XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Sabtu, 31 Januari 2009

PINTU TERLARANG : Tabir Rahasia Tidak Mesti Selalu Diungkap

Quotes:
Setiap orang memiliki rahasia, istri punya rahasia, sahabat punya rahasia..

Cerita:
Seorang pematung sukses, Gambir sepintas terlihat memiliki kehidupan yang sempurna. Rumah yang megah, mobil yang mewah, harta yang melimpah, teman-teman yang suportif dan tentu saja istrinya yang cantik nan mandiri, Talyda. Semua mulai berubah saat Gambir kerapkali menerima pesan yang berbunyi "Tolong Saya" dari seorang bocah lelaki yang tidak pernah dikenalnya. Rasa penasaran dan jiwa kemanusiaan mendorong Gambir berusaha mencari jawaban untuk menyelamatkan bocah tersebut di saat ia menyadari bahwa mungkin saja orang-orang di sekitarnya menyimpan rahasia besar darinya. Apa yang sesungguhnya tersembunyi di balik sebuah pintu yang akan menjadi kunci dari semua itu?

Gambar:
Sinematografi yang apik karena menampilkan gambar-gambar berkelas yang memanjakan mata dalam berbagai konsep.

Act:
Fachri Albar menunjukkan totalitas aktingnya disini. Sebagai Gambir yang menyimpan masa lalu kelam tapi berusaha bangkit dengan caranya sendiri untuk kemudian menjadi pematung yang boleh dibilang mempunyai segalanya sampai kembali tertekan menghadapi suatu masalah yang mungkin akan mengubah hidupnya.
Penampilan memikat dari Marsha Timothy sebagai Talyda, wanita cantik yang mandiri dan perfeksionis serta merasa punya kendali terhadap suaminya.
Aktor-aktris pendukung lain seperti Tio Pakusadewo, Ariyo Bayu, Otto Djauhari, Henidar Amroe dan lain-lain turut memperkuat jajaran cast dengan gemilang dan saling melengkapi.

Sutradara:
Joko Anwar mungkin masih dalam tahap pengukuhan diri sebagai sutradara papan atas perfilman Indonesia. Dalam Pintu Terlarang ini, Joko menggabungkan beberapa elemen dasar suspense, thriller dan drama dengan sangat baik. Penceritaan mengalir lancar dengan tensi yang meningkat menjelang akhir film. Beberapa kejutan pun tersimpan rapi sehingga membuat penonton menebak-nebak atas apa yang sesungguhnya terjadi. Seperti saya mengutip kata-kata Joko, "Semakin sedikit anda mengetahui cerita film ini, semakin anda akan mampu menikmati film ini". Well done!

Komentar:
Walaupun ada kesan mencomot ide dari beberapa film terkenal luar negeri terutama Hollywood dan Thailand, Pintu Terlarang tetap patut mendapat apresiasi tersendiri karena berani menyuguhkan sesuatu yang berbeda dengan cara yang kreatif. Anda yang ingin melihat kemajuan era baru perfilman Indonesia, wajib nonton salah satu film yang paling ditunggu tahun ini. Dan tidak usah malu mengakui saat anda pada akhirnya salah menerka ending film ini walaupun saya sudah bisa merabanya mulai memasuki dua pertiga terakhir film. Buktikan sendiri!

Durasi:
100 menit

Overall:
7.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

DOOMSDAY : Kiamat Dunia Akibat Wabah Virus Mematikan

Quotes:
Eden Sinclair-What were you doing in the city?
Cally-I went to find my brother... Sol.
Eden Sinclair-That maniac is your brother?
Norton-That is one fucked up family, man.

Cerita:
Virus mematikan menyebar seantero Inggris Raya, jutaan orang terinfeksi dan ribuan sudah tewas karenanya. Untuk menghentikan ancaman tersebut Pemerintah mengkarantina negara dengan sadis sehingga terjadi kekacauan dan ketakutan dimana-mana walau berhasil dengan baik.Tiga dekade berikutnya, virus yang dikenal bernama Reaper itu muncul kembali di kota besar. Sebuah kelompok ahli elit dikerahkan untuk mendapatkan obat penangkalnya dengan dipimpin oleh Major Eden Sinclair dalam waktu yang ditentukan. Berhasilkah mereka keluar hidup-hidup dari area terkutuk itu?

Gambar:
Bergerak dengan cepat dan tersaji dalam huru-hara yang gegap-gempita menampilkan situasi negara yang kacau.

Act:
Aktris yang digadang-gadang menjadi Lara Croft yang baru, Rhona Mitra tampil nyaris bersamaan di sekuel kedua Underworld dengan film ini. Sebagai Major Eden Sinclair, Rhona memperlihatkan emosi yang datar namun berdarah dingin dalam membebaskan umat manusia dari ancaman virus sekaligus menyembuhkan trauma masa kecilnya.

Sutradara:
Neil Marshall yang sebelumnya menelurkan The Descent kali ini kebagian science fiction yang dipadu dengan action dan horror. Tidak buruk memang bagi sutradara kelahiran Inggris ini tapi tentunya Doomsday tidak akan begitu saja bisa disukai penonton maupun kritikus yang berdampak pada jatuhnya hasil box office film ini.

Komentar:
Jika anda menyukai 28 Days Later yang kelam dan seru itu, anda mungkin menyukai film ini walaupun tidak halnya dengan saya. 28 Days Later mungkin saja menjadi cult English movie di kemudian hari, tapi Doomsday nanti dulu. Semua bumbu terasa dipaksakan masuk dalam film ini mulai dari zombie, sosok heroine yang keren, gerombolan punk, kanibalisme dsb sehingga "kekacauan sejati" niscaya memang terlihat dari rol film mulai berputar sampai menggulung kembali. Dari kacamata orang awam yang ingin mencari hiburan semata, film ini mungkin memenuhi standar karena berisikan adegan aksi, humor sampai horor tapi sayang semua terasa terlalu berlebihan.

Durasi:
100 menit

U.S. Box-Office:
$10,955,425 till early April 2008

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Jumat, 30 Januari 2009

ASMARA DUA DIANA : Kemelut Dua Wanita Tercinta Hamil Bersamaan

Cerita:
Dengan kesupelannya, Asmara memiliki daya tarik tersendiri di mata wanita. Pertama adalah Diana Wulandari yang akhirnya menjadi istrinya. Beruntunglah Asmara sebab ayah Diana W adalah saudagar kaya yang tidak segan memberikan bisnisnya kepada menantunya itu. Kedua adalah Diana Dwiyana yang berkenalan tidak sengaja dan karena kencan beberapa kali mengaku hamil oleh Asmara. Kepanikan Asmara semakin menjadi karena istrinya juga diberitakan positif hamil. Berusaha membagi perhatiannya, Asmara melakukan hal-hal konyol dibantu oleh sopirnya, Norman. Diana D tidak tinggal diam dan meminta kakaknya yang seorang kolonel mencari Asmara. Bagaimana kemelut ini akhirnya dapat terselesaikan?

Gambar:
Adegan-adegan komikal terhampar di film ini lengkap dengan bahasa personifikasi yang membuat penonton bisa berasumsi sendiri!

Act:
Mantan VJ MTV sukses, Jamie Aditya didapuk menjadi Asmara, lelaki beruntung yang bermasalah dengan kesetiaan.
Luna Maya mengaku sejak awal tertarik memerankan seorang istri hamil yang lemah lembut bernama Diana Wulandari.
Debut perdana penyanyi seksi, Aura Kasih sebagai Diana Dwiyana yang liar sekaligus culas.
Turut didukung oleh Mario Maulana sebagai Norman sang sopir setia.

Sutradara:
Memulai debutnya lewat Claudia/Jasmine, Awi Suryadi kali ini bekerjasama dengan penulis skenario, Salman Aristo dalam mengarahkan komedi hitam yang sebenarnya agak tidak biasa di Indonesia.

Komentar:
Dengan iringan musik jazz ringan di hampir sepanjang film, Asmara Dua Diana sebetulnya cukup menyegarkan untuk diikuti. Aksi one-man-show nya Jamie cenderung kocak dan menghibur walau terkadang berlebihan, Luna tampil dinamis dan Aura tidak terlalu mengecewakan dalam debutnya walau masih ada beberapa kekurangan. Sang sutradara, Awi memang dikenal cukup kreatif dalam berkarya. Lantas apa kekurangan ADD ini? Jawabannya adalah nyawa film! Dari awal sampai akhir kita disuguhi plot yang agak rumit tetapi dipaksakan simpel sehingga banyak logika yang terabaikan hanya untuk mengejar twist pada bagian ending, itupun cenderung antiklimaks. Sehingga pada akhirnya penonton menjadi kebingungan mencerna esensi film yang baru saja mereka saksikan. Sayang memang karena sebetulnya ADD ini punya potensi yang cukup baik.

Durasi:
90 menit

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Kamis, 29 Januari 2009

BRIDE WARS : Perseteruan Dua Calon Pengantin Bersahabat

Quotes:
Emma-Your wedding's gonna be huge, just like your ass at prom.
Liv-Your wedding can suck it.

Cerita:
Liv dan Emma berteman baik sejak kecil dan selalu ada untuk satu sama lain baik dalam suka maupun duka. Walaupun mereka bertunangan dengan Nate dan Fletcher hanya berbeda beberapa jam saja, bersama-sama menyusun rencana pernikahan di tempat termewah yaitu Plaza Hotel di New York. Sayang karena kesalahan administrasi dan ketidak cocokan tanggal pernikahan membuat kedua pengantin yang semula teman baik itu saling berkompetisi satu sama lain untuk mempertahankan impiannya sejak kecil.

Gambar:
Bersetting sebagian besar di Massachusetts tempat Liv dan Emma tumbuh sampai menekuni dua profesi yang berbeda. Kemegahan The Plaza Hotel yang sesungguhnya di New York juga menjadi daya tarik tersendiri.

Act:
Anne Hathaway melejit melalui debutnya dalam film remaja produksi Disney, The Princess Diaries (2001) sebagai Mia Thermopolis. Setelah itu ia berhasil menanggalkan imagenya dan terlibat dalam beberapa peran wanita dewasa, termasuk di film ini sebagai Emma yang menghadapi keraguan pernikahan dengan suami sekaligus teman baik sesame guru, Fletcher yang diperankan oleh Chris Pratt.
Pernah mendukung serial televisi remaja sukses Party Of Five, Kate Hudson disini memerankan Liv, wanita karir yang sepintas terlihat sempurna kehidupannya termasuk saling mencintai dengan calon suaminya Nate yang dimainkan oleh Bryan Greenberg.
Didukung pula oleh aktris senior Candice Bergen sebagai Marion St Claire dan Steve Howey sebagai Daniel, kakak kandung Liv.

Sutradara:
Gary Winick yang pernah sukses dengan Charlotte’s Web (2006), kali ini kembali pada genre drama komedi romantis dengan andalannya dua Hollywood’s sweethearts masa kini, Hathaway dan Hudson.

Komentar:
Melihat premis dan cast Bride Wars awalnya cukup menjanjikan. Tetapi saat menyaksikan dan memasuki menit ketiga puluh sampai menjelang akhir, saya merasa kecewa. Apa lacur? Hudson dan Hathaway berakting egois dengan cara kotornya masing-masing untuk menjatuhkan sesama selayaknya genre komedi hitam tetapi apa yang mereka perlihatkan terasa sangat dipaksakan dan tidak natural. Sebagai komedi romantis yang ringan, seharusnya film ini bisa menghibur. Sayangnya tidak didukung eksplorasi cerita dan gaya penyutradaraan yang maksimal. Alhasil level Bride Wars jauh di bawah genre serupa dan akan dengan mudah terlupakan oleh penonton.

Durasi:
90 menit

U.S. Box Office:
$58,715,510 till May 2009

Overall:
7 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Rabu, 28 Januari 2009

THE KOVAK BOX : Melacak Jawaban Kasus Bunuh Diri Massal

Quotes:
David-You said Jane didn't commit suicide.
Silvia-I know I did not jump through this window, but I don't know what really happened.

Cerita:
Sebagai seorang penulis laris, David Norton biasanya memegang kendali atas nasib semua tokoh dalam novelnya, mati atau hidup. Namun apa yang terjadi saat semua dunia fiksinya menjadi terlalu nyata?
David tiba di Majorca untuk menghadiri konferensi. Semua terlihat baik-baik saja sampai tunangannya tiba-tiba melompat bunuh diri dari balkon kamar hotel tempat mereka menginap. Saat David berusaha mencari jawabannya atas kasus tersebut, orang-orang di sekeliling nya mendadak melakukan bunuh diri tanpa alas an yang bias dijelaskan. Sesaat David menyadari kalau dia memegang kunci penting dari ceritanya hanya saja dia sendiri tidak tahu bagaimana mengakhiri semua itu. Bersama Silvia yang berhasil lepas dari kematiannya sendiri, mereka berkolaborasi untuk memecahkan mimpi buruk tersebut yang mungkin saja bisa menelan banyak korban jiwa yang lebih besar lagi.


Gambar:
Sepintas seperti menyaksikan film teve karena angle pengambilan gambar yang standard dan close up!

Act:
Timothy Hutton sebagai David menampilkan sosok yang percaya diri sebagai penulis sukses sampai mentalnya jatuh saat menemukan hal-hal mengerikan yang terjadi yang berhubungan dengan masa lalunya.
Lucía Jiménez sebagai Silvia berhasil memperlihatkan emosi yang membuatnya terlihat gigih mencari jawaban dari semua tragedy yang juga hampir merenggut nyawanya.
David Kelly sebagai Frank Kovak yang merupakan penggemar berat buku David sejak dulu sukses memerankan seorang pria tua yang berpembawaan santai tapi menyimpan teka-teki besar.

Sutradara:
Mengawali karier sebagai sutradara sejak tahun 2000, Daniel Monzon mungkin belum banyak berpengalaman. Sebelumnya aktor beberapa film Spanyol ini sering terlibat dalam produksi sejumlah film lokal yang belum terlalu menjual. Kita tunggu kiprahnya dalam produksi mendatang.

Komentar:
Film yang mungkin tepat menggambarkan kekuatan seorang penulis buku ataupun skenario film untuk mengatur jalan ceritanya sesuai kemauan pribadi untuk tujuan yang lebih besar. Hanya saja kemasan The Kovak Box secara keseluruhan masih kurang menggigit. Lemahnya penjabaran plot cerita dan kurangnya petunjuk-petunjuk dasar untuk membangun suspensi menjadikan film ini agak membosankan di paruh pertamanya.

Durasi:
100 menit

Box-Office:
€1,546,700 in Spain till mid 2007

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Minggu, 25 Januari 2009

THE BANK JOB : Perampokan Bank Berbuntut Intrik Berbagai Pihak

Quotes:
[Terry has fallen through into an underground vault while digging the tunnel to get into the bank]
Dave Shilling-What's down there?
Terry Leather-It's a pile of skeletons.
Dave Shilling-You're joking. Let's hope they're not the last gang who tried to take this bank.
[robbers laugh]

Cerita:
Terry berusaha menghindari kejahatan kelas kakap sebelum bertemu Martine yang menawarkan petunjuk perampokan bank yang diyakini sukses di Baker Street, London. Terry menganggap kesempatan ini sekali seumur hidup dan mengajak teman-temannya untuk membobol ruang penyimpanan titipan nasabah yang bernilai jutaan dollar dalam bentuk uang tunai maupun perhiasan. Tak hanya itu, sekumpulan rahasia kotor yang menyeret mereka ke dalam belitan jaringan korupsi dan skandal maut serta pemerintah Inggris tingkat tinggi sampai keluarga kerajaan. Kisah sejati tentang perampokan yang menjadi kacau dalam hal-hal yang tepat.

Gambar:
Berbagai lokasi di Inggris menyuguhkan gambaran yang menarik dan bervariasi sepanjang film termasuk Stasiun Bawah Tanah Aldwych, Marylebone Road, Studio Pinewood dan beberapa scene di Australia dan Italia.

Act:
Menjadi musuh Jet Li dalam The One (2001) adalah satu dari sekian peran yang pernah dimainkan Jason Statham yang semuanya bergenre laga termasuk sebagai Terry Leather, mantan penjahat yang tergiur kembali pada perampokan besar.
Mengawali karirnya dalam peran kecil di In The Name Of The Father (1993), Saffron Burrows kali ini berperan sebagai Martine Love, model seksi yang memiliki rencana matang dalam melakukan kejahatan kelompok.
Turut didukung oleh Daniel Mays sebagai Dave Shilling yang bernasib sial.

Sutradara:
Pernah menyutradarai film yang akhirnya menjadi cult yaitu Cocktail (1988), Roger Donaldson selama 10 tahun terakhir tidak terlalu aktif berkarya. The Bank Job yang merupakan sekuel dari remake sukses ini kehilangan seluruh cast pendahulunya.

Komentar:
Sepertiga film diawali dengan percakapan dan pengenalan yang terlampau lambat sehingga amat membosankan. Namun saat Martine dan Terry berkenalan, film bergulir dengan cepat dengan intrik yang menarik. Detail perampokan sampai berujung pada penemuan tidak terduga yang memunculkan permainan kucing tikus yang sulit ditebak akhirnya adalah eksekusi plot cerita brilian yang disuguhkan sutradara. Diangkat dari kisah nyata pada masa lalu, The Bank Job memang memiliki kemiripan dengan prekuelnya The Italian Job yang dibintangi aktor-aktris populer Hollywood. Tapi bukan berarti cast disini bisa diremehkan begitu saja. Semuanya tampil memikat. Hanya saja kekurangan yang paling mencolok adalah aksen dan gaya British yang terlalu dipaksakan dan terkesan kurang pas. Di luar itu, this is a fine movie for you to watch!

Durasi:
110 menit

U.S. Box Office:
$30,028,592 till Jun 2008

Overall:
7.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Sabtu, 24 Januari 2009

RED CLIFF : Sejarah Pertempuran Legendaris Tiga Raja Tiongkok

Quotes:
Liu Bei-Truth and illusion are often disguised as each other, Cao Cao likes to play this game, both with friends and foes.

Cerita:
Tahun 208 SM, hari-hari terakhir pemerintahan Dinasti Han, Perdana Menteri yang cerdas Cao Cao berhasil meyakinkan Raja Han bahwa satu-satunya cara untuk menyatukan seluruh daratan Cina yaitu dengan menyatakan perang terhadap kerajaan-kerajaan Xu di bagian barat dan East Wu di bagian selatan. Maka di mulailah kampanye militer besar-besaran, dipimpin oleh sang Perdana Menteri.
Sejumlah peperangan besar terjadi, baik di daratan maupun lautan karena Liu Bei tidak mau menyerah begitu saja apalagi dengan ratusan ribu pasukannya yang menang kuantitas berkali-kali lipat. Tapi dengan strategi jitu yang diterapkan Zhou Yu dan Zhuge Liang yang mencermati kekuatan dan kelemahan tentara musuh, pertarungan menjadi imbang dan berlangsung seru. Akankah sejarah Cina berubah untuk selamanya pada akhir pertempuran itu?


Gambar:
Adegan peperangan di Perbukitan Merah yang mewakili daratan dan di Sungai Yangtze yang mewakili perairan mendapat porsi lebih dan digambarkan dengan sangat detail.

Act:
Takeshi Kaneshiro as Zhuge Liang
Tony Leung Chiu Wai as Zhou Yu
Zhang Fengyi as Cao Cao
Vicky Zhao Wei as Sun Shangxiang
Chang Chen as Sun Quan
You Yong You as Liu Bei
Hou Yong as Lu Su
Hu Jun as Zhao Yun
Jiang Tong as Li Tong
Lin Chiling as Xiao Qiao
Shido Nakamura as Wa Long
Song Jia as Li Ji
Tong Dawei as Sun Shucai
Wang Qingxiang as Kong Rong
Saya tidak akan mengomentari akting mereka satu persatu karena menurut saya semua tampil sangat bagus dan menjiwai peran masing-masing dengan gemilang sehingga mampu menghidupkan suasana film secara global.

Sutradara:
John Woo yang kembali menyutradarai film Hongkong setelah belasan tahun berkarya di Hollywood tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan kepadanya. Berpengalaman menangani film-film yang cukup besar dengan bintang-bintang ternama macam John Travolta, Nicholas Cage dsb, Woo boleh dibilang berjudi dengan bujet 80 juta dollar Amerika untuk membesut film legendaris ini. Dirasa durasinya akan membengkak, Woo membagi Red Cliff menjadi dua bagian agar tidak kehilangan esensinya. Keputusan yang tepat karena eksplorasi cerita menjadi maksimal, penggunaan spesial efek yang canggih juga didukung dengan jajaran cast yang tidak perlu diragukan lagi kaliber aktingnya. Two thumbs up!

Komentar:
Selang waktu 6 bulan mungkin paling dinantikan untuk menyaksikan Red Cliff secara lengkap. Jika film pertama lebih banyak bermain dalam pengenalan tokoh dan pendalaman karakternya, film kedua menawarkan strategi perang yang sangat menarik. Jelas inilah film wajib tonton bagi masyarakat Asia pada umumnya dan komunitas beretnis kuning pada khususnya karena film ini konon menggambarkan sejarah Cina menjadi kekuatan terbesar di benua Asia. Walaupun ada beberapa penyimpangan sejarah di sebagian plot tapi tidak mengganggu jalan cerita secara keseluruhan. Awal sampai pertengahan film mungkin akan membosankan karena terlalu banyak dialog tapi jika disimak dengan baik justru banyak poin plus yang bisa dipetik dari Red Cliff. Semua elemen dalam film ini bersinergi dengan baik untuk menjadikannya adaptasi layar lebar Sam Kok terbaik yang pernah dibuat sepanjang sejarah perfilman Mandarin!

Durasi:
275 menit

Box-Office:
Part 1-
CNY 312,000,002 (China) (24 August 2008)
HKD 24,262,237 (Hong Kong) (24 August 2008)
MYR 1,981,478 (Malaysia) (3 August 2008)
SGD 2,545,523 (Singapore) (3 August 2008)
KRW 10,091,549,234 (South Korea) (3 August 2008)
TWD 151,889,372 (Taiwan) (3 August 2008)
THB 31,450,706 (Thailand) (3 August 2008)
Part 2-
will be updated soon..

Overall:
8.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

BLIND DATING : Jika Pria Tuna Netra Menjalani Kencan Buta

Quotes:
Leeza Raja-Why doesn't he use his cane?
Dr. Evans-Because he doesn't think of himself as blind.

Storyline:
Meskipun pintar, tampan, populer tetapi Danny memiliki kekurangan paling mendasar yaitu buta. Namun demikian ia tetap tegar dan mandiri, sering berjalan tanpa tongkat dan mengenali benda/orang dari suara dan baunya. Kakaknya Larry yang menjadi supir limo berulangkali berusaha menjodohkan Danny dengan wanita karena dianggap tidak normal masih perjaka di usia 22 tahun! Beberapa kencan buta yang dilaluinya tidak membuat Danny bahagia sampai ia bertemu Leeza, resepsionis rumah sakit tempatnya diterapi. Keduanya lambat laun dekat satu sama lain meskipun pernikahan Leeza sedang diatur keluarganya dengan seorang pria India. Sementara itu satu kesempatan operasi diambil Danny walaupun hasilnya tidak dapat dipastikan.

Nice-to-know:
Aslinya dirilis tahun 2006 dan bahkan di Malaysia sudah beredar tahun 2007. Entah mengapa di Indonesia baru diedarkan tahun 2009!

Cast:
Karir aktingnya dimulai lewat Why Germany? (2004), Chris Pine mendapat peran Danny, pemuda buta yang charming, pintar dan selalu berpandangan ke depan.
Karakter Leeza Raja yang cantik sederhana merupakan debut layar lebar pertama bagi Anjali Jay.
Salah satu pentolan franchise movie American Pie, Eddie Kaye Thomas kebagian tokoh Larry, kakak Danny yang mesum.

Director:
Pria kelahiran Georgia bernama James Keach selama ini berpengalaman di dunia pertelevisian termasuk 24 episode serial Dr. Quinn, Medicine Woman periode 1993-1998.

Comment:
Jika melihat teaser poster dan trailernya, kita akan menyangka film ini hanyalah komedi remaja yang ringan seperti popcorn. Nyatanya kita hanya dibuat tertawa terpingkal-pingkal pada tiga puluh menit pertama saat Larry berusaha "keras" mengatur kencan buta bagi adiknya. Setelah itu film mengalir dengan esensi drama mengenai pencarian Danny akan hubungan serius dengan lawan jenis sekaligus jati dirinya sendiri. Sebagai orang buta yang sepintas terlihat tidak buta, Pine menjiwai peran Danny dengan baik dengan bahasa tubuhnya termasuk sorot mata lugunya. Anjali juga tidak mengecewakan sebagai Leeza, gadis India yang bermata bulat besar tetapi sudah terbuka budayanya. Sedikit kolusi saat Jane Seymour yang notabene istri sang sutradara mendapat peran kocak sebagai Dr. Evans yang hobi telanjang! Bagaimanapun chemistry Pine dan Anjali yang sebetulnya terbentur budaya itu tercipta dengan baik sehingga membuat penonton bersimpati pada keduanya yang sama-sama terbebani dengan kehidupan pribadi masing-masing. Andai saja Keach mampu mengeksplorasi sisi yang satu ini, niscaya hasil akhir akan lebih baik lagi. Endingnya terasa dipermudah saat kedua keluarga menerima begitu saja. Hm, jika tidak mempermasalahkan ini itunya, Blind Dating akan bisa anda nikmati dengan perasaan jenaka dan haru sekaligus.

Durasi:
95 menit

U.S. Box Office:
$87,416 till May 2007 (limited few screens).

Overall:
7 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Jumat, 23 Januari 2009

HANTU JAMU GENDONG : Asal-Usul Dan Teror Hantu Penjual Jamu

Tagline:
Cantik, sexy, bohay, tapi..

Cerita:
Kesulitan uang, Kafka menerima tugas membuat skripsi temannya dengan sejumlah upah. Ia mengangkat topik kaum urban yang berjudi mengadu nasib di Jakarta. Sampai pada satu hari dimana musibah menimpa dua temannya Rio dan Nadya yang konon diteror hantu jamu gendong. Bersama kekasihnya Meisya, Kafka kemudian menyelidiki asal mula hantu yang bernama Sri tersebut dengan mendatangi tempat terbunuhnya di masa silam. Mereka diharuskan melakukan ritual memecahkan telor sambil berteriak jamu, jamune untuk melihat penampakan hantu Sri. Masalah tidak berhenti sampai di situ karena Kafka, Meisya dan Andin sahabatnya menjadi sasaran kemarahan hantu jamu gendong. Bagaimana menyelesaikan itu semua? Siapa sesungguhnya Sri dan tragedi apa yang menimpanya?

Gambar:
Banyak bersetting di bangunan rumah bekas terbakar tempat bersemayamnya hantu jamu gendong. Beberapa setting rumah juga terlihat familiar di film-filmnya sutradara bernama banyak itu.

Act:
Biasa berperan dalam film komedi, Dimas Aditya kali ini kebagian peran Kafka yang skeptis tapi akhirnya dituntut bertanggung jawab menyelesaikan semua masalah yang dimulainya.
Aktris seksi Julia Perez menjadi hantu jamu gendong yang diakuinya tantangan tersendiri karena menggunakan kebaya yang sangat ketat dan diharuskan menguasai teknik meracik jamu.

Sutradara:
Tidak banyak berbeda dengan karya horor sebelumnya terutama kemiripan skrip dengan Hantu Jeruk Purut, Koya Pagayo kembali dengan genre yang membesarkan namanya. Hanya saja sayang talentanya tidak banyak berkembang dan masih menggunakan elemen-elemen yang sudah terlalu lazim sehingga tidak ada lagi kejutan berarti.

Komentar:
Nuansa horor mungkin akan cukup menyentak untuk anda yang belum mengenal siapa sutradara ini. Hantu Jamu Gendong hanya menjual nama Jupe dan Dimas semata, tidak ada yang baru. Pengembangan dan bahkan penyelesaian cerita menjadi terabaikan padahal durasi yang terlalu singkat seharusnya bisa disiasati dengan penambahan beberapa scene. Kesimpulannya, bukan film yang direkomendasikan untuk ditonton.

Durasi:
80 menit

Overall:
6.5 out of 10
Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Kamis, 22 Januari 2009

THE COTTAGE : Komedi Penculikan Berbuah Thriller Pembantaian

Cerita:
David dan adiknya Peter tiba di sebuah vila terpencil pada suatu malam. Ketika Peter membuka bagasi, ada seorang gadis tidak sadarkan diri bernama Tracey terikat. Rupanya mereka berdua adalah sepasang penculik yang mengharapkan uang tebusan. Sayangnya satu fakta yang tidak mereka sadari bahwa mereka tidak sendiri di vila tersebut, ada sesosok manusia yang siap menjagal mereka hidup-hidup!

Gambar:
Suasana vila yang kumuh di pinggir kota yang terpencil dimana semuanya bersetting di Isle Of Man, England pada malam hari.

Act:
Satu-satunya yang dirkenal dalam film, Andy Serkis sebagai David, paling diingat saat mengisi suara Gollum dalam trilogi legendaris The Lord Of The Rings.
Reece Shearsmith sebagai Peter, sang adik yang ceroboh.
Jennifer Ellison sebagai gadis remaja korban penculikan Tracey yang lucunya pada skrip seharusnya tokoh berusia 40 tahun!

Sutradara:
Belum banyak karya sutradara Inggris kelahiran 1973 yang bernama Paul Andrew Williams ini.

Komentar:
Saya menaruh harapan besar pada saat melihat preview film ini di iNafff beberapa waktu lalu dikarenakan tema humor hitam berpadu dengan thriller yang tidak biasa. Sayangnya kebodohan dua bersaudara itu tidak cukup lucu untuk ditertawakan. Paruh pertama film bernuansa komedi yang digunakan untuk memancing animo penonton bisa dibilang gagal. Paruh kedua berganti thriller sedikit lebih baik tapi tidak bisa menyelamatkan film secara keseluruhan. Nonton DVD nya saja!

Durasi:
90 menit

U.K. Box-Office:
£598,221 till March 2008

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Rabu, 21 Januari 2009

FEAST OF LOVE : Cinta Itu Tidak Selalu Memiliki Jawaban

Quotes:
Bradley Thomas-Do you think love is a trick or do you think it’s the only reason there is to this crazy dream?
Jenny-Which do you believe?
Bradley Thomas-The second one.

Cerita:
Delapan pasangan, empat tanpa ikatan, dua pernikahan, dua pemakaman, seorang ayah pemarah, pasangan yang berpegang teguh, cinta, seks, sakit hati, dan seekor anjing di kota kecil Portland.
Anak hilang Oscar bertemu belahan hatinya Chloe di kedai kopi milik seorang pria bernama Bradley yang baru saja kehilangan istrinya yang kabur dengan pasangan lesbiannya. Bradley kemudian bertemu seorang wanita cantik, Diana yang memiliki affair dengan pria beristri. Semuanya terhubung dengan Harry Stevenson, seorang konselor dan mantan profesor bijaksana yang siap memberikan usaha terbaiknya untuk menyatukan mereka. Apakah cinta harus selalu menemukan jawaban terbaiknya?

Gambar:
Sederhana dan simpel tapi menarik mata karena menyajikan gambar-gambar khas lingkungan kehidupan masyarakat Amerika.

Act:
Morgan Freeman as Harry Stevenson
Greg Kinnear as Bradley Smith
Radha Mitchell sebagai Diana Croce
Billy Burke sebagai David Watson
Selma Blair sebagai Kathryn Smith
Alexa Davalos sebagai Chloe Barlow
Toby Hemingway sebagai Oscar
Jane Alexander sebagai Esther Stevenson
Saya mengagumi penampilan mereka semua dalam film ini. Entah karena sudah kaliber atau kebetulan diarahkan oleh sutradara yang bagus. Semua terlihat natural dan mampu memancarkan emosi sesuai karakter yang diembankan pada mereka masing-masing.

Sutradara:
Nama Robert Benton mungkin tidak banyak dikenal di Indonesia tapi sesungguhnya sutradara berusia 76 tahun ini sudah mengantongi 3 Piala Oscar dan beberapa nominasi baik sebagai sutradara maupun penulis skenario termasuk dalam Kramer Vs Kramer (1979). Oleh karena itu tidak perlu diragukan lagi jaminan mutunya yang kali ini dengan memikat membesut mozaik drama cinta yang satu ini dengan taburan bintang-bintang ternama di dalamnya. Great job grandpa!

Komentar:
Ketiga plot cerita saling bersinergi dengan baik. Masing-masing memberikan pemahaman yang berbeda tentang cinta. Walau terkadang terkesan out of context karena konflik yang melebar, Feast Of Love tetap sebuah tontonan memikat dengan makna yang dalam.

Durasi:
95 menit

Overall:
8 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellentNo such perfect 9.5 or 10!

Selasa, 20 Januari 2009

REDLINE : Sepenggal Hiburan Tentang Balap Mobil Mewah

Tagline:
Fear Nothing. Risk Everything.

Quotes:
Natasha Martin-There are cars that get you from point A to point B. And then there are cars that get you from point A to point B really fast. Fast cars cost big money, and with millions of dollars at stake, there are people who’ll do anything to win. People who take risks and never play it safe.

Cerita:
Sebuah kompetisi balap mobil mewah di daerah Amerika Selatan yang diprakarsai oleh beberapa konglomerat yaitu Infamous yang memiliki perusahaan rekaman, Jerry yang memiliki perusahaan film dan pemimpin kelompok mafia, Uncle Mike dengan sejumlah taruhan besar. Ada tujuan tertentu di balik itu semua yaitu perdagangan obat terlarang. Konflik timbul saat penyanyi cantik andalan Infamous, Natasha menjadi bahan pertaruhan yang kemudian jatuh ke tangan Uncle Mike yang diam-diam terlibat sindikat pemalsuan uang. Bagaimana Natasha bisa lolos sekaligus memenangkan perlombaan terakhir untuk menyelamatkan ibunya?

Gambar:
Memikat dengan tampilan mobil-mobil mahal seperti Phantom Rolls Royce, Lamborghini Murcielago, Enzo Ferrari, Ferrari F430, Ferrari Scaglietti dan dua Mercedes SLR McLaren AMGs.

Act:
Nathan Phillips sebagai Carlo
Nadia Bjorlin sebagai Natasha
Angus Macfadyen sebagai Uncle Mike
Eddie Griffin sebagai Infamous
Sulit mengomentari akting mereka semua karena tidak adanya pengembangan karakter yang jelas di film ini.

Sutradara:
Andy Cheng Kai Chung yang selama ini menjadi asisten atau kru sutradara memulai debutnya dalam Redline. Sayangnya pengetahuan pria yang berkecimpung di dunia film sejak tahun 1997 ini masih sangat minim sehingga karya perdananya ini tidak maksimal dan lemah di segala hal.

Komentar:
Film yang diedarkan lewat media myspace ini hanya menjual “cover” yaitu aktris utama yang cantik dengan mobil-mobil mewah yang tampilannya wah. Di luar itu serba kosong mulai dari plot cerita yang klise, akting yang hmm, pengembangan cerita yang buruk dengan penyelesaian cerita yang sungguh dibuat-buat. Yah nilai yang saya berikan hanyalah berdasarkan “cover” itu tadi, tidak lebih. Mungkin lebih baik jika anda nonton di televisi saja beberapa waktu mendatang.

Durasi:
95 menit

U.S. Box Office (till mid of 2007):
$6,877,133

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Senin, 19 Januari 2009

PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN : Perjuangan Hidup Seorang Muslimah Mendapatkan Persamaan Hak

Cerita:
Anak perempuan semata wayang seorang kyai, Anissa sejak kecil mendapat kungkungan dimana ia seharusnya belajar semua hal dengan sebebas-bebasnya sejak dini. Satu-satunya tempat berbicaranya hanyalah Le Khudori yang sudah dianggap teman terdekat dan kakaknya sendiri. Sepeninggal Le yang melanjutkan studi di Kairo, Anissa tumbuh menjadi gadis cantik cerdas berpendirian kuat. Tekadnya untuk melanjutkan kuliah sudah bulat dan terpaksa menyetujui satu syarat berat dari abahnya yaitu menikah dengan Samsudin, anak seorang kyai pesantren yang lebih besar. Menjalani kehidupan perkawinan yang tidak bahagia ditambah dengan kondisi dimadu membuat Anissa berontak dan pergi ke Yogya. Disana ia bertemu kembali dengan Le yang sesungguhnya dicintainya itu. Pelan-pelan, Anissa mulai merintis impiannya membangun perpustakaan untuk meningkatkan derajat dan pola berpikir yang lebih maju bagi kaum perempuan masa kini dimana ajaran Al Qur'an dianggapnya tidak memihak mereka. Namun tantangan mewujudkan itu semua tidaklah mudah, Anissa harus menghadapi cobaan demi cobaan berat yang mungkin bisa membuatnya menyerah..

Gambar:
Lanskap yang mengagumkan di sela-sela pencitraan kehidupan pesantren dan segala atributnya yang berhasil ditampilkan dengan jelas.

Act:
Revalina S Temat semakin mengukuhkan namanya sebagai aktris papan atas Indonesia. Perannya sebagai Anissa disini menuntutnya mengerahkan segenap kemampuannya beremosi mulai dari marah, kecewa, sedih, bahagia, tertekan dsb yang ternyata berhasil dilakukannya dengan cemerlang.
Oka Antara kembali dengan film bernafaskan Islam keduanya setelah Ayat-Ayat Cinta. Bermain sebagai Le Khudori, Oka menunjukkan talentanya dengan mengimbangi dan menciptakan chemistry yang pas dengan Reva.
Reza Rahadian cukup berhasil sebagai Samsudin, suami yang sepintas kelihatan alim tapi gemar menyiksa dan licik dengan segala cara busuknya.

Jangan lupakan juga kehadiran Widyawati dan Joshua Pandelaki yang juga tampil mengesankan walau tidak dalam porsi yang besar.

Sutradara:
Hanung Bramantyo yang juga memproduseri film ini boleh dikatakan berhasil membangun nuansa dan penggambaran yang tepat untuk film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Abidah el Khalieqy. Casting juga didukung dengan bintang-bintang ternama dengan kualitas akting yang mumpuni. Aspek-aspek pendukung yang penting seperti score dan cinematography juga tertata dengan baik. Two thumbs up for Mr. HB!

Komentar:
Film wajib tonton bagi anda yang berjenis kelamin wanita. Jangan juga artikan ini sebagai film religi karena inti ceritanya tergolong universal tentang perjuangan seorang perempuan muslim untuk mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki. Perjalanan hidup Anissa yang mungkin juga pernah dialami oleh kita semua. Beberapa adegan diyakini akan menyentuh hati anda. Sependapat dengan saya?

Durasi:
130 menit

Overall:
8 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Minggu, 18 Januari 2009

BURN AFTER READING : Tolok Ukur Bahwa Kecerdasan Itu Tidak Mutlak

Tagline:
Intelligence is relative.

Quotes:
Osbourne Cox-You are the guy from the gym.
Ted Treffon-I don't represent Hardbodies.
Osbourne Cox-I know very well what you represent. You represent the idiocy of today.
Ted Treffon-No, I don't represent that either.
Osbourne Cox-You are part of a league of morons. Oh, yes. You see you're one of the morons I've been fighting my whole life. My whole, fucking life. But guess what. Today, I win.

Cerita:
Setelah dipecat dari CIA karena masalah sepele, Osbourne Cox mulai berpikir untuk menebus hidupnya dengan suatu cara. Istrinya mengajukan cerai dan berharap kekasihnya, seorang mantan petugas Departemen Pertahanan, Harry yang sudah beristri mau menikahinya. Saat disket Osbourne jatuh dari tas gym nya di sebuah klub fitness Hardbodies, masalah mulai timbul. Dua pegawai yang menemukannya yakni Linda yang menginginkan uang untuk melakukan bedah plastik pada tubuhnya dan Chad yang bodoh tanpa ambisi kemudian berusaha memeras Osbourne. Yang terjadi selanjutnya sungguh di luar dugaan karena semua tokoh yang sebetulnya menjadi saling terkait itu berpusat pada tempat yang sama.

Gambar:
Adegan komikal yang tajam dimana scene demi scene bergerak cepat banyak dimainkan disini oleh aktor-aktris utamanya.

Act:
Semua tokoh mendapat porsi yang hampir sama besar untuk mengekspresikan talenta akting masing-masing mulai dari George Clooney sebagai Harry Pfarrer, Frances McDormand sebagai Linda Litzke, John Malkovich sebagai Osbourne Cox, Tilda Swinton sebagai Katie Cox dan Brad Pitt sebagai Chad Feldheimer bergantian saling memberikan performa terbaiknya dengan unik.

Sutradara:
Kolaborasi dua bersaudara Ethan dan Joel Coen terbukti ampuh dengan memenangkan beberapa Oscar termasuk karya terakhir mereka, No Country For Old Men. Ciri khas mereka adalah menciptakan konflik tajam antar para tokoh dimana pada akhirnya menjadi saling terhubung satu sama lain. Formula sama digunakan disini dan hasilnya jadilah film komedi satir dewasa ini.

Komentar:
Menyaksikan Burn After Reading yang penuh dengan kata-kata kasar dan lelucon sarkastik mungkin akan mengasyikan bagi mereka yang sudah mengenal siapa itu Coen bersaudara. Alurnya bergerak cepat dan pintar sekali menyambung plot menjadi satu kesatuan yang utuh dengan kejutan yang manis di beberapa scene. Namun sekali lagi, ini bukan film yang bisa dengan mudah dinikmati umum. Butuh kejelian dan cita rasa yang tinggi untuk bisa menyukai film ini.

Durasi:
95 menit

U.S. Box Office (till end of 2008):
$60,338,891

Overall:
7.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Sabtu, 17 Januari 2009

THE SCREEN : Pemutaran Film Pembuka Pintu Kematian

Cerita:
Dr. Yuth terobsesi untuk menemukan kebenaran dari peristiwa penyewaan layar untuk pemutaran film bagi para hantu yang dikenal dengan The Screen At Kamchanod pada tanggal 29 Januari 1989 silam. Bersama dengan pacarnya Orn, remaja Roj yang bertindak sebagai asisten mereka beserta dua jurnalis senior yang ingin memanfaatkan pemberitaan untuk ketenaran mereka, Dr. Yuth mengunjungi Kamchanod dan menemukan sendiri gedung bioskop yang terbengkalai akibat terbakar. Satu kejutan membingungkan mereka dimana poster dan rol "film terkutuk" itu ternyata masih utuh! Kepalang tanggung, mereka berlima memutar film tersebut di bioskop tua tanpa menyadari bahwa mereka tidak menontonnya sendirian. Sepulang dari Kamchanod, ada yang berubah dari kehidupan mereka dimana mereka lebih sering melihat orang mati dibandingkan orang hidup. Benarkah pintu antara dunia nyata dan dunia gaib telah terbuka dan mengancam nyawa mereka satu persatu?

Gambar:
Dengan pencahayaan minim dengan setting yang kelam, The Screen mampu membuat bulu kuduk anda merinding sepanjang film.

Act:
Achita Pramoj Na Ayudhya yang lebih ternama sebagai penyanyi dan model kali ini memulai debutnya sebagai Yuth yang sepintas terlihat sebagai dokter muda yang normal tapi sesungguhnya menyimpan ambisi yang tinggi.
Pakkramai Potranan bermain sebagai Orn, wanita yang cerdas dan tegar walaupun sebenarnya tertekan dengan obsesi kekasihnya itu. Pakkramai mengaku membawa jimat saat syuting film horor pertamanya ini.

Sutradara:
Songsak Mongkothong yang pernah menjadi asisten sutradara untuk The Eye dan Bangkok Haunted kali ini dipercaya 5 Stars Production untuk membesut film yang didasarkan pada kisah nyata ini. Hasilnya memang kental dengan atmosfir horor yang kuat. Namun dari segi cerita sendiri sebetulnya sulit dikembangkan lagi dan pada akhirnya terjadi pelebaran plot dan karakter yang berlebihan.

Komentar:
Salah satu film yang sukses membuat saya merinding berkali-kali (sesuatu yang jarang terjadi pada pencinta horor seperti saya). Hal itu mungkin disebabkan situasi dalam film yang kurang lebih kita alami langsung saat menontonnya. Namun tampaknya itu saja yang menjadi jualan film ini, di luar itu cerita sepertinya dipaksakan menjadi "pintar" dengan twist yang sebetulnya tidak perlu. Kesimpulannya, bolehlah menjadikan tontonan penguji nyali untuk anda terutama di gedung bioskop yang sepi.

Durasi:
95 menit

Overall:
7.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Jumat, 16 Januari 2009

KAWIN LARIS : Perseteruan Antar Penghulu Kecamatan

Quotes:
Iin-Akang tahu pasti kenapa pernikahan membuat saya bahagia? Bukan karena pestanya, tetapi itu adalah satu hari dimana kita merayakan harapan, merayakan keinginan kita untuk kebahagiaan. Dan bagian terbaiknya kita bisa menjalani hari itu bersama orang yang kita cintai..

Cerita:
Menjalani cita-citanya sedari kecil menjadi penghulu, Agus menemui kesulitan karena tingkat pernikahan di kecamatannya menurun drastis. Dengan kondisi itu, cabang kecamatannya terancam dimerger dengan kecamatan sebelah, pimpinan Deon, penghulu muda yang narcis dengan asistennya, Mamud yang culas. Di kantor penghulu, Agus tidak sendiri karena dibantu Iin dan Beben, penghulu baru yang culun. Kepopuleran Agus membuat Deon dan Mamud cemas sehingga berbagai cara picik mereka lakukan. Peperangan antar penghulu pun tidak terhindarkan terutama mendapatkan klien penting, sang selebritis Amanda yang akan menikah dengan anak pejabat Pandu. Siapa di antara mereka yang akan menang?


Gambar:
Beberapa adegan slapstick juga ditampilkan tidak mengurangi dinamika gambar-gambar kaya warna yang disajikan sutradara. Situasi kecamatan dan sekitarnya disyut dengan pas.


Cast:
Zumi Zola
yang pernah menjadi model vidklip Agnes Monica, Tanpa Kekasihku kembali ke layar lebar setelah bertahun-tahun. Sebagai Agus, Zumi tampil berkumis dan terkesan soleh.

Jill Gladys
dan Edric Tjandra cukup memuaskan bermain sebagai asisten Agus yaitu Iin dan Beben.

Sang antagonis, Vincent Rompies berperan sebagai penghulu narsis dan matre, Deon yang didukung Candil sebagai asisten kribo, Mamud.
Ada juga Nana Mirdad sebagai Amanda Alissa dan Udjo Project Pop sebagai Pandu Wicaksana yang menjadi klien rebutan kedua penghulu tersebut.


Sutradara:
Baru saja mengarahkan Cinta Laura dan Randy Pangalila dalam Oh Baby (2008), salah satu dari sangat sedikitnya sutradara wanita di Indonesia, Cassandra Massardi kembali dengan tema yang lebih dewasa yang mengetengahkan persaingan antar penghulu.


Comment:
MM Insa & Mega Media Pte Ltd yang bekerjasama dengan Media Development Authority of Singapore menghasilkan komedi perdana mereka. Dari plot dan tema cerita, sesungguhnya ini hal yang baru karena belum banyak film yang mengangkat kisah hidup penghulu pernikahan yang sebetulnya profesi berjasa besar. Dari segi cast meski bukan yang terbaik, aktor aktris yang terlibat disini menjalankan peran masing-masing dengan cukup maksimal. Sang sutradara selama ini banyak bermain di film ringan juga harusnya tidak kesulitan mengolah resources yang ada. Tetapi mengapa pada akhirnya Kawin Laris (KL) tidak diterima masyarakat dan cenderung menghilang setelah putar kurang lebih seminggu di bioskop? Jawabannya terletak pada nilai jual! Penonton yang sedemikian banyak sayangnya masih berselerakan horor atau komedi seks sehingga KL dianggap kurang memenuhi selera pasar. Dari segi penggarapan eksplorasi cerita, sebenarnya sudah bisa dikatakan baik, hanya saja ada beberapa sekuens yang terasa datar-datar saja apalagi dengan intensitas turun naik. Fakta ini cukup mengganggu menikmati film secara keseluruhan. Menurut pandangan saya, KL sudah mencapai taraf standar sebuah hiburan. Bagaimana menurut anda?


Durasi:
90 menit


Overall:
7 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Kamis, 15 Januari 2009

SETAN BUDEG : Aksi Trio Pencari Jenazah Mengungkap Misteri Mayat Hilang

Tagline:
Kadang telinga saja tidak cukup untuk mendengar..

Cerita:
Kisah dibuka dengan tiga pemburu mayat yang kerapkali mengurusi mayat tanpa identitas yang bertebaran di jalan ibukota, terutama mereka yang kecelakaan terlindas kereta dan terpisah-pisah anggota tubuhnya! Saat menemukan mayat seorang gadis yang belakangan diketahui bisu tuli bernama Lala menghilang dari mobil jenazah, Pak Joko sebagai atasan mereka menjadi berang. Di lain waktu, Anita mendapat kabar kalau saudara kembarnya mengalami kecelakaan saat ia sendiri dipenuhi tanda tanya besar mengenai rahasia yang mungkin saja disembunyikan orang-orang terdekatnya?

Gambar:
Cukup jelas tersaji walau banyak bermain di malam hari dengan pencahayaan temaram hampir sepanjang film.

Act:
Dewi Perssik kembali dalam film keempatnya. Belum menunjukkan kemajuan akting yang berarti, kali ini dia bermain sebagai sepasang saudara kembar, Anita yang pandai mandiri dan Lala yang bisu tuli. Perbedaan dari penampilan fisik dan sifat yang ingin ditampilkan belum maksimal walau usahanya menarik.
Lucu menyaksikan debut akting Saipul Jamil sebagai suami Anita disini sebagai pengusaha yang sepintas hidupnya terlihat baik-baik saja.
Eddi Brokoli, Hardi Fadhillah dan Rizky Mocil tampil kocak sebagai trio pemburu jenazah, bahkan tanpa nama masing-masing! Beberapa adegan kocak cukup berhasil memancing tawa.

Sutradara:
Findo Purwono HW yang lebih banyak terlibat dalam produksi drama remaja salah satunya yang fenomenal kontroversial, Buruan Cium Gue kali ini kebagian mengarahkan mantan pasutri kondang Dewi Perssik-Saipul Jamil. Sayang memang keterbatasan skenario sulit disiasati lebih jauh lagi sehingga hasil akhir film ini cenderung tanggung.

Komentar:
Konsep yang ingin diusung film ini menjadi bias. Antara ingin menampilkan hal baru yaitu profesi pemburu mayat, ataukah profil setan budeg yang "katanya" sering berdiam di persimpangan rel kereta api? Belum lagi dikaitkan dengan cerita klise hubungan suami istri dan orang ketiga. Apa yang sebenarnya ingin difokuskan? Yah anggap saja film ini menjual banyolan tanpa perlu berpikir panjang jika misinya hanya ingin menghibur. Tidak lebih.

Durasi:
85 menit

Overall:
7 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Rabu, 14 Januari 2009

THE OXFORD MURDERS : Penelusuran Teka-Teki Pembunuhan Berantai Cerdas

Quotes:
Arthur Seldom-Can't we know the truth?

Cerita:
Mahasiswa Amerika, Martin yang kuliah di universitas Oxford meminta dosen senior, Arthur Seldom sebagai pembimbing tesisnya. Dalam memberikan kuliahnya, Arthur terkenal dengan quotes Wittgenstein's Tractatus yaitu menyangkal kemungkinan adanya kebenaran mutlak. Sayangnya perkenalan awal Martin dan Arthur tidak berjalan mulus sampai keduanya mendapati seorang wanita tua penjaga perpustakaan umum terbunuh. Polisi menemukan catatan yaitu pembunuhan pertama dan mengindikasikan adanya pembunuhan lanjutan. Arthur yang menguasai teori logika berantai menganggap pembunuh itu sedang menguji kecerdasannya. Diskusi Martin dan Arthur berbuntut panjang, mereka berusaha memecahkan teka-teki tersebut dengan berbagai teori untuk mencari pelaku sebenarnya. Siapa sesungguhnya dalang dari itu semua? Apakah kebenaran mutlak itu patut dipertanyakan?

Gambar:
Sinematografi yang cukup memikat. Setting kampus Oxford dengan kehidupan dan kebiasaan mahasiswa-mahasiswi cerdasnya tertangkap dengan baik. Sepintas gaya ini mungkin mengingatkan anda pada The Da Vinci Code.

Act:
Elijah Wood yang melejit lewat trilogi Lord Of The Rings kali ini kebagian peran Martin, mahasiswa muda kritis yang berupaya memecahkan teka-teki pembunuhan. Walau cukup berhasil tetap sulit mengingkari wajah babyfacenya dalam memerankan sosok pelajar Oxford yang umumnya nerd, untung saja mata besar Wood "berbicara" banyak di sini.
Aktor senior Inggris John Hurt membawakan tokoh Arthur Seldom dengan penuh kharisma, seorang dosen berpengalaman yang tidak pernah seratus persen mempercayai teori dan fakta yang terjadi.

Sutradara:
Álex de la Iglesia dari Spanyol yang cukup ternama dan beberapa kali memenangkan penghargaan di negeri asalnya, mencoba peruntungannya dengan membesut The Oxford Murders yang diangkat dari novel berjudul sama karya ahli matematika dari Argentina, Guillermo Martinez. Tak heran jika film ini kental bernafaskan Spanyol dengan eksekusi yang baik untuk ukuran film Eropa terutama dengan menyatukan interaksi yang menarik antara Hurt dan Wood itu sendiri.

Komentar:
Dialog-dialog yang sebetulnya menarik tapi dikemas dengan cara yang membosankan dari awal sampai akhir. FIlm ini sepertinya terlalu berusaha menjadi "pintar". Namun di sisi lain seperti mengabaikan penonton yang mengharapkan tontonan cerdas berkualitas. Bukan karya yang buruk walaupun butuh kesabaran untuk mengikutinya. Mungkin ada baiknya jika anda membaca novelnya terlebih dahulu sebelum menonton filmnya :)

Durasi:
105 menit

Overall:
7 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Senin, 12 Januari 2009

UNDER THE TREE : Potret Problematika Sosial Berbaur Dengan Kebudayaan Bali

Quote by Tony Rayn about this movie:
“Social realism meets mysticism, topical commentary meets poetry.”

Cerita:
Mengisahkan tiga sosok wanita dengan problemanya masing-masing dan tinggal di area Pantai Kuta.
Maharani menemukan fakta bahwa ia adalah anak angkat dari seorang penari Bali. Saat mempertanyakan keputusan ibunya dulu, Maharani bertemu Maryun, seorang pemuda Bali pendiam yang menyimpan kekaguman terhadap ibunya sendiri. Maharani juga terseret pada praktek penjualan bayi dari sekelompok gadis luar pulau yang tengah hamil muda.
Nian melarikan diri ke Bali karena malu saat ayahnya terkena kasus korupsi triliunan rupiah. Pada saat gundah, Nian malah jatuh hati pada seorang pria berusia 60 tahun yang dinyatakan sudah meninggal dan dingabenkan karena lama tidak kembali ke Bali setelah dituduh terlibat komunisme.
Dewi yang berprofesi sebagai penyiar radio menghadapi dilema saat mengetahui janin yang dikandungnya mengalami kelainan pada tempurung otaknya. Dewi diberi dua pilihan antara mengaborsi atau melahirkan tapi anaknya akan berumur pendek.

Gambar:
Garin membuat konsep gambar yang berbeda dalam penceritaan terhadap tiga tokohnya. Namun semuanya memiliki kesamaan yakni berbalutkan budaya dan estetika yang berpadu dengan tradisional khas Bali.

Act:
Marcella Zalianty kembali ke dunia yang membesarkannya sebelum terlibat kasus. Aktingnya disini boleh diacungi jempol karena menampilkan sosok Maharani yang kalut dan bimbang menghadapi jawaban dari masa lalunya yang sudah pasti berpengaruh ke masa depannya.
Nadia Saphira tampil natural disini tanpa polesan make-up seperti biasanya. Sebagai Nian yang membutuhkan figur kedewasaan, Nadia memberikan citra yang pas dalam porsi yang memikat.
Ayu Laksmi sebagai Dewi memperlihatkan sosok wanita dewasa yang tengah gundah menghadapi masalah yang dilematis.
Didukung pula oleh Ikranagara, Dwi Sasono, Aryani Kiergenburg Willems yang tampil cemerlang.
Sutradara:
Film kesepuluh dari Garin Nugroho ini memang lebih ditujukan untuk konsumsi internasional terbukti setelah wara-wiri di beberapa festival film luar negeri, Under The Tree akhirnya diputar juga untuk konsumsi lokal. Garin terkenal dengan film yang bernuansakan budaya daerah, kali ini mengangkat tema Bali. Untuk eksekusi akhir, film ini boleh dikatakan berhasil memotret problematika kehidupan sosial yang berpadu dengan kebudayaan setempat termasuk berbagai ritual dan upacara adat yang disyut secara nyata. Cast juga tergolong tepat mengingat syuting film ini konon hanya 20 hari. Thumbs up for Garin yang sudah mengibarkan namanya sebagai sutradara papan atas film Indonesia di dunia internasional.

Komentar:
Walaupun menyajikan gambaran yang indah dan masalah sosial yang cukup tajam, sulit mengikuti Under The Tree dengan nyaman karena tempo yang sangat lambat dengan bahasa-bahasa gambar yang absurd. Pada akhirnya ya memang karya Garin lebih diperuntukkan untuk konsumsi orang asing yang menyukai budaya Asia khususnya Indonesia. Penonton awam disini cenderung masih sulit mengapresiasi karya-karya serupa. Sayang memang!

Durasi:
105 menit

Overall:
7 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Minggu, 11 Januari 2009

YES MAN : Satu Kata Dapat Mengubah Semua

Quotes:
Carl Allen-The era of "yes" has begun.

Cerita:
Seorang skeptis, Carl Allen yang bekerja sebagai credit analyst di sebuah bank boleh dibilang menjalani hidup yang membosankan yang berujung pada ditinggal istrinya. Keadaan mulai berubah saat ia menghadiri seminar "YES" dimana ia dituntut untuk menyanggupi apapun yang dibebankan orang lain terhadapnya selama satu tahun. Jika dilanggar, malapetaka diyakini akan menimpanya. Perlahan dengan sikap barunya, kehidupan Carl mulai berubah ke arah yang lebih baik di segala sisi termasuk dalam urusan cinta. Namun apakah semua itu tanpa konsekuensi yang mungkin menghantarnya pada situasi yang sulit?

Gambar:
Dengan setting yang bervariasi mulai dari kantor, bandara sampai lapangan football, film ini bergerak cepat menyajikan gambar-gambar yang ciamik.

Act:
Jim Carrey telah kembali setelah menuai kritik dan penurunan dollar dari beberapa film terakhir yang dibintanginya. Dalam Yes Man, habitat asli Carrey yang hobi memainkan mimik wajah kembali muncul. Kocak menyaksikan polah tingkahnya saat berubah menjadi orang optimis dinamis.
Zooey Deschanel yang dikenal sebagai aktris manis yang saban kali membintangi komedi romantis walau tidak dalam peran utama kali ini memerankan tokoh Allison, love interestnya Carl, gadis vokalis band indie yang tidak pernah memikirkan banyak hal dalam hidupnya.

Sutradara:
Peyton Reed memang lebih dikenal sebagai pembesut film-film komedi romantis seperti terakhir The Break Up. Kali ini Peyton berhadapan langsung dengan kharisma si muka karet Carrey. Eksekusi scene dan syuting yang tergolong lancar menjadikan nilai tambah. Kolaborasi mereka cukup membuahkan hasil karena Yes Man terbukti cukup bisa diterima dimanapun film ini ditayangkan.

Komentar:
Semangat fun yang ditawarkan Jim Carrey membuat Yes Man menjadi tontonan yang menghibur. Untuk anda yang pernah menyaksikan aktingnya dalam Liar Liar, boleh dikata Carrey mengulang peran serupa. Sah-sah saja untuk mengembalikan kariernya sebagai bintang komedi papan atas Hollywood yang belakangan didominasi nama beken lain. Pesan moral film ini yaitu harus memandang hidup dengan lebih optimis dan turuti semua kata hati positif yang mungkin akan mengubah hidup anda.

Durasi:
100 menit

U.S. Box Office (till the end of the year):
$49,798,560

Overall:
7.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Sabtu, 10 Januari 2009

THE SPIRIT : Potret Jenaka Humanisme Heroik Versus Kejahatan

Quotes:
The Spirit-My city, I can not deny her. My city screams. She is my mother. She is my lover, and I am her Spirit.

Cerita:
Polisi amatir, Denny Colt setelah terbunuh menjelma menjadi The Spirit, pahlawan bertopeng penegak kebenaran di Central City. Misinya sederhana, memberantas kejahatan juga bekerjasama dengan detektif dan kepolisian setempat. Musuh besarnya adalah The Octopus yang tidak segan-segan membunuh setiap orang yang melihat wajahnya. The Octopus mempunyai rencana untuk membersihkan seluruh kota dan mengangkat dirinya menjadi manusia setengah dewa dengan meminum darah sisa Hercules, anak Zeus. Di sisi lain, The Spirit harus menghadapi wanita-wanita cantik dalam hidupnya yang mempunyai berbagai motif baik maupun buruk.

Gambar:
Konsep noir tahun 1950an mendominasi warna film ini, hitam putih merah membayangi setiap langkah dan tindak tanduk The Spirit.

Act:
Gabriel Macht merupakan salah satu aktor papan tengah dimana walaupun telah membintangi banyak film Hollywood tapi belum mencapai taraf terkenal. Dalam film ini, Gabriel yang sepanjang film tertutup wajahnya, memberikan aksen khusus pada sosok The Spirit lewat sorot mata dan senyumnya. Sangat membantu pada penjiwaan perannya secara keseluruhan.
Aktor kawakan Samuel L. Jackson yang filmografinya tidak terhitung kali ini kebagian peran antagonis. Citra The Octopus yang gila sekaligus licik seakan dibuat "over" oleh Samuel. Cukup berhasil memang tapi terkadang eksplorasinya cukup mengganggu.
Sederet aktris cantik mulai dari Eva Mendes, Sarah Paulson, Jaime King sampai Scarlett Johansson menjadi daya tarik film ini terutama dengan busana yang menonjolkan kemolekan fisik mereka.

Sutradara:
Pria kelahiran Maryland 27 Januari 1957, Frank Miller lebih dulu dikenal sebagai pembuat novel grafis. Memulai debutnya sebagai sutradara dalam Sin City (2005), Frank merupakan salah satu kunci sukses 300 secara komersil maupun kualitas. Kali ini dia mengarahkan langsung film yang sebetulnya sudah lama direncanakannya. Gaya khas dan konsisten mampu diterapkannya tetapi hasil akhir The Spirit konon menuai banyak kontroversi di mata kritikus dan moviegoes. Kita tunggu saja kiprah Frank dalam sekuel pertama dan kedua Sin City di tahun mendatang.

Komentar:
Awal film yang sangat membosankan karena banyak sekali dialog yang tidak penting. Mungkin film ini akan membuat anda sama tersiksanya kala menyaksikan Max Payne. Dialog terbangun dengan lebih baik saat memasuki paruh kedua film. Beberapa komentar jenaka sarkastis terlontar dari scene The Spirit maupun The Octopus cukup menyegarkan suasana, niscaya anda akan tertawa getir. Secara keseluruhan, The Spirit akan sulit dinikmati penonton awam yang mungkin mengharapkan film superhero yang superseru. Tapi tidak tertutup kemungkinan, film ini akan menjadi cult di kemudian hari. Who knows?

Durasi:
100 menit

U.S. Box Office (till early Jan):
$17,743,738

Overall:
6.5 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Jumat, 09 Januari 2009

ONG BAK 2 : Dendam Kesumat dan Perjuangan Hidup Seorang Petarung

Tagline:
Warrior. Conqueror. Legend.

Storyline:
Seorang anak laki-laki, Tien yang berhasrat menjadi seperti ayahnya, Sihadecho yang ksatria setia dan gagah berani hingga rela mengorbankan hidupnya sendiri untuk melindungi kerajaan dari koruptor ataupun pengkhianat. Lahir dengan tanda terkutuk, Tien diramalkan akan membawa kematian bagi negerinya saat dia dewasa. Tuan Sihadecho pun mengirim Tien ke teman lamanya, Guru Bua untuk belajar meditasi dan Khon, seni tari kuno. Disana Tien menjalin persahabatan dengan Pim, putri angkat Guru Bua yang baik hati. Kematian ayahnya yang tragis membuat Tien mendendam dan menjadi murid Chernang, pemimpin gerilyawan Sayap Garuda. Takdir pun membawa Tien menjadi petarung tangguh dan menentukan nasibnya sendiri sekaligus orang banyak.

Nice-to-know:
Scene yang diambil di Kamboja akhirnya dipotong dari versi originalnya karena perseteruan Thailand dan Kamboja memperebutkan kuil Preah Vihear.

Cast:
Memulai debut akting pada Spirited Killer (1994), Tony Jaa kini adalah aktor laga nomor wahid di Thailand sana. Disini aksinya kembali memukai sebagai Tien.
Sorapong Chatree sebagai Chernang
Sarunyu Wongkrachang sebagai Rajasena Lord
Nirut Sirichanya sebagai Master Bua (as Nirut Sirijanya)

Director:
Tony Jaa memulai debut sutradaranya disini bersama Panna Rittikrai yang pernah sukses lewat Born To Fight (2004) yang juga remake berjudul sama di tahun 1984.

Comment:
Kembalinya Tony Jaa dalam film laga yang dashyat ini, apalagi ditambah duduknya di kursi asisten sutradara. Sejauh manakah kinerja Jaa berhasil? Sangat berhasil karena sekuel ini menawarkan semua yang anda inginkan untuk sebuah martial arts movie yang juga diback-up dengan cerita yang sebetulnya klise yakni tentang balas dendam dan perjuangan menuntaskannya tapi masih bisa diterima juga. Sebagian sejarah masa lalu Thailand juga dikupas disini meski tidak terlalu detail. Harus diakui memang terkesan terlalu ambisius karena adegan-adegan laganya memperlihatkan sudut-sudut pengambilan gambar yang sangat variatif tanpa pengulangan dengan bermacam-macam atribut termasuk menggunakan medium gerombolan gajah yang sangat kreatif. Dialog yang sedikit dan karakterisasi tokoh yang minim memang sedikit menjadi kendala. Namun semuanya itu terbayar dengan scene pertarungan yang panjang dan intens memasuki pertengahan hingga akhir film. Hingga bernafas saja anda takkan sempat! Kita tunggu saja sekuel keduanya atau ada kejutan lain dari Jaa di masa-masa mendatang.

Durasi:
95 menit

U.S. Box Office:
$102,055 till Dec 09 (selected theatres)

Overall:
7 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor

6.5-poor but still watchable

7-average

7.5-average n enjoyable

8-good
8.5-very good

9-excellent

No such perfect 9.5 or 10!