Quotes:
Masalah saham itu hanya dua hal, insting atau timing. Itu aja.
Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh Garuda Sinema Nusantara dan MP Entertainment ini gala premierenya diadakan di Epicentrum XXI pada tanggal 15 Desember 2012 yang lalu.
Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh Garuda Sinema Nusantara dan MP Entertainment ini gala premierenya diadakan di Epicentrum XXI pada tanggal 15 Desember 2012 yang lalu.
Cast:
Abimana Aryasatya sebagai Mahesa
Christian Sugiono sebagai Kevin
Kamidia Radisti sebagai Analea
Pierre Gruno sebagai Rendra
Slamet Rahardjo sebagai Hadi
Alblen Filindo sebagai Gilang
Mario Irwinsyah sebagai Irfan
Director:
Merupakan debut penyutradaraan Asad Amar yang sebelumnya lebih dikenal sebagai line producer.
Abimana Aryasatya sebagai Mahesa
Christian Sugiono sebagai Kevin
Kamidia Radisti sebagai Analea
Pierre Gruno sebagai Rendra
Slamet Rahardjo sebagai Hadi
Alblen Filindo sebagai Gilang
Mario Irwinsyah sebagai Irfan
Director:
Merupakan debut penyutradaraan Asad Amar yang sebelumnya lebih dikenal sebagai line producer.
W For Words:
Bagaimana kehidupan para broker saham di Indonesia? Tidak banyak yang tahu jika anda tidak pernah menggeluti dunia investasi yang satu ini. Saya sendiri pernah menjalani hidup sebagai broker indeks meski hanya dalam hitungan hari saja. Well, it’s supposedly a secret, but for my loyal readers, i’ll let you know a bit. Jika Hollywood pernah menggarap Wall Street (1987) atau yang lebih baru Margin Call (2011) maka kita boleh berbangga jika pada akhirnya ada yang berinisiatif serupa. Hasil akhirnya bisa jadi tidak terlalu penting karena penilaian diserahkan pada masing-masing penonton.
Bagaimana kehidupan para broker saham di Indonesia? Tidak banyak yang tahu jika anda tidak pernah menggeluti dunia investasi yang satu ini. Saya sendiri pernah menjalani hidup sebagai broker indeks meski hanya dalam hitungan hari saja. Well, it’s supposedly a secret, but for my loyal readers, i’ll let you know a bit. Jika Hollywood pernah menggarap Wall Street (1987) atau yang lebih baru Margin Call (2011) maka kita boleh berbangga jika pada akhirnya ada yang berinisiatif serupa. Hasil akhirnya bisa jadi tidak terlalu penting karena penilaian diserahkan pada masing-masing penonton.
Barata Sekuritas memiliki dua unit manajer handal yaitu Mahesa yang ‘lurus’ mengikuti aturan main dan Kevin yang spekulatif mendobrak pakem. Diam-diam Kevin memendam rasa iri pada Mahesa yang selalu dipuji ayahnya Rendra selaku pimpinan dan diberi perhatian istimewa Analea yang juga disukainya. Ambisi Kevin untuk memecundangi Mahesa dilakukan lewat cara-cara kotor termasuk menikung seorang bos gede bernama Gustom. Sementara itu Mahesa yang berhasil meyakinkan ayahnya Hadi untuk menanamkan sejumlah uang mulai kehilangan apa yang selama ini ia yakini.
Skrip yang ditulis oleh Titien Wattimena dan Anggoro Saronto ini tidak melulu berbicara mengenai saham. Ia hanya menjelaskan poin-poin dasar yang perlu diketahui khalayak umum. Selebihnya adalah presentasi gaya hedon ‘lima serangkai’ yang sibuk pesta pora, shopping, jajan, makan di tempat mahal dsb hingga nyaris menghabiskan satu jam durasinya. Mungkin sebagian besar penonton akan ‘iri’ pada mereka dan berharap menjadi salah satu di antaranya. Namun apakah semua itu sudah cukup untuk membangun simpati terhadap semua tokoh inti disini?
Menarik melihat Abimana dan Christian ditempatkan berseberangan walau keduanya tidak sampai menjadi protagonis dan antagonis. Setidaknya kita dibuat percaya akan karakteristik dasar dua pialang saham berbeda karakter. Mario dan Alblen tak lebih dari supporting role saja dalam susah maupun senang. Ingin sekali menyukai Kamidia yang tampil begitu cantik tapi kesan materialistisnya tak mampu disembunyikan. Slamet Rahardjo dan keluarga memang mengisyaratkan muslim sejati sekaligus memperkuat asumsi bahwa Mahesa adalah tokoh ‘putih’ di dunia yang serba abu-abu.
Upaya sutradara Asad menyajikan sebuah presentasi naratif yang cool dan stylish pantas diacungi jempol. Pilihan lokasi yang memanjakan mata dan serba wah kerap menyiratkan bahwa hidup itu teramat indah jika anda memiliki cukup uang. Editingnya cukup rapi terlebih dukungan soundtrack dari beberapa musisi baru turut membantu hidupkan suasana. Beragam karakter yang ditampilkan silih berganti mendapat porsinya masing-masing meski tidak semuanya berkontribusi secara kuat terhadap kelangsungan cerita.
Sang Pialang adalah sebuah gebrakan yang cukup menjanjikan dalam memperkaya keragaman film nasional, ibarat Wall Street versi Indonesia menurut sebagian besar media yang mengulasnya. Sayangnya potensi yang ada justru tercoreng oleh gugatan berbagai konflik yang tidak pernah benar-benar menyentuh permukaan, sebut saja Kevin yang tak sampai menjalani masa hukumannya. Durasinya yang sedikit terlampau lama juga mengganggu karena penonton dibiarkan duduk berlarut-larut hanya untuk menanti ending yang let’s say friendly? Layak tonton jika anda penasaran dengan kehidupan para pelaku analisa keuangan ini. Siapa tau anda terinspirasi!
Durasi:
117 menit
117 menit
Overall:
7.5 out of 10
7.5 out of 10
Movie-meter:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar