Tagline:
When The Banshee Cries... The Dead Will Rise
Storyline:
Claire dan Paul pulang ke rumah tua keluarganya untuk berlibur. Mereka disambut ayah-ibu-adik Claire masing-masing Bill, Nana, Jen, Simmo. Merasa ajalnya akan menjemput sebentar lagi, Nana menitipkan pesan sekaligus guci abu pada Claire yang kebingungan. Malam itu badai menerpa, sebuah pekikan panjang nan memekakkan telinga membangungkan mereka semua. Sesosok wanita berbaju putih yang dikenal sebagai banshee pun mendatangi rumah tersebut seraya membangkitkan kematian di sekitar mereka. Bagaimana jiwa-jiwa tak berdaya dapat diselamatkan pada akhirnya?
Nice-to-know:
Copyright film ini dipegang lisensinya oleh The Amazing Krypto Bros Pty Ltd.
Cast:
Renee Willner sebagai Claire
Bridget Neval sebagai The Banshee
Dawn Klingberg sebagai Nana
Danny Alder sebagai Paul
Taryn Eva sebagai Jen
Peter Stratford sebagai Bill
Director:
Penyutradaraan kedua bagi Brett Anstey setelah sebuah film pendek berjudul Atomic Spitballs di tahun 2004.
Comment:
Sebuah produksi Australia yang mengangkat Banshee sebagai tema utamanya, dikombinasikan dengan berbagai subplot cerita yang menurut saya kurang berhasil. Terlalu banyak lubang menganga dimana-mana disamping unsur logika yang agak terabaikan. Hm, setidaknya semua itu coba disampaikan sebaik mungkin kepada penonton. Terserah anda juga yang menilainya.
Sutradara Anstey yang juga mengembangkan skripnya bersama Friedrich dan Townshend banyak bermain di spesial efek CGI untuk menyajikan ikon-ikon horor disini. Terlebih memanfaatkan setting tempat dan waktu yang memang menunjang. Sebuah rumah tua megah macam kastil di tengah hutan dan suasana semalaman hingga menjelang subuh. Bumbu yang sempurna. Namun bagi saya siasat tersebut masih terdapat cela yaitu sosok tengkorak terbang dengan sabit di tangannya sangat kentara palsunya, seakan membodohi anak kecil yang biasanya melihat hal serupa di dalam buku komik picisan.
Awal film sesungguhnya dimulai dengan cukup menakutkan saat banshee yang belum dikenal penampakan dan karakternya oleh penonton itu menyerbu masuk rumah. Mengintip dari lubang kunci, bersembunyi di dalam lemari dll merupakan elemen horor klasik tapi rasanya masih cukup ampuh untuk membangun atmosfir horor. Namun apa yang terjadi setelah separuh durasi adalah turunan bukit (terjemahan kasar dari downhill) karena kesan norak, murahan, bodoh mulai muncul berulang-ulang hingga penutupan.
Damned By Dawn memang bukan horor dengan kualitas hancur sekali tetapi harus diakui sudah kehilangan sisi supernaturalnya yang seharusnya masuk akal dan mengerikan. Jangan salahkan bujet rendah atau aktor-aktrisnya yang sudah tampil memenuhi standar. Film ini lebih merupakan sebuah konsumsi televisi di malam hari saat anda mengalami insomnia dan tidak menemukan channel lain yang masih mengudara!
Durasi:
80 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar