Tagline:The path of fireNice-to-know:Merupakan remake berjudul sama di tahun 1990 yang melejitkan nama Amitabh Bachchan.Cast:Hrithik Roshan sebagai VijayPriyanka Chopra sebagai Kaali
Sanjay Dutt sebagai KanchaRishi Kapoor sebagai Rauf LalaOm Puri sebagai GaitondeZarina Wahab sebagai Ibu VijayKatrina KaifDirector:Debut penyutradaraan bagi Karan Malhotra.W For Words:Remake film yang sudah melegenda tampaknya menjadi tren terbaru industri perfilman Bollywood. Sejauh ini hasil box officenya memang bagus termasuk yang satu ini sudah mengumpulkan total 67.5 crore di minggu pertama perilisannya. Namun jika ukurannya adalah kualitas maka semua penilaian akan dikembalikan kepada penonton, apakah versi asli atau remake yang lebih baik menurut mereka terlepas dari seberapa banyak kesamaan di antaranya.
Masih setia dengan originalnya yang rilis 22 tahun lalu, film ini berkisah mengenai terbunuhnya seorang guru yang disegani Dinanath Chauhan karena fitnah dari penjahat sadis Kancha di desa Mandwa disaksikan putranya Vijay. 15 tahun kemudian, Vijay yang telah tumbuh dewasa pindah ke Mumbai bersama ibunya yang tengah mengandung. Mudah ditebak, aroma balas dendam segera tercium dimana Vijay sepakat bekerjasama dengan musuh Kancha yaitu Rauf Lala.Hrithik Roshan sekali lagi menunjukkan kelasnya. Penjiwaan ikon legendaris Vijay (dulu diperankan Amitabh Bachchan) dilakukannya dengan elegan sekaligus tangguh. Berseberangan dengannya, Sanjay Dutt yang sudah mulai berumur juga mampu memancing kebencian khalayak terhadap tokoh Kancha yang kejam. Di luar keduanya, Rishi Kapoor, Priyanka Chopra dan Zarina Wahab juga bermain baik walaupun karakter-karakternya sedikit kurang pengembangan.
Sutradara debutan Karan Malhotra memiliki semua elemen yang layak dijual disini mulai dari aksi seru, balas dendam, drama, percintaan yang teramat menghibur. Sebuah paket lengkap yang diceritakan dengan memikat. Tanpa lupa sentuhan baru juga diberikan pada masing-masing karakternya, Suguhan musik dari Ajay-Atul tidak buruk di sepanjang film tapi rasanya sulit menunjuk salah satu tembang untuk bisa menjadi hit dalam tangga lagu, mungkin Chikni Chameli dari Katrina Kaif?Kekuatan Agneepath versi remake ini memang terletak dari eksplorasi Karan Malhotra yang dinamis di berbagai departemen. Scene yang mempertemukan Vijay dan Kancha diyakini akan selalu menarik perhatian audiens. Sebuah drama balas dendam yang setia dengan pakem tradisional dengan sedikit bergaya melodramatic berlebihan. Terlepas dari sumbangsih brilian para castnya, saya tetap merasa durasi 3 jam terlalu melelahkan dimana terjadi perpanjangan plot disana-sini. It’s quite good but not memorable enough to carry on in the next days!Durasi:174 menitAsian Box Office:Rs 67.5 crore in opening week in IndiaOverall:7 out of 10Movie-meter:
Notes:Art can’t be below 66-poor6.5-poor but still watchable7-average7.5-average n enjoyable8-good8.5-very good9-excellent
Quotes:Deden: Loe gak pantes nonton politik, pantesnya nonton tanjidor.
Storyline:Deden adalah pecundang bermodal pas-pasan. Keinginan untuk dicintai wanita cantik dan mendapat kekayaan membawanya menemui dukun bernama Tante Sun dengan ditemani sahabat karibnya, Munaf alias Muka Nafsu. Syarat yang diajukan hanya tiga yaitu kolor gadis perawan, rambut tokoh tinggi dan kain kafan mayat yang belum semalam di kubur. Sayangnya begitu semua terpenuhi, Tante Sun keburu meninggal. Kekayaan instan yang diterima Deden ternyata membangkitkan amarah sundel bolong yang meminta imbalan.Nice-to-know:Diproduksi oleh K2K Productions.Cast:Aziz Gagap sebagai DedenArumi Bachsin sebagai CheryUdin Penyok sebagai MunafAndreano PhillipJeffrey LeeDirector:Merupakan film ketujuh bagi Yoyok Dumprink alias Yoyo Subagiyo.Comment:Intisari sebuah film nampaknya menjadi unsur ke-9529 bagi seorang KK Dheeraj. Sekelumit ide yang muncul di kepalanya tiba-tiba bisa dituangkan menjadi skrip jadi-jadian sekalipun. Film pertamanya di tahun 2012 ini seharusnya memicu kemarahan seorang Nayato Fio Nuala. Apa pasal? Aktor dan aktris kesayangannya dibajak! Namanya dipasang besar-besar. Tentu anda tahu, saya membicarakan siapa? Tidak lain dan tidak bukan adalah Aziz Gagap dan Arumi Bachsin.
Kembalinya Arumi Bachsin.. Sepertinya kalimat yang “dijual” dalam posternya ini belum selesai. Yang dimaksud bukan kembali ke dunia akting melainkan ke dunia antah berantah. Ini pendapat pribadi saya. Jika Nayato masih berbaik hati memberikannya peran di dunia fana maka tidak kali ini. Peran Cherry adalah pelengkap derita yang muncul di bagian pembuka dan penutup saja, selayaknya buah ceri yang menghiasi kue tart yang samasekali tidak enak rasanya. Kasihan!“Bintang” sesungguhnya dalam film ini adalah duet Aziz Gagap dan Udin Penyok yang bahu-membahu berjayus ria sambil berupaya membangkitkan kembali trend sundel bolong yang konon digagas oleh almarhumah Suzanna yang legendaris itu. Sayangnya sundel bolongnya terlihat palsu dan tidak meyakinkan. Jangan harap melihat belatung bermunculan dari punggung berlobang, fokus justru ada di muka hitam yang merupakan kombinasi dari hanoman, nenek gerondong dan genderuwo?
Originalitas menjadi sesuatu yang mahal harganya dalam film-film KKD. Setidaknya ada 2 tembang hits mancanegara yang diambil dalam film ini yaitu Labels or Love dan Kuch Kuch Hota Hai. Adegan slapstick Aziz Gagap di toilet bahkan mengingatkan anda pada satu-dua episode serial televisi Mr. Bean. Entah sederetan jiplakan ide lain apalagi yang berlalu-lalang di kepala dimana saya terlalu malas untuk mengingatnya. Jika ada tambahan, sedianya anda bisa berbaik hati memberitahu.Kafan Sundel Bolong yang teramat buruk secara kualitas bagaikan replika film-film Nayato KW2 yang setidaknya lebih baik dari segi penyajian gambar. Aziz Gagap hanya mencoba menjadi dirinya sendiri, jangan salahkan kemiripan akting saat ia melakukan “bully” terhadap pak Pocong atau tante Sun. Eh, mereka punya nama lho! Namun pemakaian nama besar Suzanna di poster filmnya dengan dalih “penghormatan” rasanya perlu dijelaskan KK Dheeraj pribadi lewat pidato 81 menit yang mungkin akan lebih menghibur dibandingkan filmnya sendiri.Durasi:81 menitOverall:6 out of 10Movie-meter:
Quotes:Chris Farraday: You think you're the only guy with a gun?Nice-to-know:Baltasar Kormákur yang menyutradarai film ini adalah aktor utama Reykjavik-Rotterdam yang kemudian diremakenya itu.Cast:Mark Wahlberg sebagai Chris FarradayBen Foster sebagai Sebastian AbneyKate Beckinsale sebagai Kate FarradayGiovanni Ribisi sebagai Tim BriggsConnor Hill sebagai MichaelRobert Wahlberg sebagai John BryceCaleb Landry Jones sebagai AndyDirector:Merupakan film Hollywood pertama bagi Baltasar Kormákur.W for Words:Mantan napi yang kembali lagi ke dunia hitam karena situasi yang tidak terhindarkan, semisal anggota keluarga yang terjerat hutang atau musuh lama yang membuat perhitungan dsb memang selalu menjadi tema yang kerapkali diangkat dalam sebuah film aksi, tanpa terkecuali yang satu ini. Jujur saya antusiasme saya nyaris tidak ada lagi mengingat banyaknya kemiripan dengan film-film sebelumnya. Apalagi film remake ini sepertinya lebih dikategorikan sebagai film kelas B. Cerita asli yang ditulis oleh Arnaldur Indriðason dan Óskar Jónasson yang kemudian digubah oleh Aaron Guzikowski ini bertutur mengenai mantan penyelundup, Chris Farraday yang harus terlibat sekali lagi dalam aksi kotor demi menyelamatkan iparnya Andy dari tangan mafia kejam Tim Briggs. Dengan bantuan sahabat karibnya Sebastian, Chris tidak kesulitan mengumpulkan kru kapal dalam perjalanan menuju Panama untuk bekerjasama memasok narkoba dalam jumlah besar.
Film yang bertemakan pembajakan biasanya memberikan detil perencanaan yang memikat. Namun sutradara Baltasar Kormákur memilih tidak melakukannya sehingga penonton hanya bisa meraba-raba lewat serangkaian elemen suspensi yang tidak maksimal. Adegan aksi yang diharapkan seru nyatanya terjadi dalam porsi kecil, padahal anda sudah dihadapkan pada para kriminal, penyelundup, senjata, mobil, penyanderaan bahkan soundtrack blues ala New Orleans yang kental!Mark Wahlberg pernah melakukan hal serupa dalam The Italian Job (2003) yang menjadi favorit saya itu. Sayangnya kali ini ia berakting dengan datar. Entah apa motivasinya memilih peran yang itu-itu saja, mudah-mudahan bukan karena uang sebab kita semua tahu bahwa ia adalah aktor laga yang cukup kompeten. Ben Foster dan Giovanni Ribisi justru bermain dengan esensi yang lebih baik, dimana antipati penonton mampu timbul menyaksikan aksi kotor mereka.
Contraband memang masih dapat dinikmati tetapi tidak dapat dikatakan bagus. Jika anda sempat menyaksikan trailernya yang dibuat dramatis dengan sempilan musik latar penggugah jiwa, tidak demikian dengan isi filmnya itu sendiri. Kesalahan utama mungkin ada pada penampilan para castnya yang kurang maksimal tetapi andil Kormákur dalam eksekusi ide cerita dan pengarahan aktor-aktrisnya jelas tidak bisa diabaikan begitu saja. Semua terserah anda jika masih bersemangat menyaksikan kapal pengangkut container yang bergerak lambat dengan aksi penyelundupan yang diperpanjang.Durasi:109 menitU.S. Box Office:$45,937,525 till Jan 2012.Overall:7 out of 10Movie-meter:
Notes:Art can’t be below 66-poor6.5-poor but still watchable7-average7.5-average n enjoyable8-good8.5-very good9-excellent
Quotes:Inez: You're in love with a fantasy.Gil: I'm in love with you.
Storyline:Sambil mempersiapkan pernikahan, Gil dan Inez berlibur ke Paris menemani orangtua Inez yang melakukan perjalanan bisnis. Di sana Inez berjumpa dengan sahabatnya Carol dan Paul untuk bergabung dalam tour singkat. Gil yang tengah menyelesaikan buku terbarunya memilih menelusuri jalanan malam demi mendapatkan inspirasi. Sekonyong-konyong sebuah kereta kuda menjemputnya, Gil lantas bertemu tokoh-tokoh pujaannya yang hidup di masa lalu. Sebuah proses yang akan mempengaruhi keputusan masa depannya dalam waktu yang amat singkat.Nice-to-know:Woody Allen sempat merencanakan produksi film ini di Paris pada tahun 2006 tetapi dibatalkan karena biayanya terlalu mahal.Cast:Owen Wilson sebagai Gil PenderRachel McAdams sebagai InezKurt Fuller sebagai JohnMimi Kennedy sebagai HelenMichael Sheen sebagai PaulNina Arianda sebagai CarolDirector:Woody Allen pernah menggarap Everyone Says I Love You di tahun 1996 yang cukup mengesankan itu.Comment:Tak henti-hentinya kota Paris menjadi obyek eksploitasi sineas Eropa maupun Amerika. Umumnya karena dipandang indah dan romantis, genre drama selalu menjadi pilihan utamanya. Tanpa terkecuali nama sekaliber Woody Allen yang kali ini menaburkan bumbu komedi dalam takaran yang minim sehingga masih dapat dikategorikan drama elegan yang membahas perjalanan waktu dari masa lalu ke masa depan yang mungkin mengingatkan anda pada The Purple Rose of Cairo (1985).Hotel bintang lima, Le Bristol dan sederetan lokasi ternama Paris menjadi setting yang amat menjual. Apalagi lantunan jazzy score karya Stephane Wrembel berhasil membangun suasana magis yang menghangatkan. Langit senja, jalanan temaram, tata kota yang rapi, detil arsitektur bangunan yang memanjakan mata menjadi production value yang tak tergantikan. Sebagian besar memang mengesankan gaya hidup masyarakat kelas menengah ke atas.
Awalnya saya menganggap adanya nama Owen Wilson dalam jajaran cast merupakan keputusan yang salah. Aktor komedi slapstick yang melekat padanya ternyata memang pas untuk melakoni tokoh Gil yang berjiwa seniman. Seseorang yang bimbang menghadapi situasi dunia nyata yang seringkali bertentangan dengan mimpi-mimpinya. Ketika dihadapkan pada kesempatan paling berharga dalam hidupnya, Gil harus membuat pilihan yang sulit.Melihat tokoh-tokoh legendaris macam Cole Porter, Zelda Fitzgerald, Ernest Hemingway. F. Scott Fitzgerald, Joséphine Baker,Gertrude Stein, Adriana hingga Pablo Picasso dihidupkan aktor-aktris kaliber akan memukau anda. Tidak lupa menyebut nama si cantik Marion Cotillard yang benar-benar pas untuk peran Adriana yang mempesona itu lengkap dengan aksen Perancis yang seksi. Bertolak belakang dengannya, Rachel McAdams tampak berusaha keras untuk mengangkat karakter Inez yang kurang tereksplorasi itu.
Midnight In Paris bagaikan menjual mimpi tengah malam yang penuh keajaiban dalam visualisasi yang mengagumkan. Sayangnya begitu kembali ke dunia nyata, bagian penutupnya yang melibatkan konflik inti antara Gil dan Inez menjadi sedikit kurang sempurna. Suguhan absurd bertema kompleks tetapi disajikan dengan sederhana jelas menjadikan summer movie yang satu ini tidak dapat dilewatkan begitu saja, stimulasi kuat yang akan membawa jiwa anda menelurusi setiap jengkal kota Paris sebelum menyiapkan raga anda untuk benar-benar travelling kesana!Durasi:94 menitU.S. Box Office:$56,407,283 till Jan 2012Overall:7.5 out of 10Movie-meter:
Notes:Art can’t be below 66-poor6.5-poor but still watchable7-average7.5-average n enjoyable8-good8.5-very good9-excellent
Quotes:You Lele: To be or not to be. To do or bu xiang do..
