XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Rabu, 14 Januari 2009

THE OXFORD MURDERS : Penelusuran Teka-Teki Pembunuhan Berantai Cerdas

Quotes:
Arthur Seldom-Can't we know the truth?

Cerita:
Mahasiswa Amerika, Martin yang kuliah di universitas Oxford meminta dosen senior, Arthur Seldom sebagai pembimbing tesisnya. Dalam memberikan kuliahnya, Arthur terkenal dengan quotes Wittgenstein's Tractatus yaitu menyangkal kemungkinan adanya kebenaran mutlak. Sayangnya perkenalan awal Martin dan Arthur tidak berjalan mulus sampai keduanya mendapati seorang wanita tua penjaga perpustakaan umum terbunuh. Polisi menemukan catatan yaitu pembunuhan pertama dan mengindikasikan adanya pembunuhan lanjutan. Arthur yang menguasai teori logika berantai menganggap pembunuh itu sedang menguji kecerdasannya. Diskusi Martin dan Arthur berbuntut panjang, mereka berusaha memecahkan teka-teki tersebut dengan berbagai teori untuk mencari pelaku sebenarnya. Siapa sesungguhnya dalang dari itu semua? Apakah kebenaran mutlak itu patut dipertanyakan?

Gambar:
Sinematografi yang cukup memikat. Setting kampus Oxford dengan kehidupan dan kebiasaan mahasiswa-mahasiswi cerdasnya tertangkap dengan baik. Sepintas gaya ini mungkin mengingatkan anda pada The Da Vinci Code.

Act:
Elijah Wood yang melejit lewat trilogi Lord Of The Rings kali ini kebagian peran Martin, mahasiswa muda kritis yang berupaya memecahkan teka-teki pembunuhan. Walau cukup berhasil tetap sulit mengingkari wajah babyfacenya dalam memerankan sosok pelajar Oxford yang umumnya nerd, untung saja mata besar Wood "berbicara" banyak di sini.
Aktor senior Inggris John Hurt membawakan tokoh Arthur Seldom dengan penuh kharisma, seorang dosen berpengalaman yang tidak pernah seratus persen mempercayai teori dan fakta yang terjadi.

Sutradara:
Álex de la Iglesia dari Spanyol yang cukup ternama dan beberapa kali memenangkan penghargaan di negeri asalnya, mencoba peruntungannya dengan membesut The Oxford Murders yang diangkat dari novel berjudul sama karya ahli matematika dari Argentina, Guillermo Martinez. Tak heran jika film ini kental bernafaskan Spanyol dengan eksekusi yang baik untuk ukuran film Eropa terutama dengan menyatukan interaksi yang menarik antara Hurt dan Wood itu sendiri.

Komentar:
Dialog-dialog yang sebetulnya menarik tapi dikemas dengan cara yang membosankan dari awal sampai akhir. FIlm ini sepertinya terlalu berusaha menjadi "pintar". Namun di sisi lain seperti mengabaikan penonton yang mengharapkan tontonan cerdas berkualitas. Bukan karya yang buruk walaupun butuh kesabaran untuk mengikutinya. Mungkin ada baiknya jika anda membaca novelnya terlebih dahulu sebelum menonton filmnya :)

Durasi:
105 menit

Overall:
7 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Tidak ada komentar: