang, yang tersisa hanyalah perasaan terpendam dan hal tersebut akan berulang-ulang setiap tahunnya.
Nice-to-know:
Visa Perancis #118494 dikeluarkan pada tanggal 23 Januari 2009.
Cast:
Karin Viard sebagai Marie-Laurence 'ML' Claverne
Dany Boon sebagai Piotr
Marina Foïs sebagai Mélanie Carcassonne
Patrick Bruel sebagai Le docteur Alain Carcassonne
Emmanuelle Seigner sebagai Sarah Mattei
Christopher Thompson sebagai Lucas Mattei
Director:
Danièle Thompson pernah dinominasikan Oscar 1977 untuk kategori Best Writing, Screenplay Written Directly for the Screen bersama Jean Charles Tacchella lewat film Cousin Cousine (1975).
Comment:
Seperti film Perancis pada umumnya, orang-orang banyak berbicara. Itulah salah satu budaya dasarnya dan seringkali mereka melakukan itu secara terbuka di kehidupan nyata sekalipun seperti digambarkan film ini. Itulah yang menarik disini saat 10 orang dengan karakter berbeda-beda saling berbagi kisah hidup mereka satu sama lain nyaris sepanjang durasi film. Kekurangannya tentu saja, penonton akan sulit untuk menelaah lebih jauh karakterisasi masing-masing tokoh, bahkan mengingat nama-namanya saja sudah sukar. Mungkin kita berharap bisa mendapat informasi latarbelakang yang lebih banyak lagi untuk bisa menggali dari berbagai sudut pandang. Tetapi setting dua kali sore tidak banyak menyisakan apa-apa jika anda tidak menginginkan durasinya menjadi tiga jam atau lebih. Endingnya terasa terbuka sehingga persepsi audiens akan dibentuk dengan sendirinya. Penjiwaan aktor-aktrisnya terasa natural selayaknya orang Eropa pada umumnya dengan dialog-dialog yang lucu dan menggigit dengan perpindahan mood yang turun naik. Tetap saja seperti kebanyakan penonton lain, saya merasa ada sesuatu yang kurang dalam film ini yang sulit dijelaskan.
Durasi:
95 menit
Europe Box Office:
1,600,952 till Apr 2009.
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Sepuluh orang bertemu pada tanggal 21 Juni untuk makan malam bersama. Kali ini giliran Lucas dan Sarah kebagian menyelenggarakan di rumah mereka dan mengundang yang lainnya. Beragam visi dan persepsi masing-masing orang terlibat di dalamnya. Sebagian besar berdandan, tertawa, berpose, berbangga, berbagi kenangan dan berencana untuk masa depan. Sebagian kecil cemas dan merasa enggan untuk berterus terang. Saat menuju perjalanan pulang, yang tersisa hanyalah perasaan terpendam dan hal tersebut akan berulang-ulang setiap tahunnya.
Nice-to-know:
Visa Perancis #118494 dikeluarkan pada tanggal 23 Januari 2009.
Cast:
Karin Viard sebagai Marie-Laurence 'ML' Claverne
Dany Boon sebagai Piotr
Marina Foïs sebagai Mélanie Carcassonne
Patrick Bruel sebagai Le docteur Alain Carcassonne
Emmanuelle Seigner sebagai Sarah Mattei
Christopher Thompson sebagai Lucas Mattei
Director:
Danièle Thompson pernah dinominasikan Oscar 1977 untuk kategori Best Writing, Screenplay Written Directly for the Screen bersama Jean Charles Tacchella lewat film Cousin Cousine (1975).
Comment:
Seperti film Perancis pada umumnya, orang-orang banyak berbicara. Itulah salah satu budaya dasarnya dan seringkali mereka melakukan itu secara terbuka di kehidupan nyata sekalipun seperti digambarkan film ini. Itulah yang menarik disini saat 10 orang dengan karakter berbeda-beda saling berbagi kisah hidup mereka satu sama lain nyaris sepanjang durasi film. Kekurangannya tentu saja, penonton akan sulit untuk menelaah lebih jauh karakterisasi masing-masing tokoh, bahkan mengingat nama-namanya saja sudah sukar. Mungkin kita berharap bisa mendapat informasi latarbelakang yang lebih banyak lagi untuk bisa menggali dari berbagai sudut pandang. Tetapi setting dua kali sore tidak banyak menyisakan apa-apa jika anda tidak menginginkan durasinya menjadi tiga jam atau lebih. Endingnya terasa terbuka sehingga persepsi audiens akan dibentuk dengan sendirinya. Penjiwaan aktor-aktrisnya terasa natural selayaknya orang Eropa pada umumnya dengan dialog-dialog yang lucu dan menggigit dengan perpindahan mood yang turun naik. Tetap saja seperti kebanyakan penonton lain, saya merasa ada sesuatu yang kurang dalam film ini yang sulit dijelaskan.
Durasi:
95 menit
Europe Box Office:
1,600,952 till Apr 2009.
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Senin, 19 April 2010
JENNIFER'S BODY : Saat Gadis Iblis Mengingkari Persahabatan Sejati
Quotes:
Needy Lesnicky-I thought you only murdered boys.
Jennifer Check-I go both ways.
Storyline:
Di kota kecil Devil's Kettle, remaja kutu buku Needy mengidolakan sahabat sejak kecilnya Jennifer yang angkuh. Saat menonton konser band Low Shoulder di bar Melody Lane, kecelakaan terjadi dan membakar bar tersebut hingga menewaskan delapan siswa. Sang vokalis, yang mengira Jen masih perawan membawa Jen ke dalam van mereka. Lewat ritual misterius, Jen dikorbankan dan tubuhnya diambil alih oleh setan hingga menjadi pembunuh remaja pria yang sadis untuk menjaga kekuatannya. Kini tinggal Needy dan kekasihnya Chip yang mampu menghentikan Jen sebelum semuanya terlambat.
Nice-to-know:
Materi promo film yang judulnya diangkat dari salah satu lagunya band Hole ini sudah disiapkan 15 bulan sebelum tanggal rilisnya!
Cast:
Menduduki peringkat 1 gadis terseksi majalah pria FHM, Megan Fox kebagian karakter Jennifer Check yang berubah menjadi cantik sadis setelah dirasuki setan.
Pernah mendukung beberapa serial televisi ternama seperti Law & Order, CSI dsb semakin mengukuhkan nama aktris muda ini. Amanda Seyfried disini berperan sebagai remaja kutu buku yang setia kawan, Needy Lesnicky.
Chip dan Nikolai dimainkan oleh Johnny Simmons dan Adam Brody.
Director:
Wanita asal Brooklyn bernama Karyn Kusama ini melejit setelah menggarap Girlfight (2000) yang banyak dipuji para kritikus itu. Jennifer's Body adalah karya layar lebar ketiganya sejauh ini.
Comment:
Pada saat perilisannya, film ini mendapat sorotan publik dikarenakan penulis cerita dan skenarionya, Diablo Cody berhasil memenangkan Oscar kategori Best Writing Screenplay lewat Juno (2007). Dan tentunya pesona Fox memikat perhatian penonton pria dimanapun film ini ditayangkan. Berhasilkah? Rasanya tidak karena pada akhirnya film ini toh hanya mencapai Break Even Point di Amrik sana, sebanding dengan bujetnya yang juga minim. Jennifer's Body hanyalah horor remaja biasa dengan beberapa adegan sadis yang eksplisit ini dapat juga dikategorikan komedi hitam. Berusaha mengedepankan nilai-nilai persahabatan sedari kecil dua gadis ABG tetapi nyatanya di beberapa sekuens, hal tersebut tidak berhasil diperlihatkan. Malahan adegan ciuman keduanya semakin memperburuk makna. Sesungguhnya Seyfried bermain lumayan dan Fox juga tidak buruk selain fakta ia menjual beberapa adegan telanjangnya yang disembunyikan angle kamera. Namun mereka agaknya terlalu terbebani untuk mengangkat skrip ke suatu tontonan berkarakter kuat. Sutradara Kasuma memberikan aksen suasana tahun 1980an dan membukanya dengan gaya flashback. Ohya setelah ending berakhir, jangan buru-buru mematikan film. Tengoklah credit note yang bertutur sedikit lagi dengan gaya spycam terhadap band Low Shoulder.
Durasi:
100 menit
U.S. Box Office:
$16,195,523 till mid Nov 2009.
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Needy Lesnicky-I thought you only murdered boys.
Jennifer Check-I go both ways.
Storyline:
Di kota kecil Devil's Kettle, remaja kutu buku Needy mengidolakan sahabat sejak kecilnya Jennifer yang angkuh. Saat menonton konser band Low Shoulder di bar Melody Lane, kecelakaan terjadi dan membakar bar tersebut hingga menewaskan delapan siswa. Sang vokalis, yang mengira Jen masih perawan membawa Jen ke dalam van mereka. Lewat ritual misterius, Jen dikorbankan dan tubuhnya diambil alih oleh setan hingga menjadi pembunuh remaja pria yang sadis untuk menjaga kekuatannya. Kini tinggal Needy dan kekasihnya Chip yang mampu menghentikan Jen sebelum semuanya terlambat.
Nice-to-know:
Materi promo film yang judulnya diangkat dari salah satu lagunya band Hole ini sudah disiapkan 15 bulan sebelum tanggal rilisnya!
Cast:
Menduduki peringkat 1 gadis terseksi majalah pria FHM, Megan Fox kebagian karakter Jennifer Check yang berubah menjadi cantik sadis setelah dirasuki setan.
Pernah mendukung beberapa serial televisi ternama seperti Law & Order, CSI dsb semakin mengukuhkan nama aktris muda ini. Amanda Seyfried disini berperan sebagai remaja kutu buku yang setia kawan, Needy Lesnicky.
Chip dan Nikolai dimainkan oleh Johnny Simmons dan Adam Brody.
Director:
Wanita asal Brooklyn bernama Karyn Kusama ini melejit setelah menggarap Girlfight (2000) yang banyak dipuji para kritikus itu. Jennifer's Body adalah karya layar lebar ketiganya sejauh ini.
Comment:
Pada saat perilisannya, film ini mendapat sorotan publik dikarenakan penulis cerita dan skenarionya, Diablo Cody berhasil memenangkan Oscar kategori Best Writing Screenplay lewat Juno (2007). Dan tentunya pesona Fox memikat perhatian penonton pria dimanapun film ini ditayangkan. Berhasilkah? Rasanya tidak karena pada akhirnya film ini toh hanya mencapai Break Even Point di Amrik sana, sebanding dengan bujetnya yang juga minim. Jennifer's Body hanyalah horor remaja biasa dengan beberapa adegan sadis yang eksplisit ini dapat juga dikategorikan komedi hitam. Berusaha mengedepankan nilai-nilai persahabatan sedari kecil dua gadis ABG tetapi nyatanya di beberapa sekuens, hal tersebut tidak berhasil diperlihatkan. Malahan adegan ciuman keduanya semakin memperburuk makna. Sesungguhnya Seyfried bermain lumayan dan Fox juga tidak buruk selain fakta ia menjual beberapa adegan telanjangnya yang disembunyikan angle kamera. Namun mereka agaknya terlalu terbebani untuk mengangkat skrip ke suatu tontonan berkarakter kuat. Sutradara Kasuma memberikan aksen suasana tahun 1980an dan membukanya dengan gaya flashback. Ohya setelah ending berakhir, jangan buru-buru mematikan film. Tengoklah credit note yang bertutur sedikit lagi dengan gaya spycam terhadap band Low Shoulder.
Durasi:
100 menit
U.S. Box Office:
$16,195,523 till mid Nov 2009.
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Minggu, 18 April 2010
THE BOOK OF ELI : Perjalanan Membawa Alkitab Terakhir
Quotes:
Eli-God is good you know.. All the time!
Storyline:
30 tahun berjalan melintas Amerika setelah perang peradaban yang nyaris musnah, Eli bertujuan mengantar buku yang dibawanya ke suatu tempat di daerah Barat yang diyakini tepat. Sepanjang perjalanan, komunitas manusia yang tersisa harus siap membunuh atau dibunuh demi memperebutkan tempat tinggal ataupun makanan. Salah satu penguasa jalanan adalah Carnegie dengan segerombolan anak buahnya yang beringas yang ditugaskan mencari sebuah buku yang ternyata hanya dimiliki Eli. Diam-diam, Solara yang bersama ibunya Claudia menjadi tawanan tetap Carnegie mengikuti Eli untuk tahu lebih jauh misinya. Akankah Eli mencapai tujuan di luar segala rintangan yang dihadapinya?
Nice-to-know:
Dalam bahasa Arabic, Hebrew dan Aramaic, kata Eli merupakan varian nama lain dari Tuhan. Sufiks "i" mengindikan kepemilikan kata ganti orang pertama seperti "my El" atau "my God".
Cast:
Pertama kali memenangkan Oscar 1990 kategori Aktor Pendukung Terbaik lewat Glory (1989), Denzel Washington disini kebagian peran Eli yang tangguh dan dingin dalam mengemban misinya.
Karakter antagonis Carnegie yang culas dihidupkan oleh Gary Oldman yang terakhir mengisi suara dalam animasi Planet 51 (2009).
Memulai debut akting dalam Make a Wish, Molly (1995), Mila Kunis yang asli Ukraina ini bermain sebagai Solara yang nekad menentukan jalan hidupnya sendiri dengan mengikuti Eli walau harus lepas dari ibunya yang sering disiksa.
Director:
Kolaborasi The Hughes Brothers yaitu si kembar Allen dan Albert sebelum ini adalah From Hell (2001) yang dibintangi Johnny Depp dan Heather Graham.
Comment:
Lagi-lagi sebuah film yang bercerita tentang masa paska kiamat di masa mendatang. Lantas apa yang membuatnya berbeda? Kopi Alkitab terakhir lah jawabannya. Sesuatu yang diyakini dapat membentuk dunia yang baru sekaligus mengubah pandangan orang-orang di dalamnya. Relijius bukan? Dan semua itu dikemas The Hughes Brothers dengan elemen-elemen yang mudah dimengerti apalagi dibantu kamera yang membesut lanskap yang mendukung narasi cerita secara keseluruhan. Jika bicara dari segi cast, Washington disini mendapat peran yang berbeda dan ia berhasil menerjemahkannya dengan baik termasuk melakukan sendiri laga tangan kosong setelah dilatih oleh mantan murid Bruce Lee, Don Inosanto. Kunis termasuk beruntung mendapatkan peran disini setelah Kristen Stewart mengundurkan diri akibat jadwal syuting New Moon dan ia memperlihatkan pesona keseksian sekaligus ketangguhan seorang wanita muda. Oldman kembali ke jaman dahulu dimana ia berhasil menampilkan karakter antagonis yang psikopat. Pada akhirnya Book Of Eli bukanlah film besar dengan sekuens aksi yang sadis dan isu yang cukup provokatif, tetapi tetap sebuah action thriller yang menyenangkan untuk ditonton. Tetaplah membuka mata anda lebar-lebar dan nikmati endingnya yang pastinya membuat kita ingin menyaksikan kembali dari awal.
Durasi:
110 menit
U.S. Box Office:
$94,482,974 till early Apr 2010.
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Eli-God is good you know.. All the time!
Storyline:
30 tahun berjalan melintas Amerika setelah perang peradaban yang nyaris musnah, Eli bertujuan mengantar buku yang dibawanya ke suatu tempat di daerah Barat yang diyakini tepat. Sepanjang perjalanan, komunitas manusia yang tersisa harus siap membunuh atau dibunuh demi memperebutkan tempat tinggal ataupun makanan. Salah satu penguasa jalanan adalah Carnegie dengan segerombolan anak buahnya yang beringas yang ditugaskan mencari sebuah buku yang ternyata hanya dimiliki Eli. Diam-diam, Solara yang bersama ibunya Claudia menjadi tawanan tetap Carnegie mengikuti Eli untuk tahu lebih jauh misinya. Akankah Eli mencapai tujuan di luar segala rintangan yang dihadapinya?
Nice-to-know:
Dalam bahasa Arabic, Hebrew dan Aramaic, kata Eli merupakan varian nama lain dari Tuhan. Sufiks "i" mengindikan kepemilikan kata ganti orang pertama seperti "my El" atau "my God".
Cast:
Pertama kali memenangkan Oscar 1990 kategori Aktor Pendukung Terbaik lewat Glory (1989), Denzel Washington disini kebagian peran Eli yang tangguh dan dingin dalam mengemban misinya.
Karakter antagonis Carnegie yang culas dihidupkan oleh Gary Oldman yang terakhir mengisi suara dalam animasi Planet 51 (2009).
Memulai debut akting dalam Make a Wish, Molly (1995), Mila Kunis yang asli Ukraina ini bermain sebagai Solara yang nekad menentukan jalan hidupnya sendiri dengan mengikuti Eli walau harus lepas dari ibunya yang sering disiksa.
Director:
Kolaborasi The Hughes Brothers yaitu si kembar Allen dan Albert sebelum ini adalah From Hell (2001) yang dibintangi Johnny Depp dan Heather Graham.
Comment:
Lagi-lagi sebuah film yang bercerita tentang masa paska kiamat di masa mendatang. Lantas apa yang membuatnya berbeda? Kopi Alkitab terakhir lah jawabannya. Sesuatu yang diyakini dapat membentuk dunia yang baru sekaligus mengubah pandangan orang-orang di dalamnya. Relijius bukan? Dan semua itu dikemas The Hughes Brothers dengan elemen-elemen yang mudah dimengerti apalagi dibantu kamera yang membesut lanskap yang mendukung narasi cerita secara keseluruhan. Jika bicara dari segi cast, Washington disini mendapat peran yang berbeda dan ia berhasil menerjemahkannya dengan baik termasuk melakukan sendiri laga tangan kosong setelah dilatih oleh mantan murid Bruce Lee, Don Inosanto. Kunis termasuk beruntung mendapatkan peran disini setelah Kristen Stewart mengundurkan diri akibat jadwal syuting New Moon dan ia memperlihatkan pesona keseksian sekaligus ketangguhan seorang wanita muda. Oldman kembali ke jaman dahulu dimana ia berhasil menampilkan karakter antagonis yang psikopat. Pada akhirnya Book Of Eli bukanlah film besar dengan sekuens aksi yang sadis dan isu yang cukup provokatif, tetapi tetap sebuah action thriller yang menyenangkan untuk ditonton. Tetaplah membuka mata anda lebar-lebar dan nikmati endingnya yang pastinya membuat kita ingin menyaksikan kembali dari awal.
Durasi:
110 menit
U.S. Box Office:
$94,482,974 till early Apr 2010.
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Sabtu, 17 April 2010
THE GHOST WRITER : Menerjemahkan "Fakta" Hidup Perdana Menteri
Quotes:
The Ghost-How can I get back to the mainland?
Barry-Only by plane I'm afraid.
The Ghost-I lent my jet to my butler.
Barry-Haha, oh you Brits!
Storyline:
Penulis Inggris, Gordon yang kemudian dijuluki The Ghost disewa untuk menulis autobiografi mantan Perdana Menteri Inggris, Adam Lang setelah penulis sebelumnya McAra ditemukan tenggelam bunuh diri. Segera saja The Ghost ditempatkan di rumah peristirahatan Adam yang sangat megah dan terpencil di East Coast Amerika bersama istrinya, Ruth Lang dan beberapa orang kepercayaannya. Tugas yang semula kelihatan sederhana itu mulai rumit saat The Ghost secara tidak sengaja menemukan kenyataan-kenyataan yang berbeda dengan semua ucapan Adam. Apakah ada konspirasi rahasia antara Adam Lang dengan orang-orang terdekatnya di masa lampau?
Nice-to-know:
Saat Polanski menjadi tahanan penjara Swiss pada September 2009, proses paska produksi film ini tetap berjalan. Semua keputusan artistik pada hasil akhir tetap dipegangnya. Bahkan final editingnya dilakukan di penjara. Saat dibebaskan menjadi tahanan rumah tiga bulan kemudian, Polanski memutuskan untuk merilis film ini.
Cast:
Nyaris memenangkan gelar Aktor Terbaik Golden Globe lewat Moulin Rouge! (2002), Ewan McGregor kali ini berperan sebagai The Ghost yang cerdas dan intuitif.
Tokoh Perdana Menteri Inggris yang berkharisma, Adam Lang dihidupkan oleh Pierce Brosnan yang terakhir muncul sekilas dalam Percy Jackson And The Lightning Thief.
Besar dari serial televisi sukses Sex & The City dengan peran Samantha, Kim Cattrall disini bermain sebagai Amelia Bly, asisten pribadi Adam Lang yang misterius.
Karakter Ruth Lang, istri Adam dipegang oleh Olivia Williams.
Director:
Pria Perancis berusia 76 tahun bernama Roman Polanski ini pernah memenangkan gelar Sutradara Terbaik Academy Awards 2003 lewat The Pianist (2002).
Comment:
Drama thriller ini akan mengingatkan kita pada film-film sejenis terbaik tahun 1970an seperti The Conversation ataupun semangat karya-karya Alfred Hitchcock semisal Frenzy. Tidak heran karena Polanski merupakan penggemar berat Hitchcock dan berhasil mengadaptasi gayanya ke dalam film ini. Kinerjanya pada akhirnya dianugerahi Sutradara Terbaik pada ajang Berlin Film Festival. Sinematografinya sangat kuno klasik selayaknya hasil fotografi yang indah berlatar belakang cuaca yang berawan. Belum lagi ditunjang score Bernard Herman yang intens membangun mood misterius setiap sekuensnya. Penjiwaan McGregor dan Brosnan membuat mereka dapat masuk ke karakter masing-masing. Williams dan Cattrall di luar dugaan saya tampil gemilang juga. Kekuatan ceritanya ditunjang oleh "perjalanan" The Ghost menuju suatu kesimpulan dimana banyak sekali petunjuk demi petunjuk yang menuntun penonton untuk terus menerka. Endingnya sendiri mungkin cukup mengecewakan audiens tapi rasanya itulah cara terbaik untuk mengakhirinya sekaligus membuka suatu awal kembali, seperti opini kebanyakan orang setelah meninggalkan bioskop. The Ghost Writer tidak menyajikan action atau kekerasan yang menyenangkan penonton, tetapi thriller klasik yang membutuhkan kesabaran dalam mengikuti setiap alur ceritanya dengan gaya tersendiri.
Durasi:
120 menit
U.S. Box Office:
$12,293,735 till early Apr 2010.
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
The Ghost-How can I get back to the mainland?
Barry-Only by plane I'm afraid.
The Ghost-I lent my jet to my butler.
Barry-Haha, oh you Brits!
Storyline:
Penulis Inggris, Gordon yang kemudian dijuluki The Ghost disewa untuk menulis autobiografi mantan Perdana Menteri Inggris, Adam Lang setelah penulis sebelumnya McAra ditemukan tenggelam bunuh diri. Segera saja The Ghost ditempatkan di rumah peristirahatan Adam yang sangat megah dan terpencil di East Coast Amerika bersama istrinya, Ruth Lang dan beberapa orang kepercayaannya. Tugas yang semula kelihatan sederhana itu mulai rumit saat The Ghost secara tidak sengaja menemukan kenyataan-kenyataan yang berbeda dengan semua ucapan Adam. Apakah ada konspirasi rahasia antara Adam Lang dengan orang-orang terdekatnya di masa lampau?
Nice-to-know:
Saat Polanski menjadi tahanan penjara Swiss pada September 2009, proses paska produksi film ini tetap berjalan. Semua keputusan artistik pada hasil akhir tetap dipegangnya. Bahkan final editingnya dilakukan di penjara. Saat dibebaskan menjadi tahanan rumah tiga bulan kemudian, Polanski memutuskan untuk merilis film ini.
Cast:
Nyaris memenangkan gelar Aktor Terbaik Golden Globe lewat Moulin Rouge! (2002), Ewan McGregor kali ini berperan sebagai The Ghost yang cerdas dan intuitif.
Tokoh Perdana Menteri Inggris yang berkharisma, Adam Lang dihidupkan oleh Pierce Brosnan yang terakhir muncul sekilas dalam Percy Jackson And The Lightning Thief.
Besar dari serial televisi sukses Sex & The City dengan peran Samantha, Kim Cattrall disini bermain sebagai Amelia Bly, asisten pribadi Adam Lang yang misterius.
Karakter Ruth Lang, istri Adam dipegang oleh Olivia Williams.
Director:
Pria Perancis berusia 76 tahun bernama Roman Polanski ini pernah memenangkan gelar Sutradara Terbaik Academy Awards 2003 lewat The Pianist (2002).
Comment:
Drama thriller ini akan mengingatkan kita pada film-film sejenis terbaik tahun 1970an seperti The Conversation ataupun semangat karya-karya Alfred Hitchcock semisal Frenzy. Tidak heran karena Polanski merupakan penggemar berat Hitchcock dan berhasil mengadaptasi gayanya ke dalam film ini. Kinerjanya pada akhirnya dianugerahi Sutradara Terbaik pada ajang Berlin Film Festival. Sinematografinya sangat kuno klasik selayaknya hasil fotografi yang indah berlatar belakang cuaca yang berawan. Belum lagi ditunjang score Bernard Herman yang intens membangun mood misterius setiap sekuensnya. Penjiwaan McGregor dan Brosnan membuat mereka dapat masuk ke karakter masing-masing. Williams dan Cattrall di luar dugaan saya tampil gemilang juga. Kekuatan ceritanya ditunjang oleh "perjalanan" The Ghost menuju suatu kesimpulan dimana banyak sekali petunjuk demi petunjuk yang menuntun penonton untuk terus menerka. Endingnya sendiri mungkin cukup mengecewakan audiens tapi rasanya itulah cara terbaik untuk mengakhirinya sekaligus membuka suatu awal kembali, seperti opini kebanyakan orang setelah meninggalkan bioskop. The Ghost Writer tidak menyajikan action atau kekerasan yang menyenangkan penonton, tetapi thriller klasik yang membutuhkan kesabaran dalam mengikuti setiap alur ceritanya dengan gaya tersendiri.
Durasi:
120 menit
U.S. Box Office:
$12,293,735 till early Apr 2010.
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Jumat, 16 April 2010
MENEBUS IMPIAN : Usaha Mengejar Mimpi Yang Terlihat Jauh
Tagline:
Perlukah kita untuk selalu memiliki Impian dalam berjuang maju menempuh hidup?
Storyline:
Sang ayah yang meninggalkan rumah sejak lama membuat jalan kehidupan Nur dan Ibunya, Sekar bertambah terjal. Sekar bekerja sebagai buruh pencuci baju yang menerima order dari tetangga-tetangganya. Semua demi membiayai kuliah Nur yang ia harapkan bisa maju kelak. Namun Nur yang mengalami kesulitan biaya kuliah terpaksa cuti satu semester untuk mencari pekerjaan yang bisa menopang dirinya sendiri. Suatu saat ia bertemu Dian, seorang mahasiswa sepantarannya yang terlihat sudah cukup mapan dengan Global Vision, sebuah konsep Multi Level Marketing di bidang produk suplemen. Awalnya ragu tetapi Nur akhirnya menjalaninya juga bersama Dian, terlebih setelah ibunya jatuh sakit. Akankah mimpi kesuksesan dan kemandirian bisa dicapai Nur pada akhirnya?
Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh Dapur Film ini gala premiere dan press conferencenya dilakukan di Djakarta Theatre beberapa waktu lalu.
Cast:
Terakhir tampil sebagai wanita simpanan, disini Acha Septriasa bermain sebagai Nur yang berusaha keras membantu ibunya untuk meraih kehidupan yang lebih baik.
Baru berakting lagi sejak kesuksesan fenomenal Ayat-Ayat Cinta (2009), Fedi Nuril kebagian peran Dian, agen MLM yang teguh hati dan optimistis.
Ibu pekerja keras yang hanya ingin anaknya mengenyam pendidikan tinggi, Sekar dihidupkan oleh Ayu Dyah Pasha.
Director:
Hanung Bramantyo disini bekerjasama dengan penulis skenario, Titien Wattimena untuk menangani film pertamanya di tahun 2010 yang konon diilhami dari beberapa kisah nyata ini.
Comment:
Semua orang bisa dikatakan sudah pernah mengenal konsep MLM dan saya yakin sebagian besar melakukan penolakan karena berusaha realistis. Tetapi tahukah anda, ada segelintir orang yang tetap berusaha dan berpegang teguh pada keyakinannya untuk meraih sukses di bidang tersebut? Itulah yang coba diangkat disini. Sebuah tema yang sangat tidak biasa dan terus terang dianggap sebelah mata oleh publik dan wartawan/kritikus pada khususnya. Namun Hanung tetap maju dan mengkombinasikannya dengan drama kehidupan ibu dan putrinya yang pahit. Acha seperti biasa mampu mengeluarkan emosinya yang total dalam menjiwai peranannya termasuk menangis di saat menemui jalan buntu. Fedi terlihat meyakinkan sebagai agen MLM yang bersikukuh dan pandai berbicara. Namun sayangnya, saya merasakan chemistry keduanya kurang pas apalagi banyak elemen romansa yang kurang tergali di antara mereka. Entah karena skrip tidak memfokuskan sisi tersebut, hubungan Nur dan Dian terasa dipaksakan. Perjuangan mencapai puncak dalam MLM memang tidak mudah, Hanung bisa dikatakan berhasil mensyut itu walau rasanya tidak sampai menggugah penonton untuk menekuni hal yang sama. Mood film terasa seperti rollercoaster, turun naik sepanjang durasi yang cukup panjang. Klimaks film justru terasa di pertengahan film tetapi penonton seakan diseret kembali untuk meneruskan lagi hingga endingnya yang bisa dikatakan menjual mimpi. Namun itulah Menebus Impian, sebuah cerita perjuangan meraih mimpi-mimpi indah yang tentunya dimiliki semua orang dan pada kenyataannya seringkali terasa melelahkan dan mustahil untuk digapai.
Durasi:
105 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa
Perlukah kita untuk selalu memiliki Impian dalam berjuang maju menempuh hidup?
Storyline:
Sang ayah yang meninggalkan rumah sejak lama membuat jalan kehidupan Nur dan Ibunya, Sekar bertambah terjal. Sekar bekerja sebagai buruh pencuci baju yang menerima order dari tetangga-tetangganya. Semua demi membiayai kuliah Nur yang ia harapkan bisa maju kelak. Namun Nur yang mengalami kesulitan biaya kuliah terpaksa cuti satu semester untuk mencari pekerjaan yang bisa menopang dirinya sendiri. Suatu saat ia bertemu Dian, seorang mahasiswa sepantarannya yang terlihat sudah cukup mapan dengan Global Vision, sebuah konsep Multi Level Marketing di bidang produk suplemen. Awalnya ragu tetapi Nur akhirnya menjalaninya juga bersama Dian, terlebih setelah ibunya jatuh sakit. Akankah mimpi kesuksesan dan kemandirian bisa dicapai Nur pada akhirnya?
Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh Dapur Film ini gala premiere dan press conferencenya dilakukan di Djakarta Theatre beberapa waktu lalu.
Cast:
Terakhir tampil sebagai wanita simpanan, disini Acha Septriasa bermain sebagai Nur yang berusaha keras membantu ibunya untuk meraih kehidupan yang lebih baik.
Baru berakting lagi sejak kesuksesan fenomenal Ayat-Ayat Cinta (2009), Fedi Nuril kebagian peran Dian, agen MLM yang teguh hati dan optimistis.
Ibu pekerja keras yang hanya ingin anaknya mengenyam pendidikan tinggi, Sekar dihidupkan oleh Ayu Dyah Pasha.
Director:
Hanung Bramantyo disini bekerjasama dengan penulis skenario, Titien Wattimena untuk menangani film pertamanya di tahun 2010 yang konon diilhami dari beberapa kisah nyata ini.
Comment:
Semua orang bisa dikatakan sudah pernah mengenal konsep MLM dan saya yakin sebagian besar melakukan penolakan karena berusaha realistis. Tetapi tahukah anda, ada segelintir orang yang tetap berusaha dan berpegang teguh pada keyakinannya untuk meraih sukses di bidang tersebut? Itulah yang coba diangkat disini. Sebuah tema yang sangat tidak biasa dan terus terang dianggap sebelah mata oleh publik dan wartawan/kritikus pada khususnya. Namun Hanung tetap maju dan mengkombinasikannya dengan drama kehidupan ibu dan putrinya yang pahit. Acha seperti biasa mampu mengeluarkan emosinya yang total dalam menjiwai peranannya termasuk menangis di saat menemui jalan buntu. Fedi terlihat meyakinkan sebagai agen MLM yang bersikukuh dan pandai berbicara. Namun sayangnya, saya merasakan chemistry keduanya kurang pas apalagi banyak elemen romansa yang kurang tergali di antara mereka. Entah karena skrip tidak memfokuskan sisi tersebut, hubungan Nur dan Dian terasa dipaksakan. Perjuangan mencapai puncak dalam MLM memang tidak mudah, Hanung bisa dikatakan berhasil mensyut itu walau rasanya tidak sampai menggugah penonton untuk menekuni hal yang sama. Mood film terasa seperti rollercoaster, turun naik sepanjang durasi yang cukup panjang. Klimaks film justru terasa di pertengahan film tetapi penonton seakan diseret kembali untuk meneruskan lagi hingga endingnya yang bisa dikatakan menjual mimpi. Namun itulah Menebus Impian, sebuah cerita perjuangan meraih mimpi-mimpi indah yang tentunya dimiliki semua orang dan pada kenyataannya seringkali terasa melelahkan dan mustahil untuk digapai.
Durasi:
105 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa
Kamis, 15 April 2010
ALANGKAH LUCUNYA (NEGERI INI) : Berdikari Mendidik Pencopet Muda
Quotes:
Ini negara bebas, yang mau nyopet silakan nyopet.. Yang mau ngasong ya ngasong..
Storyline:
Lulusan S1 Manajemen, Muluk terus berkeliling mencari pekerjaan di seluruh pelosok ibukota walau sudah nyaris 2 tahun menganggur. Pertemuan secara tidak sengaja dengan pencopet cilik, Komet membawanya bertemu dengan Jarot, kepala perkumpulan pencopet-pencopet muda di sebuah markas rahasia berupa bangunan yang sudah ditinggalkan. Ide Muluk timbul untuk mengajak Jarot bekerjasama yaitu investasi 10% per harinya dari hasil mencopet anak-anak tersebut dimana uangnya akan dikelola untuk masa depan anak-anak itu sendiri. Sementara itu Muluk mengajak kedua sahabatnya, Syamsul dan Pipit untuk mengajar Glenn dkk. Berhasilkah Muluk mencapai tujuannya meskipun ayahnya Pak Haji Makbul mungkin menganggap hal tersebut tidak halal?
Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh Citra Sinema ini gala premiere dan press conferencenya dilakukan di Planet Hollywood beberapa waktu lalu.
Cast:
Baru saja tampil dalam Hari Untuk Amanda, Reza Rahadian bermain sebagai Muluk, sarjana yang kesulitan mencari pekerjaan hingga menjadi pendidik sekaligus investor bagi para pencopet muda.
Ayahnya Pak Haji Makbul yang idealis dan religius diperankan oleh Deddy Mizwar yang didukung pula oleh rekan-rekan seniornya Slamet Rahardjo dan Jaja Mihardja.
Kepala pencopet, Jarot ditokohkan oleh Tio Pakusadewo yang memakai softlens unik di mata sebelah kanannya untuk memberi kesan menyeramkan.
Director:
Film ini menandakan 12 tahun kerjasama antara sutradara Deddy Mizwar dengan penulis skenario Musfar Yasin.
Comment:
Temanya sebenarnya sudah ada di kepala Deddy sejak beberapa tahun lalu dan akhirnya selama lebih kurang satu setengah tahun belakangan digarap serius bersama Misfar. Hal tersebut tidaklah salah karena plot cerita terbilang kreatif dan sarkastis. Semua disajikan dengan cara yang mudah dicerna oleh penonton. Dialog-dialog tajamnya niscaya cukup menyindir kondisi terkini rakyat kelas bawah Indonesia yang digambarkan secara pas lengkap dengan sudut pandang anak-anak muda yang tidak beruntung dari segi status sosial tersebut. Glenn dkk yang 70% diambil langsung dari jalanan terlihat benar-benar menjiwai peranannya masing-masing mulai dari cara mencopet, bersikap, berbicara hingga berpikir. Reza yang semakin matang juga mampu "memimpin" casting. Tio, Deddy dkk seperti biasa tidak pernah mengecewakan. Awalnya sempat diberi judul Apa Kabar Bangsamu atau Copet sampai akhirnya menjadi Alangkah Lucunya (Negeri Ini) memang tontonan yang berbeda dan intinya memicu pertentangan akan penting atau tidaknya pendidikan dalam menjamin masa depan seseorang di jaman modern dan ibukota yang keras ini. Lantas apa yang sesungguhnya halal atau tidak halal dalam hidup kita? Semua tergantung sisi mana anda melihatnya.
Durasi:
105 menit
Overall:
8 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa
Ini negara bebas, yang mau nyopet silakan nyopet.. Yang mau ngasong ya ngasong..
Storyline:
Lulusan S1 Manajemen, Muluk terus berkeliling mencari pekerjaan di seluruh pelosok ibukota walau sudah nyaris 2 tahun menganggur. Pertemuan secara tidak sengaja dengan pencopet cilik, Komet membawanya bertemu dengan Jarot, kepala perkumpulan pencopet-pencopet muda di sebuah markas rahasia berupa bangunan yang sudah ditinggalkan. Ide Muluk timbul untuk mengajak Jarot bekerjasama yaitu investasi 10% per harinya dari hasil mencopet anak-anak tersebut dimana uangnya akan dikelola untuk masa depan anak-anak itu sendiri. Sementara itu Muluk mengajak kedua sahabatnya, Syamsul dan Pipit untuk mengajar Glenn dkk. Berhasilkah Muluk mencapai tujuannya meskipun ayahnya Pak Haji Makbul mungkin menganggap hal tersebut tidak halal?
Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh Citra Sinema ini gala premiere dan press conferencenya dilakukan di Planet Hollywood beberapa waktu lalu.
Cast:
Baru saja tampil dalam Hari Untuk Amanda, Reza Rahadian bermain sebagai Muluk, sarjana yang kesulitan mencari pekerjaan hingga menjadi pendidik sekaligus investor bagi para pencopet muda.
Ayahnya Pak Haji Makbul yang idealis dan religius diperankan oleh Deddy Mizwar yang didukung pula oleh rekan-rekan seniornya Slamet Rahardjo dan Jaja Mihardja.
Kepala pencopet, Jarot ditokohkan oleh Tio Pakusadewo yang memakai softlens unik di mata sebelah kanannya untuk memberi kesan menyeramkan.
Director:
Film ini menandakan 12 tahun kerjasama antara sutradara Deddy Mizwar dengan penulis skenario Musfar Yasin.
Comment:
Temanya sebenarnya sudah ada di kepala Deddy sejak beberapa tahun lalu dan akhirnya selama lebih kurang satu setengah tahun belakangan digarap serius bersama Misfar. Hal tersebut tidaklah salah karena plot cerita terbilang kreatif dan sarkastis. Semua disajikan dengan cara yang mudah dicerna oleh penonton. Dialog-dialog tajamnya niscaya cukup menyindir kondisi terkini rakyat kelas bawah Indonesia yang digambarkan secara pas lengkap dengan sudut pandang anak-anak muda yang tidak beruntung dari segi status sosial tersebut. Glenn dkk yang 70% diambil langsung dari jalanan terlihat benar-benar menjiwai peranannya masing-masing mulai dari cara mencopet, bersikap, berbicara hingga berpikir. Reza yang semakin matang juga mampu "memimpin" casting. Tio, Deddy dkk seperti biasa tidak pernah mengecewakan. Awalnya sempat diberi judul Apa Kabar Bangsamu atau Copet sampai akhirnya menjadi Alangkah Lucunya (Negeri Ini) memang tontonan yang berbeda dan intinya memicu pertentangan akan penting atau tidaknya pendidikan dalam menjamin masa depan seseorang di jaman modern dan ibukota yang keras ini. Lantas apa yang sesungguhnya halal atau tidak halal dalam hidup kita? Semua tergantung sisi mana anda melihatnya.
Durasi:
105 menit
Overall:
8 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa
Selasa, 13 April 2010
REC 2 : "Jawaban" Teror Dalam Apartemen Terinfeksi
Storyline:
Melanjutkan Rec yang menewaskan nyaris seluruh kru teve dan para anggota pemadam kebakaran di endingnya itu, kini giliran tim paramedis dan anggota SWAT yang ditugaskan mengevakuasi dan menganalisa gedung apartemen tersebut. Di luar dugaan salah satunya adalah Dr. Owen, pendeta yang menyamar yang mencurigai virus tersebut berkaitan dengan apa yang pernah terjadi di Vatikan beberapa waktu silam. Sementara itu teror berlanjut karena warga sekitar yang ikut terlibat turut terkontaminasi. Akankah Dr. Owen mampu menjawab penyebab kekisruhan tersebut?
Nice-to-know:
Paco Plaza dan Jaume Balaguero mendubbing suara beberapa orang yang terinfeksi dari berbagai jenis suara.
Cast:
Jonathan Mellor sebagai Dr. Owen
Manuela Velasco sebagai Ángela Vidal
Óscar Zafra sebagai Jefe (as Oscar Sánchez Zafra)
Ariel Casas sebagai Larra
Alejandro Casaseca sebagai Martos
Pablo Rosso sebagai Rosso
Director:
Kolaborasi Paco Plaza dan Jaume Balaguero sebelumnya Rec (2007) diadaptasi menjadi Quarantine (2008) untuk peredaran internasional dan menghasilkan $31,691,811 di pasar Amerika saja.
Comment:
Tepat berlangsung 15 menit setelah kejadian di ending REC. Film asli yang mau tidak mau dibandingkan dengan Quarantine. Keduanya nyaris sama secara kualitas walau saya pribadi lebih menyukai Quarantine yang saya tonton terlebih dahulu di bioskop baru REC di dvd. Menurut saya REC/Quarantine sangat nyata, orisinil sekaligus mengerikan ditambah dengan cast yang tampil wajar serta jalan cerita yang terbangun dengan baik. Lalu apa yang ditawarkan sekuelnya? Jawaban atas segala sesuatu yang terjadi! Namun penggarapannya sungguh tidak terkontrol, tidak ada perasaan turun naik selayaknya menikmati konser yang indah. Yang ada hanyalah sekumpulan orang-orang berlari kesana kemari, dialog yang diucapkan tanpa arah, shot kamera yang monoton apalagi pengembangan karakternya. Dan menggabungkan semua itu dengan unsur agama rasanya bodoh sekali walaupun doktrin yang digunakan cukup beralasan. Itu membuat saya bingung sekaligus terkantuk-kantuk menyaksikannya. Mata saya baru benar-benar terbuka di 15 menit terakhir yang cukup mengejutkan. Sedikit mudah ditebak arahnya, kejadian tersebut berlangsung menakutkan disyut dengan night-mode yang lagi-lagi sukses membangkitkan bulu kuduk. Yeah meskipun pada akhirnya sang "iblis" pun menang! Itulah jawaban yang anda cari dalam REC 2 sekaligus telah merusak prekuel REC yang sudah menjadi cult movie tersebut. Sayang sekali!
Durasi:
80 menit
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Melanjutkan Rec yang menewaskan nyaris seluruh kru teve dan para anggota pemadam kebakaran di endingnya itu, kini giliran tim paramedis dan anggota SWAT yang ditugaskan mengevakuasi dan menganalisa gedung apartemen tersebut. Di luar dugaan salah satunya adalah Dr. Owen, pendeta yang menyamar yang mencurigai virus tersebut berkaitan dengan apa yang pernah terjadi di Vatikan beberapa waktu silam. Sementara itu teror berlanjut karena warga sekitar yang ikut terlibat turut terkontaminasi. Akankah Dr. Owen mampu menjawab penyebab kekisruhan tersebut?
Nice-to-know:
Paco Plaza dan Jaume Balaguero mendubbing suara beberapa orang yang terinfeksi dari berbagai jenis suara.
Cast:
Jonathan Mellor sebagai Dr. Owen
Manuela Velasco sebagai Ángela Vidal
Óscar Zafra sebagai Jefe (as Oscar Sánchez Zafra)
Ariel Casas sebagai Larra
Alejandro Casaseca sebagai Martos
Pablo Rosso sebagai Rosso
Director:
Kolaborasi Paco Plaza dan Jaume Balaguero sebelumnya Rec (2007) diadaptasi menjadi Quarantine (2008) untuk peredaran internasional dan menghasilkan $31,691,811 di pasar Amerika saja.
Comment:
Tepat berlangsung 15 menit setelah kejadian di ending REC. Film asli yang mau tidak mau dibandingkan dengan Quarantine. Keduanya nyaris sama secara kualitas walau saya pribadi lebih menyukai Quarantine yang saya tonton terlebih dahulu di bioskop baru REC di dvd. Menurut saya REC/Quarantine sangat nyata, orisinil sekaligus mengerikan ditambah dengan cast yang tampil wajar serta jalan cerita yang terbangun dengan baik. Lalu apa yang ditawarkan sekuelnya? Jawaban atas segala sesuatu yang terjadi! Namun penggarapannya sungguh tidak terkontrol, tidak ada perasaan turun naik selayaknya menikmati konser yang indah. Yang ada hanyalah sekumpulan orang-orang berlari kesana kemari, dialog yang diucapkan tanpa arah, shot kamera yang monoton apalagi pengembangan karakternya. Dan menggabungkan semua itu dengan unsur agama rasanya bodoh sekali walaupun doktrin yang digunakan cukup beralasan. Itu membuat saya bingung sekaligus terkantuk-kantuk menyaksikannya. Mata saya baru benar-benar terbuka di 15 menit terakhir yang cukup mengejutkan. Sedikit mudah ditebak arahnya, kejadian tersebut berlangsung menakutkan disyut dengan night-mode yang lagi-lagi sukses membangkitkan bulu kuduk. Yeah meskipun pada akhirnya sang "iblis" pun menang! Itulah jawaban yang anda cari dalam REC 2 sekaligus telah merusak prekuel REC yang sudah menjadi cult movie tersebut. Sayang sekali!
Durasi:
80 menit
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Senin, 12 April 2010
FROZEN : Sewaktu Terjebak Di Ketinggian Lift Pegunungan Bersalju
Tagline:
No one knows you're up there.
Storyline:
Menghabiskan hari Minggu siang di Holliston, Dan bersama pacarnya Parker dan sahabatnya Joe memutuskan bermain ski es seharian. Sampai lewat petang, ketiganya bersikukuh untuk meneruskan satu trek lagi walaupun lift nyaris ditutup. Saat pergantian petugas, ketiganya pun terjebak di ketinggian kursi lift tanpa ada yang menyadarinya. Kini badai salju, udara dingin, ketakutan menjadi hambatan terbesar yang harus mereka hadapi untuk bertahan hidup dan tidak mengandalkan orang lain.
Nice-to-know:
Syuting dilakukan di Snowbasin Ski Resort, Ogden, Utah dan dinamakan Mount Holliston. Ketiga karakter utama dinamakan sesuai nama teman-teman sang sutradara.
Cast:
Pernah memenangkan Young Artist Awards 1998 lewat Air Bud (1997), Kevin Zegers berperan sebagai Dan Walker.
Salah satu peran yang paling dikenal darinya adalah Iceman dalam trilogi X-Men, kali ini Shawn Ashmore kebagian tokoh Joe Lynch.
Sejauh ini namanya hanya mengisi satu-dua serial televisi terkenal, Emma Bell disini bermain sebagai Parker O'Neil.
Director:
Angkat nama lewat Hatchet (2006), Adam Green yang baru berusia 34 tahun mungkin akan menjadi salah satu sutradara gory thriller movie bersinar di masa mendatang.
Comment:
Sedikit bergaya semi dokumenter, film ini bercerita dengan mulus di awal mengenai hubungan Dan, Parker dan Joe beserta rencana-rencana mereka dalam mengisi liburan. Setelah itu plot bergulir dan ketegangan pun mulai merambat naik. Terima kasih pada Green, sang sutradara yang terasa sekali menguasai genre yang disukainya ini. Didukung pemilihan backsound yang tepat, beberapa elemen dalam film ini benar-benar menggetarkan audiens akan nasib malang para karakternya. Konon pada pemutaran perdananya di Sundance sana, beberapa penonton bahkan menangis, mual bahkan muntah dan memilih untuk keluar dari sineplek sebelum film berakhir. Ketiga pemain utamanya berhasil melontarkan dialog-dialog remaja beranjak dewasa yang bernuansakan humor, kesedihan, keputusasaan, kemarahan, ketakutan yang cukup mengena untuk tidak membiarkan penonton merasa bosan dengan kemonotonan mood film. Keberhasilan Ashmore, Bell dan Zegers mungkin didukung juga dengan pengambilan setiap adegan asli dilakukan di atas ketinggian pegunungan bersalju tanpa bantuan efek visual samasekali! Endingnya juga tergolong sulit diterka mana dari mereka yang akan selamat, terlepas dari sedikit "tidak enak" nya layar ditutup. Bagaimanapun juga sebagai sebuah thriller yang sepintas terasa seperti kisah nyata, Frozen akan sukses membuat anda merasakan kebekuan mencekam di bangku bioskop yang dingin.
Durasi:
90 menit
U.S. Box Office:
$246,177 till Apr 2010 (limited screens).
Overall:
8 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No one knows you're up there.
Storyline:
Menghabiskan hari Minggu siang di Holliston, Dan bersama pacarnya Parker dan sahabatnya Joe memutuskan bermain ski es seharian. Sampai lewat petang, ketiganya bersikukuh untuk meneruskan satu trek lagi walaupun lift nyaris ditutup. Saat pergantian petugas, ketiganya pun terjebak di ketinggian kursi lift tanpa ada yang menyadarinya. Kini badai salju, udara dingin, ketakutan menjadi hambatan terbesar yang harus mereka hadapi untuk bertahan hidup dan tidak mengandalkan orang lain.
Nice-to-know:
Syuting dilakukan di Snowbasin Ski Resort, Ogden, Utah dan dinamakan Mount Holliston. Ketiga karakter utama dinamakan sesuai nama teman-teman sang sutradara.
Cast:
Pernah memenangkan Young Artist Awards 1998 lewat Air Bud (1997), Kevin Zegers berperan sebagai Dan Walker.
Salah satu peran yang paling dikenal darinya adalah Iceman dalam trilogi X-Men, kali ini Shawn Ashmore kebagian tokoh Joe Lynch.
Sejauh ini namanya hanya mengisi satu-dua serial televisi terkenal, Emma Bell disini bermain sebagai Parker O'Neil.
Director:
Angkat nama lewat Hatchet (2006), Adam Green yang baru berusia 34 tahun mungkin akan menjadi salah satu sutradara gory thriller movie bersinar di masa mendatang.
Comment:
Sedikit bergaya semi dokumenter, film ini bercerita dengan mulus di awal mengenai hubungan Dan, Parker dan Joe beserta rencana-rencana mereka dalam mengisi liburan. Setelah itu plot bergulir dan ketegangan pun mulai merambat naik. Terima kasih pada Green, sang sutradara yang terasa sekali menguasai genre yang disukainya ini. Didukung pemilihan backsound yang tepat, beberapa elemen dalam film ini benar-benar menggetarkan audiens akan nasib malang para karakternya. Konon pada pemutaran perdananya di Sundance sana, beberapa penonton bahkan menangis, mual bahkan muntah dan memilih untuk keluar dari sineplek sebelum film berakhir. Ketiga pemain utamanya berhasil melontarkan dialog-dialog remaja beranjak dewasa yang bernuansakan humor, kesedihan, keputusasaan, kemarahan, ketakutan yang cukup mengena untuk tidak membiarkan penonton merasa bosan dengan kemonotonan mood film. Keberhasilan Ashmore, Bell dan Zegers mungkin didukung juga dengan pengambilan setiap adegan asli dilakukan di atas ketinggian pegunungan bersalju tanpa bantuan efek visual samasekali! Endingnya juga tergolong sulit diterka mana dari mereka yang akan selamat, terlepas dari sedikit "tidak enak" nya layar ditutup. Bagaimanapun juga sebagai sebuah thriller yang sepintas terasa seperti kisah nyata, Frozen akan sukses membuat anda merasakan kebekuan mencekam di bangku bioskop yang dingin.
Durasi:
90 menit
U.S. Box Office:
$246,177 till Apr 2010 (limited screens).
Overall:
8 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Minggu, 11 April 2010
THE LOVELY BONES : Saat Perasaan Kehilangan dan Pelepasan Terperangkap
Quotes:
Susie Salmon-I was slipping away, that's what it felt like, life was leaving me, but I wasn't afraid; then I remembered: "There was something I was meant to do; somewhere I was meant to be."
Storyline:
6 Desember 1973, saat mengambil jalan pintas perjalanan pulang dari sekolah ke rumah, Susie Salmon dikuntit tetangganya, George Harvey dan diajak ke lubang rahasia di bawah ladang jagung. Disana Susie diperkosa, ditikam dan dimutilasi George. Ayah-ibunya Jack dan Abigail melaporkan pada polisi dan ditangani oleh Detektif Len Fenerman. Sayangnya penyelidikan tidak kunjung mendapat titik temu walau semuanya sempat mencurigai George tapi tidak menemukan bukti yang kuat. Beberapa waktu berlalu, arwah Susie tidak benar-benar pergi, dia terjebak di antara alam hidup dan mati. Menyaksikan dari kejauhan kekasih yang belum sempat diciumnya, Ray dan keluarganya termasuk neneknya serta kedua adiknya, Lindsey & Buckley. Akankah akhirnya kasus tersebut dapat terungkap? Berhasilkah Susie menemukan kedamaian sendiri dalam jalan hidupnya?
Nice-to-know:
Penulis novel laris ini, Alice Sebold lebih menginginkan aktris yang tidak terkenal untuk peran Susie Salmon. Setelah ikut menentukan proses casting dan menjatuhkan pilihannya, Saoirse Ronan dinominasikan Oscar kategori Aktris Pendukung Terbaik lewat Atonement (2007).
Cast:
Terakhir tampil cukup memikat dalam City Of Ember (2008), Saoirse Ronan kebagian tokoh Susie Salmon, remaja putri 14 tahun yang periang tetapi bernasib malang.
Pertama kali dinominasikan Academy Awards 2010 kategori Aktor Pendukung Terbaik lewat peran George Harvey disini, Stanley Tucci sudah membintangi puluhan judul film termasuk debutnya dalam Prizzie's Honor (1985).
Kedua orangtua Susie yaitu Jack dan Abigail Salmon dimainkan oleh Mark Wahlberg dan Rachel Weisz.
Rose McIver dan Christian Thomas Ashdale memerankan Lindsey dan Buckley.
Director:
Angkat nama di seantero dunia lewat trilogi The Lord Of The Rings, Peter Jackson juga memperoleh satu-satunya Oscar Sutradara Terbaik lewat bagian penutup trilogi tersebut.
Comment:
Durasi aslinya dipangkas 10-15 menit untuk konsumsi bioskop Indonesia. Tebakan saya itu terjadi di bagian pembunuhan terhadap Susie yang dianggap terlalu sadis dan provokatif karena pedofilia bukan sesuatu yang dapat diterima umum apalagi untuk masyarakat umum, juga beberapa adegan di ending yang dirasa tidak terlalu perlu. Plot ceritanya simpel tetapi dieksplorasi dengan sangat riil dan detail. Dramatisasinya dibangun cukup sempurna oleh Jackson. Dunia orang hidup dan orang mati dikombinasikan dengan menarik. Dunia peralihan yang biasanya digambarkan gelap gulita kali ini ditampilkan dengan nuansa yang berbeda. Sinematografinya tergolong indah dengan warna kuning dan coklat yang dominan disertai perubahan suasana siang dan malam. Dari segi cast, Ronan bermain cemerlang dimana emosinya terekam baik sebagai remaja 14 tahun yang masih kebingungan dengan jati dirinya. Yang patut diacungi jempol adalah Tucci yang menambah bobot dan memangkas bulu-bulu tubuhnya untuk menghayati peran psikopat pedofil. Pada beberapa bagian, peran-peran pendukung anggota keluarga Salmon juga berhasil mengisi peran secara utuh. Apakah terlihat seperti review yang sempurna? Tidak juga. Minus film ini cukup banyak, narasi yang terlalu datar dan terkesan berulang-ulang. Belum lagi perpindahan antar sekuens dua dunia yang cukup mengganggu. Dialog-dialognya cenderung biasa sehingga agak membosankan. Inti cerita The Lovely Bones sesungguhnya mengenai pelepasan terhadap sesuatu, bagaimana keterikatan duniawi menjadi suatu dilema yang sulit diselesaikan. Masalah yang bisa jadi dialami setiap orang di muka bumi.
Durasi:
125 menit
U.S. Box Office:
$43,818,839 till Mar 2010
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Susie Salmon-I was slipping away, that's what it felt like, life was leaving me, but I wasn't afraid; then I remembered: "There was something I was meant to do; somewhere I was meant to be."
Storyline:
6 Desember 1973, saat mengambil jalan pintas perjalanan pulang dari sekolah ke rumah, Susie Salmon dikuntit tetangganya, George Harvey dan diajak ke lubang rahasia di bawah ladang jagung. Disana Susie diperkosa, ditikam dan dimutilasi George. Ayah-ibunya Jack dan Abigail melaporkan pada polisi dan ditangani oleh Detektif Len Fenerman. Sayangnya penyelidikan tidak kunjung mendapat titik temu walau semuanya sempat mencurigai George tapi tidak menemukan bukti yang kuat. Beberapa waktu berlalu, arwah Susie tidak benar-benar pergi, dia terjebak di antara alam hidup dan mati. Menyaksikan dari kejauhan kekasih yang belum sempat diciumnya, Ray dan keluarganya termasuk neneknya serta kedua adiknya, Lindsey & Buckley. Akankah akhirnya kasus tersebut dapat terungkap? Berhasilkah Susie menemukan kedamaian sendiri dalam jalan hidupnya?
Nice-to-know:
Penulis novel laris ini, Alice Sebold lebih menginginkan aktris yang tidak terkenal untuk peran Susie Salmon. Setelah ikut menentukan proses casting dan menjatuhkan pilihannya, Saoirse Ronan dinominasikan Oscar kategori Aktris Pendukung Terbaik lewat Atonement (2007).
Cast:
Terakhir tampil cukup memikat dalam City Of Ember (2008), Saoirse Ronan kebagian tokoh Susie Salmon, remaja putri 14 tahun yang periang tetapi bernasib malang.
Pertama kali dinominasikan Academy Awards 2010 kategori Aktor Pendukung Terbaik lewat peran George Harvey disini, Stanley Tucci sudah membintangi puluhan judul film termasuk debutnya dalam Prizzie's Honor (1985).
Kedua orangtua Susie yaitu Jack dan Abigail Salmon dimainkan oleh Mark Wahlberg dan Rachel Weisz.
Rose McIver dan Christian Thomas Ashdale memerankan Lindsey dan Buckley.
Director:
Angkat nama di seantero dunia lewat trilogi The Lord Of The Rings, Peter Jackson juga memperoleh satu-satunya Oscar Sutradara Terbaik lewat bagian penutup trilogi tersebut.
Comment:
Durasi aslinya dipangkas 10-15 menit untuk konsumsi bioskop Indonesia. Tebakan saya itu terjadi di bagian pembunuhan terhadap Susie yang dianggap terlalu sadis dan provokatif karena pedofilia bukan sesuatu yang dapat diterima umum apalagi untuk masyarakat umum, juga beberapa adegan di ending yang dirasa tidak terlalu perlu. Plot ceritanya simpel tetapi dieksplorasi dengan sangat riil dan detail. Dramatisasinya dibangun cukup sempurna oleh Jackson. Dunia orang hidup dan orang mati dikombinasikan dengan menarik. Dunia peralihan yang biasanya digambarkan gelap gulita kali ini ditampilkan dengan nuansa yang berbeda. Sinematografinya tergolong indah dengan warna kuning dan coklat yang dominan disertai perubahan suasana siang dan malam. Dari segi cast, Ronan bermain cemerlang dimana emosinya terekam baik sebagai remaja 14 tahun yang masih kebingungan dengan jati dirinya. Yang patut diacungi jempol adalah Tucci yang menambah bobot dan memangkas bulu-bulu tubuhnya untuk menghayati peran psikopat pedofil. Pada beberapa bagian, peran-peran pendukung anggota keluarga Salmon juga berhasil mengisi peran secara utuh. Apakah terlihat seperti review yang sempurna? Tidak juga. Minus film ini cukup banyak, narasi yang terlalu datar dan terkesan berulang-ulang. Belum lagi perpindahan antar sekuens dua dunia yang cukup mengganggu. Dialog-dialognya cenderung biasa sehingga agak membosankan. Inti cerita The Lovely Bones sesungguhnya mengenai pelepasan terhadap sesuatu, bagaimana keterikatan duniawi menjadi suatu dilema yang sulit diselesaikan. Masalah yang bisa jadi dialami setiap orang di muka bumi.
Durasi:
125 menit
U.S. Box Office:
$43,818,839 till Mar 2010
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Sabtu, 10 April 2010
WHEN IN ROME : Pengaruh Magis Kolam Air Mancur Cinta
Tagline:
All is fair in love and Rome.
Storyline:
Terlalu fokus pada karirnya, Beth mengabaikan kehidupan cintanya sampai ia menghadiri pernikahan adiknya di Roma dan bertemu pendamping pria, Nick yang menawan. Saat mabuk di pinggir Kolam Air Mancur Cinta, Beth mengambil beberapa koin dan memasukkan ke tasnya. Hal tersebut mengakibatkan beberapa pria yang melempar koin itu sebelumnya menjadi jatuh cinta dan mengejar Beth kemanapun pergi termasuk ke New York! Beth yang merasa terganggu mendapati Nick melakukan hal yang sama. Kini ia harus mengembalikan koin-koin tersebut ke tempatnya dan tetap berpegang pada keteguhan cintanya sendiri.
Nice-to-know:
Lagu The Promise dinyanyikan oleh band yang bernama When In Rome dalam film Napoleon Dynamite (2004) yang mempertemukan Jon Heder dan Efren Ramirez yang kembali bereuni disini.
Cast:
Angkat nama lewat sebagian besar serial televisi termasuk Veronica Mars (2004-2007), Kristen Bell berperan sebagai Beth yang melakukan hal terlarang pada saat pernikahan adiknya di Roma.
Sama seperti rekannya, Josh Duhamel bermain dalam serial All My Children (1999-2002) kali ini berlakon sebagai Nick Beaman, pendamping pengantin pria yang terlibat cinlok dengan pendamping pengantin wanita.
Anjelica Huston sebagai Celeste
Will Arnett sebagai Antonio
Jon Heder sebagai Lance
Dax Shepard sebagai Gale
Luca Calvani sebagai Umberto
Director:
Baru film keempatnya sejauh ini bagi Mark Steven Johnson setelah terakhir menggarap Ghost Rider (2007).
Comment:
Plot film ini bisa dikatakan tidak eksis. Bayangkan pencarian cinta seorang wanita dihubungkan dengan mitos Fontana De Amoure yang terkenal di Roma itu. Sah-sah saja sebenarnya jika skrip didevelop dengan baik dan masuk akal, nyatanya tidaklah demikian. Lima pria harus tersihir pada si wanita begitu saja tanpa latar belakang yang kuat. Humor situasional yang berusaha diciptakan terasa garing dan mungkin saja membuat beberapa penonton tertawa walau sebenarnya tidak niat-niat amat dalam melakukannya. Satu-satunya yang agak jenaka hanyalah adegan mobil kuning mini tetapi "berkemampuan" maxi itu
Dari jajaran cast, Bell berakting nyaris tanpa improvisasi. Kesan tegar wanita karir yang mandiri seakan sirna saat ia harus berjibaku menghindari pria-pria aneh yang mengejarnya. Lalu ada Duhamel yang hanya menjual ketampanannya dengan postur tinggi dalam tuksedo. Ia nyaris tidak melakukan apapun untuk terlihat memikat ataupun dipikat oleh love interestnya itu. Chemistry keduanya terasa canggung apalagi di prolog film yang benar-benar janggal. Nama-nama pendukung yang lebih senior seperti Huston ataupun DeVito tidak dapat berbuat banyak mengembangkan karakterisasi masing-masing. Kesemuanya telihat bermain tanpa garis batas penokohan yang riil.
Sutradara Steven Johnson telah berusaha sekuat tenaga memasukkan unsur komedi romantis yang kental tetapi tidak ada artinya jika aspek-aspek tersebut di atas tidak tergarap dengan baik. Belum lagi editing yang terkesan sembarang pangkas. Alhasil When In Rome hanyalah tipikal sebuah chick flick yang menjual keelokan aktor-aktris utamanya tanpa meninggalkan kesan apapun setelah menyaksikannya.
Durasi:
90 menit
U.S. Box Office:
$32,669,555 till early Apr 2010.
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
All is fair in love and Rome.
Storyline:
Terlalu fokus pada karirnya, Beth mengabaikan kehidupan cintanya sampai ia menghadiri pernikahan adiknya di Roma dan bertemu pendamping pria, Nick yang menawan. Saat mabuk di pinggir Kolam Air Mancur Cinta, Beth mengambil beberapa koin dan memasukkan ke tasnya. Hal tersebut mengakibatkan beberapa pria yang melempar koin itu sebelumnya menjadi jatuh cinta dan mengejar Beth kemanapun pergi termasuk ke New York! Beth yang merasa terganggu mendapati Nick melakukan hal yang sama. Kini ia harus mengembalikan koin-koin tersebut ke tempatnya dan tetap berpegang pada keteguhan cintanya sendiri.
Nice-to-know:
Lagu The Promise dinyanyikan oleh band yang bernama When In Rome dalam film Napoleon Dynamite (2004) yang mempertemukan Jon Heder dan Efren Ramirez yang kembali bereuni disini.
Cast:
Angkat nama lewat sebagian besar serial televisi termasuk Veronica Mars (2004-2007), Kristen Bell berperan sebagai Beth yang melakukan hal terlarang pada saat pernikahan adiknya di Roma.
Sama seperti rekannya, Josh Duhamel bermain dalam serial All My Children (1999-2002) kali ini berlakon sebagai Nick Beaman, pendamping pengantin pria yang terlibat cinlok dengan pendamping pengantin wanita.
Anjelica Huston sebagai Celeste
Will Arnett sebagai Antonio
Jon Heder sebagai Lance
Dax Shepard sebagai Gale
Luca Calvani sebagai Umberto
Director:
Baru film keempatnya sejauh ini bagi Mark Steven Johnson setelah terakhir menggarap Ghost Rider (2007).
Comment:
Plot film ini bisa dikatakan tidak eksis. Bayangkan pencarian cinta seorang wanita dihubungkan dengan mitos Fontana De Amoure yang terkenal di Roma itu. Sah-sah saja sebenarnya jika skrip didevelop dengan baik dan masuk akal, nyatanya tidaklah demikian. Lima pria harus tersihir pada si wanita begitu saja tanpa latar belakang yang kuat. Humor situasional yang berusaha diciptakan terasa garing dan mungkin saja membuat beberapa penonton tertawa walau sebenarnya tidak niat-niat amat dalam melakukannya. Satu-satunya yang agak jenaka hanyalah adegan mobil kuning mini tetapi "berkemampuan" maxi itu
Dari jajaran cast, Bell berakting nyaris tanpa improvisasi. Kesan tegar wanita karir yang mandiri seakan sirna saat ia harus berjibaku menghindari pria-pria aneh yang mengejarnya. Lalu ada Duhamel yang hanya menjual ketampanannya dengan postur tinggi dalam tuksedo. Ia nyaris tidak melakukan apapun untuk terlihat memikat ataupun dipikat oleh love interestnya itu. Chemistry keduanya terasa canggung apalagi di prolog film yang benar-benar janggal. Nama-nama pendukung yang lebih senior seperti Huston ataupun DeVito tidak dapat berbuat banyak mengembangkan karakterisasi masing-masing. Kesemuanya telihat bermain tanpa garis batas penokohan yang riil.
Sutradara Steven Johnson telah berusaha sekuat tenaga memasukkan unsur komedi romantis yang kental tetapi tidak ada artinya jika aspek-aspek tersebut di atas tidak tergarap dengan baik. Belum lagi editing yang terkesan sembarang pangkas. Alhasil When In Rome hanyalah tipikal sebuah chick flick yang menjual keelokan aktor-aktris utamanya tanpa meninggalkan kesan apapun setelah menyaksikannya.
Durasi:
90 menit
U.S. Box Office:
$32,669,555 till early Apr 2010.
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Jumat, 09 April 2010
BEBEK BELUR : Reuni Dagelan Aktor-Aktris Lawas
Storyline:
Pejabat kaya raya bernama Toro dalam perjalanan dinas bersama asistennya secara tidak sengaja bertemu Rini, kembang desa Cibulu. Toro jatuh cinta pada pandangan pertama dan mengaku namanya Sugi walau sudah beristri Rima yang sangat perhatian padanya. Rini pun sesungguhnya telah menjalin kasih dengan sahabat masa kecilnya, Dadang. Namun semua itu tidak berarti karena Ibunya yang matre lantas saja menyetujui lamaran Toro walau ayah Rini tidak setuju. Pernikahan besar-besaran antara Sugi dan Rini pun direncanakan di desa Cibebek bersamaan dengan pagelaran musik Pak Sam. Akankah acara tersebut dapat digagalkan dan Dadang dapat kembali bersatu dengan Rini?
Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh Squarebox ini press conference dan gala premierenya dilakukan di Djakarta Theatre.
Cast:
Nyaris semua aktor-aktris senior yang mendukung film ini menggunakan nama asli untuk karakternya.
Didi Petet
Deddy Mizwar
Slamet Rahardjo
Torro Margens
Gigi Band
Joshua Pandelaki
Ully Artha
Rima Melati
Ida Kusumah
Jajang C. Noer
Nungki Kusumastuti
Bajaj Grup
Valentino
Thessa Kaunang
Sam Bimbo
Sigit Hardadi
Nana S. Patah
Director:
Terakhir membesut Hantu (2007), Adrianto Sinaga kembali menggarap film layar lebar bertemakan drama komedi ini.
Comment:
Senioritas aktor-aktris lawas yang bermain di film ini sangatlah membantu proses narasi cerita yang apik. Sutradara mengaku tidak perlu repot mengarahkan mereka lagi. Semua tampil dengan gaya khasnya masing-masing. Yang sulit mungkin membagi porsi rata antar karakternya yang sedemikian banyak. Bahkan nama sebesar Didi Petet ataupun Deddy Mizwar hanya tampil sebentar pada awal atau akhir film. Beruntungnya Ully, Torro, Joshua, Rima mendapat porsi yang lebih. Lebih beruntung lagi generasi muda yang diwakili oleh Mario Irwiensyah dan Rini Yulianti untuk dapat berpartisipasi, keduanya bermain cukup natural sebagai pemuda-pemudi desa yang sederhana. Plotnya sebetulnya simpel saja dan berkali-kali pernah diangkat film sejenis layar lebar atau televisi terutama di tahun 1980an sampai 1990an, tetapi twist yang menarik dengan gaya tersendiri pada ending cukup membuatnya berbeda. Semua humor yang disuguhkan Bebek Belur sangat menonjol, terima kasih pada semangat kesahajaan yang dipersembahkan dengan porsi yang pas sehingga setiap adegan kecilpun terasa bermakna. Meski terbagi dalam beberapa bangunan cerita yang saling terkait, film ini tetap berjalan pada relnya dan bersinergi pada satu kesatuan utuh. Ohya, band GIGI juga ambil bagian dalam pengalaman pertama mereka bermain film dengan mengubah namanya. Apakah itu? Jika ada kesempatan, tidak ada salahnya menyaksikan kisruh Desa Cibulu dan Cibebek yang akan mengocok perut anda!
Durasi:
105 menit
Overall:
8 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa
Pejabat kaya raya bernama Toro dalam perjalanan dinas bersama asistennya secara tidak sengaja bertemu Rini, kembang desa Cibulu. Toro jatuh cinta pada pandangan pertama dan mengaku namanya Sugi walau sudah beristri Rima yang sangat perhatian padanya. Rini pun sesungguhnya telah menjalin kasih dengan sahabat masa kecilnya, Dadang. Namun semua itu tidak berarti karena Ibunya yang matre lantas saja menyetujui lamaran Toro walau ayah Rini tidak setuju. Pernikahan besar-besaran antara Sugi dan Rini pun direncanakan di desa Cibebek bersamaan dengan pagelaran musik Pak Sam. Akankah acara tersebut dapat digagalkan dan Dadang dapat kembali bersatu dengan Rini?
Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh Squarebox ini press conference dan gala premierenya dilakukan di Djakarta Theatre.
Cast:
Nyaris semua aktor-aktris senior yang mendukung film ini menggunakan nama asli untuk karakternya.
Didi Petet
Deddy Mizwar
Slamet Rahardjo
Torro Margens
Gigi Band
Joshua Pandelaki
Ully Artha
Rima Melati
Ida Kusumah
Jajang C. Noer
Nungki Kusumastuti
Bajaj Grup
Valentino
Thessa Kaunang
Sam Bimbo
Sigit Hardadi
Nana S. Patah
Director:
Terakhir membesut Hantu (2007), Adrianto Sinaga kembali menggarap film layar lebar bertemakan drama komedi ini.
Comment:
Senioritas aktor-aktris lawas yang bermain di film ini sangatlah membantu proses narasi cerita yang apik. Sutradara mengaku tidak perlu repot mengarahkan mereka lagi. Semua tampil dengan gaya khasnya masing-masing. Yang sulit mungkin membagi porsi rata antar karakternya yang sedemikian banyak. Bahkan nama sebesar Didi Petet ataupun Deddy Mizwar hanya tampil sebentar pada awal atau akhir film. Beruntungnya Ully, Torro, Joshua, Rima mendapat porsi yang lebih. Lebih beruntung lagi generasi muda yang diwakili oleh Mario Irwiensyah dan Rini Yulianti untuk dapat berpartisipasi, keduanya bermain cukup natural sebagai pemuda-pemudi desa yang sederhana. Plotnya sebetulnya simpel saja dan berkali-kali pernah diangkat film sejenis layar lebar atau televisi terutama di tahun 1980an sampai 1990an, tetapi twist yang menarik dengan gaya tersendiri pada ending cukup membuatnya berbeda. Semua humor yang disuguhkan Bebek Belur sangat menonjol, terima kasih pada semangat kesahajaan yang dipersembahkan dengan porsi yang pas sehingga setiap adegan kecilpun terasa bermakna. Meski terbagi dalam beberapa bangunan cerita yang saling terkait, film ini tetap berjalan pada relnya dan bersinergi pada satu kesatuan utuh. Ohya, band GIGI juga ambil bagian dalam pengalaman pertama mereka bermain film dengan mengubah namanya. Apakah itu? Jika ada kesempatan, tidak ada salahnya menyaksikan kisruh Desa Cibulu dan Cibebek yang akan mengocok perut anda!
Durasi:
105 menit
Overall:
8 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa
Langganan:
Postingan (Atom)