Tagline:
All is fair in love and Rome.
Storyline:
Terlalu fokus pada karirnya, Beth mengabaikan kehidupan cintanya sampai ia menghadiri pernikahan adiknya di Roma dan bertemu pendamping pria, Nick yang menawan. Saat mabuk di pinggir Kolam Air Mancur Cinta, Beth mengambil beberapa koin dan memasukkan ke tasnya. Hal tersebut mengakibatkan beberapa pria yang melempar koin itu sebelumnya menjadi jatuh cinta dan mengejar Beth kemanapun pergi termasuk ke New York! Beth yang merasa terganggu mendapati Nick melakukan hal yang sama. Kini ia harus mengembalikan koin-koin tersebut ke tempatnya dan tetap berpegang pada keteguhan cintanya sendiri.
Nice-to-know:
Lagu The Promise dinyanyikan oleh band yang bernama When In Rome dalam film Napoleon Dynamite (2004) yang mempertemukan Jon Heder dan Efren Ramirez yang kembali bereuni disini.
Cast:
Angkat nama lewat sebagian besar serial televisi termasuk Veronica Mars (2004-2007), Kristen Bell berperan sebagai Beth yang melakukan hal terlarang pada saat pernikahan adiknya di Roma.
Sama seperti rekannya, Josh Duhamel bermain dalam serial All My Children (1999-2002) kali ini berlakon sebagai Nick Beaman, pendamping pengantin pria yang terlibat cinlok dengan pendamping pengantin wanita.
Anjelica Huston sebagai Celeste
Will Arnett sebagai Antonio
Jon Heder sebagai Lance
Dax Shepard sebagai Gale
Luca Calvani sebagai Umberto
Director:
Baru film keempatnya sejauh ini bagi Mark Steven Johnson setelah terakhir menggarap Ghost Rider (2007).
Comment:
Plot film ini bisa dikatakan tidak eksis. Bayangkan pencarian cinta seorang wanita dihubungkan dengan mitos Fontana De Amoure yang terkenal di Roma itu. Sah-sah saja sebenarnya jika skrip didevelop dengan baik dan masuk akal, nyatanya tidaklah demikian. Lima pria harus tersihir pada si wanita begitu saja tanpa latar belakang yang kuat. Humor situasional yang berusaha diciptakan terasa garing dan mungkin saja membuat beberapa penonton tertawa walau sebenarnya tidak niat-niat amat dalam melakukannya. Satu-satunya yang agak jenaka hanyalah adegan mobil kuning mini tetapi "berkemampuan" maxi itu
Dari jajaran cast, Bell berakting nyaris tanpa improvisasi. Kesan tegar wanita karir yang mandiri seakan sirna saat ia harus berjibaku menghindari pria-pria aneh yang mengejarnya. Lalu ada Duhamel yang hanya menjual ketampanannya dengan postur tinggi dalam tuksedo. Ia nyaris tidak melakukan apapun untuk terlihat memikat ataupun dipikat oleh love interestnya itu. Chemistry keduanya terasa canggung apalagi di prolog film yang benar-benar janggal. Nama-nama pendukung yang lebih senior seperti Huston ataupun DeVito tidak dapat berbuat banyak mengembangkan karakterisasi masing-masing. Kesemuanya telihat bermain tanpa garis batas penokohan yang riil.
Sutradara Steven Johnson telah berusaha sekuat tenaga memasukkan unsur komedi romantis yang kental tetapi tidak ada artinya jika aspek-aspek tersebut di atas tidak tergarap dengan baik. Belum lagi editing yang terkesan sembarang pangkas. Alhasil When In Rome hanyalah tipikal sebuah chick flick yang menjual keelokan aktor-aktris utamanya tanpa meninggalkan kesan apapun setelah menyaksikannya.
Durasi:
90 menit
U.S. Box Office:
$32,669,555 till early Apr 2010.
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Tidak ada komentar:
Posting Komentar