Setelah empat tahun berjalan, blog ini telah membawa saya ke dunia baru yang
tidak pernah terpikir untuk dimasuki, FILM-MAKING! Bukan apa-apa, saya hanyalah
satu dari sekian penikmat film sekaligus pengunjung bioskop yang setia dengan
tujuan mengisi waktu sekaligus melihat jendela kehidupan seseorang yang mungkin
tidak akan pernah saya alami sendiri. Saya percaya sebuah film selalu memiliki
sisi plus minus yang dapat dieksplorasi. Itu saja!
Tujuan awal membuat blog pun lebih untuk kepentingan pribadi yaitu
mendokumentasikan opini saya sendiri terhadap sebuah film yang sudah saya
tonton. Siapa yang bisa mengira jika hingga hari ini, ribuan orang per harinya
mengakses Database Film sebagai referensi terpercaya mereka. Saya tidak jumawa
melainkan bersyukur, tulisan saya ada yang baca dan setidaknya dirasa
bermanfaat. Kerja keras saya begadang nyaris tiap malam menuangkan pikiran pun
tidak sia-sia.
Saya bukanlah seorang moviesnob. Referensi film atau pengetahuan tentang film
yang dimiliki mungkin tidak seluas rekan-rekan movieblogger atau moviereviewer
lainnya. Kemampuan saya berdiskusi aktif dengan mereka bisa jadi kalah baik.
Kerapkali saya butuh waktu untuk mencerna sebelum menuangkannya dalam bentuk
tulisan Sebuah bentuk komunikasi yang selalu saya pilih sejak dahulu, mengingat
kepribadian pemalu dan introvert yang memang sudah melekat dalam diri sejak
usia dini.
Review pertama saya adalah Laskar Pelangi di bulan Oktober 2008, hanya satu
paragraf dengan beberapa kalimat. Perlahan mulai mengembangkan rentang
penilaian dari berbagai sisi karena saya menyadari, film memiliki banyak
dimensi yang bisa ditelaah. Lambat laun, tulisan-tulisan saya khususnya film
lokal membawa kesempatan bagi saya untuk mengenal secara pribadi para pelaku
industri perfilman nasional mulai dari aktor, aktris, sutradara, produser dsb.
Memang tidak semuanya terang-terangan bisa diajak bicara ataupun tatap muka,
tapi saya selalu menghargai usaha mereka yang tidak kecil dalam berkarya.
Tak selamanya tulisan saya menyenangkan untuk dibaca, terkadang bisa pedas
menyinggung. Saya selalu berusaha jujur, faktor mengenal atau tidak
filmmakernya sebisa mungkin dikesampingkan demi obyektifitas murni. Satu
pedoman yang selalu saya pegang, identifikasi lah film mana yang dibuat dengan
hati dan niat baik. Jika sebuah film sudah dibuat dengan bumbu-bumbu di atas
tapi hasil akhirnya masih kurang baik, bolehlah anda memberi masukan, tak
melulu menghujat. Terkadang orang yang mau maju itu butuh input untuk
memperbaiki. Peran kita sangat dibutuhkan di sini. Bukankah sesama manusia
wajib saling mengingatkan?