Storyline:12 tahun lalu, Xiami yang berlibur dengan kedua orangtuanya diselamatkan oleh paman nelayan ketika kapalnya terbalik. Sebatang kara ia melanjutkan hidupnya di Beijing dengan bekerja di kantor pengacara. Kemampuan Xiami membaca gerak bibir orang membuatnya menerima tugas dari klien JK menyelidiki saingan bisnisnya yang dianggap memalsukan catatan bisnis resort Love You You. Setibanya disana, Xiami teringat akan peristiwa pahit masa silam sebelum bertemu You Lele yang eksentrik tapi amat perhatian padanya. Andai You Lele mengetahui identitas Xiami yang sesungguhnya, akankah romansa di antara keduanya dapat dipertahankan?Nice-to-know:Film yang diproduksi oleh DMG Entertainment ini disebut sebagai sekuel tak resmi dari Summer Holiday (2002) yang melejitkan pasangan Richie Rend an Sammi Cheng.Cast:Angelababy sebagai XiamiEddie Peng Yu-Yan sebagai You LeleZhu Yuchen sebagai Hao ChangZhou Yang sebagai SophiaSteve Yap sebagai JKDirector:Jingle Ma Chor Sing terakhir menggarap Mulan (2009).Comment:Jika harus menyebutkan drama romantik Asia yang bersetting di pantai, ingatan anda otomatis akan langsung melayang pada Summer Holiday (2002) yang lagu-lagunya bahkan tetap dikenang sampai sekarang. Kini sang penulis skrip sekaligus sutradara, Jingle Ma meneruskan apa yang sudah dimulainya nyaris satu dekade yang lalu itu. Mudah-mudahan bukan karena ingin mengulang sukses serupa dalam rentang waktu yang terlampau jauh. Lantas apa alasan pemilihan Malaysia sebagai setting utamanya?
Meskipun kostum “pantai” amat dominan disini, Jingle Ma tidak menjual hal-hal seronok yang menjurus seksualitas. Sebaliknya kejutan manis disiapkan di akhir film, bergaya twisted dengan flashback scenes layaknya berbagai judul komedi romantik Thailand yang beredar belakangan ini. Sayangnya proses menuju kesana sedikit diperpanjang di beberapa bagian sehingga bisa jadi penonton akan merasa bosan terlebih dahulu dengan konsep yang itu-itu saja sebelum “melek” di penghujung cerita.Eddie Peng dan Angelababy berbagi chemistry dengan luar biasa tanpa terkesan didikte oleh skrip ataupun sutradara. Karisma mereka sebagai pujaan remaja terjaga dengan baik, terima kasih pada karunia fisik yang memang di atas rata-rata itu. Tak jarang penonton terpekik menyemangati You Lele dan Xiami untuk dapat bersatu. Kedua tokoh juga menegaskan kepribadian banyak orang pada umumnya yang kesulitan menyeimbangkan mimpi dan cinta di antara kehidupan nyatanya.
Penempatan beraneka produk komersial yang menjadi sponsor film memang cukup mengganggu di beberapa adegan. Untungnya sumbangsih suara biduan Singapore yaitu JJ Lin dalam berbagai tembang mampu menjaga mood film untuk tetap sendu dan ceria sekaligus. Production value jelas keunggulan utama, lihat saja Lang Tengah yang terletak di antara Pulau Redang dan Pulan Perhentian berhasil menyuguhkan lanskap pemandangan pantai yang ciamik lengkap dengan resortnya.Anda bisa dengan mudah menebak Love You You akan menjadi satu dari sekian judul komedi romantik yang empuk untuk dinikmati tetapi dangkal secara esensi. Namun tidak ada salahnya jika sesekali menyaksikan film semacam ini, bukan? Lagi-lagi sebuah contoh konkret bahwa cinta sejati tidak akan datang jika anda terus menunggu orang yang sempurna, melainkan belajar untuk mencintai orang yang tidak sempurna sekalipun dengan cara yang sempurna!Durasi:91 menitOverall:8 out of 10Movie-meter:
Notes:Art can’t be below 66-poor6.5-poor but still watchable7-average7.5-average n enjoyable8-good8.5-very good9-excellent
Tagline:It Runs In The Family.
Storyline:Tahun 1988, dua gadis kecil bersaudari yaitu Katie dan Kristi memiliki teman imajiner bernama Toby yang juga tinggal di rumah mereka. Sang Ibu, Julie dan kekasihnya, Dennis tidak percaya cerita tersebut. Ketika Dennis bermain-main dengan kamera barunya dan memasang beberapa di setiap penjuru rumah, gangguan supernatural makin menjadi. Julie yang tidak percaya kerapkali memprotes tindakan Dennis tersebut. Kekuatan apakah yang sesungguhnya mengintai keluarga tersebut?Nice-to-know:Sebagian besar adegan dalam trailer yang tidak ada dalam film sehingga banyak fans franchise ini yang marah karena merasa ditipu.Cast:Christopher Nicholas Smith sebagai DennisLauren Bittner sebagai JulieChloe Csengery sebagai Young KatieJessica Tyler Brown sebagai Young Kristi ReyDustin Ingram sebagai Randy RosenDirector:Merupakan debut feature film bagi Henry Joost dan Ariel Schulman yang sebelumnya hanya menggarap film pendek, documenter dan film televisi.Comment:Gelombang protes dari para pecinta franchise Paranormal Activity telah bermunculan di seluruh dunia. Pasalnya trailer film ini tidak setia dengan isi filmnya. Ekspektasi tinggi menyaksikan trailernya yang cukup menggigit itu bisa jadi alasan penurunan rating yang diterima film lanjutan yang mengambil waktu kejadian sebelum Paranormal Activity (2007) dan Paranormal Activity 2 (2010) yaitu di tahun 1988 dimana dua bersaudari, Katie dan Kristi masih berusia kurang dari 10 tahun.
Penulis skrip Christopher Landon dan Oren Peli menggunakan stereotype sejenis dalam pengenalan keluarga Julie dimana karakterisasi masing-masing tokohnya disesuaikan dengan kebanyakan orang pada umumnya. Anda akan diajak mengenal Julie yang skeptis dan tidak percaya kejadian supernatural. Dennis yang terobsesi dengan kamera barunya sebelum menemukan keganjilan dalam rekamannya. Lalu seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Katie dan Kristi yang memiliki teman imajiner layaknya anak-anak sebaya mereka alami.Sutradara Joost dan Schulman menggunakan empat ruang utama yang menjadi fokus ketakutan yaitu kamar Julie dan Dennis, loteng tempat tidur Katie dan Kristi, ruang makan serta dapur yang terhubung. Pintu yang terbuka sebagian dan anak tangga yang lengang dijamin akan membuat imajinasi anda bekerja dengan sendirinya. Namun aset juara film ini adalah kamera yang dipasang pada kipas angin sehingga mampu bergerak menyoroti dua ruangan sekaligus secara bergantian. Bisa bayangkan kejutan apa yang bakal temui?
Awal film yang bergulir lambat seakan memberi waktu bagi penonton untuk menyiapkan mental terbaik untuk menghadapi teror-teror yang semakin memuncak mendekati akhir. Jujur saja, prekuel ini tidak melebihi Paranormal Activity 2 yang masih menjadi favorit saya. Banyak adegan yang sudah dapat kita prediksi mengacu pada dua episode pendahulunya. Kejutan di ending juga tidak semengejutkan sebelum-sebelumnya apalagi dengan sedikitnya penjelasan yang melatarbelakanginya.Paranormal Activity 3 tidak akan (atau belum) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersisa dari 1 dan 2 nya secara gamblang. Namun petunjuk demi petunjuk yang merangkai keseluruhan misteri yang melingkupi keluarga Katie bahkan hingga dewasa cukup terpampang jelas dari bahasa gambar yang disuguhkan. Ketiga seri sejauh ini masih dalam range kualitas yang sama sehingga saya lagi-lagi menikmati permainan mata yang menyapu setiap sudut rumah sampai berimbas pada berdirinya bulu kuduk tanpa disadari. Pastikan tidak mendapati rumah anda kosong sepulang menonton film ini.Durasi:83 menitU.S. Box Office:$104,007,828 till Jan 2012Overall:7.5 out of 10Movie-meter:
Notes:Art can’t be below 66-poor6.5-poor but still watchable7-average7.5-average n enjoyable8-good8.5-very good9-excellent