Cerita:
Anak perempuan semata wayang seorang kyai, Anissa sejak kecil mendapat kungkungan dimana ia seharusnya belajar semua hal dengan sebebas-bebasnya sejak dini. Satu-satunya tempat berbicaranya hanyalah Le Khudori yang sudah dianggap teman terdekat dan kakaknya sendiri. Sepeninggal Le yang melanjutkan studi di Kairo, Anissa tumbuh menjadi gadis cantik cerdas berpendirian kuat. Tekadnya untuk melanjutkan kuliah sudah bulat dan terpaksa menyetujui satu syarat berat dari abahnya yaitu menikah dengan Samsudin, anak seorang kyai pesantren yang lebih besar. Menjalani kehidupan perkawinan yang tidak bahagia ditambah dengan kondisi dimadu membuat Anissa berontak dan pergi ke Yogya. Disana ia bertemu kembali dengan Le yang sesungguhnya dicintainya itu. Pelan-pelan, Anissa mulai merintis impiannya membangun perpustakaan untuk meningkatkan derajat dan pola berpikir yang lebih maju bagi kaum perempuan masa kini dimana ajaran Al Qur'an dianggapnya tidak memihak mereka. Namun tantangan mewujudkan itu semua tidaklah mudah, Anissa harus menghadapi cobaan demi cobaan berat yang mungkin bisa membuatnya menyerah..
Gambar:
Lanskap yang mengagumkan di sela-sela pencitraan kehidupan pesantren dan segala atributnya yang berhasil ditampilkan dengan jelas.
Act:
Revalina S Temat semakin mengukuhkan namanya sebagai aktris papan atas Indonesia. Perannya sebagai Anissa disini menuntutnya mengerahkan segenap kemampuannya beremosi mulai dari marah, kecewa, sedih, bahagia, tertekan dsb yang ternyata berhasil dilakukannya dengan cemerlang.
Oka Antara kembali dengan film bernafaskan Islam keduanya setelah Ayat-Ayat Cinta. Bermain sebagai Le Khudori, Oka menunjukkan talentanya dengan mengimbangi dan menciptakan chemistry yang pas dengan Reva.
Reza Rahadian cukup berhasil sebagai Samsudin, suami yang sepintas kelihatan alim tapi gemar menyiksa dan licik dengan segala cara busuknya.
Jangan lupakan juga kehadiran Widyawati dan Joshua Pandelaki yang juga tampil mengesankan walau tidak dalam porsi yang besar.
Sutradara:
Hanung Bramantyo yang juga memproduseri film ini boleh dikatakan berhasil membangun nuansa dan penggambaran yang tepat untuk film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Abidah el Khalieqy. Casting juga didukung dengan bintang-bintang ternama dengan kualitas akting yang mumpuni. Aspek-aspek pendukung yang penting seperti score dan cinematography juga tertata dengan baik. Two thumbs up for Mr. HB!
Komentar:
Film wajib tonton bagi anda yang berjenis kelamin wanita. Jangan juga artikan ini sebagai film religi karena inti ceritanya tergolong universal tentang perjuangan seorang perempuan muslim untuk mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki. Perjalanan hidup Anissa yang mungkin juga pernah dialami oleh kita semua. Beberapa adegan diyakini akan menyentuh hati anda. Sependapat dengan saya?
Durasi:
130 menit
Overall:
8 out of 10
Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Anak perempuan semata wayang seorang kyai, Anissa sejak kecil mendapat kungkungan dimana ia seharusnya belajar semua hal dengan sebebas-bebasnya sejak dini. Satu-satunya tempat berbicaranya hanyalah Le Khudori yang sudah dianggap teman terdekat dan kakaknya sendiri. Sepeninggal Le yang melanjutkan studi di Kairo, Anissa tumbuh menjadi gadis cantik cerdas berpendirian kuat. Tekadnya untuk melanjutkan kuliah sudah bulat dan terpaksa menyetujui satu syarat berat dari abahnya yaitu menikah dengan Samsudin, anak seorang kyai pesantren yang lebih besar. Menjalani kehidupan perkawinan yang tidak bahagia ditambah dengan kondisi dimadu membuat Anissa berontak dan pergi ke Yogya. Disana ia bertemu kembali dengan Le yang sesungguhnya dicintainya itu. Pelan-pelan, Anissa mulai merintis impiannya membangun perpustakaan untuk meningkatkan derajat dan pola berpikir yang lebih maju bagi kaum perempuan masa kini dimana ajaran Al Qur'an dianggapnya tidak memihak mereka. Namun tantangan mewujudkan itu semua tidaklah mudah, Anissa harus menghadapi cobaan demi cobaan berat yang mungkin bisa membuatnya menyerah..
Gambar:
Lanskap yang mengagumkan di sela-sela pencitraan kehidupan pesantren dan segala atributnya yang berhasil ditampilkan dengan jelas.
Act:
Revalina S Temat semakin mengukuhkan namanya sebagai aktris papan atas Indonesia. Perannya sebagai Anissa disini menuntutnya mengerahkan segenap kemampuannya beremosi mulai dari marah, kecewa, sedih, bahagia, tertekan dsb yang ternyata berhasil dilakukannya dengan cemerlang.
Oka Antara kembali dengan film bernafaskan Islam keduanya setelah Ayat-Ayat Cinta. Bermain sebagai Le Khudori, Oka menunjukkan talentanya dengan mengimbangi dan menciptakan chemistry yang pas dengan Reva.
Reza Rahadian cukup berhasil sebagai Samsudin, suami yang sepintas kelihatan alim tapi gemar menyiksa dan licik dengan segala cara busuknya.
Jangan lupakan juga kehadiran Widyawati dan Joshua Pandelaki yang juga tampil mengesankan walau tidak dalam porsi yang besar.
Sutradara:
Hanung Bramantyo yang juga memproduseri film ini boleh dikatakan berhasil membangun nuansa dan penggambaran yang tepat untuk film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Abidah el Khalieqy. Casting juga didukung dengan bintang-bintang ternama dengan kualitas akting yang mumpuni. Aspek-aspek pendukung yang penting seperti score dan cinematography juga tertata dengan baik. Two thumbs up for Mr. HB!
Komentar:
Film wajib tonton bagi anda yang berjenis kelamin wanita. Jangan juga artikan ini sebagai film religi karena inti ceritanya tergolong universal tentang perjuangan seorang perempuan muslim untuk mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki. Perjalanan hidup Anissa yang mungkin juga pernah dialami oleh kita semua. Beberapa adegan diyakini akan menyentuh hati anda. Sependapat dengan saya?
Durasi:
130 menit
Overall:
8 out of 10
Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar