Merayakan hari jadi pernikahan yang pertama membuat TItan dan Helena bersemangat untuk memberi kado satu sama lain pada makan malam romantis di sebuah restoran mewah. Sayangnya insiden terjadi saat tidak membawa obat, Helena malah terserang asma akut di toilet dan meninggal seketika. Keseihan membuat Titan nyaris kehilangan gairah hidup sampai ia bertemu hantu Helena yang belum bisa naik ke atas karena janji yang pernah ia ucapkan dulu. Menganggap dirinya berhalusinasi, Titan menemui psikiater senior yang kemudian mengirim asistennya, Olin untuk mengawasi aktifitas Titan sehari-hari. Hantu Helena meminta Titan mencari istri terbaik dari sekian yang ditawarkan. Bagaimana Titan dapat memilih salah satu dari mereka di saat ia masih mencintai Helena?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Millenium Visitama dan gala premierenya dilangsungkan di Senayan City XXI tanggal 25 Mei yang lalu.
Cast:
Baru saja beberapa minggu lalu bermain antagonis dalam Demi Dewi, Winky Wiryawan kali ini didapuk sebagai Titan, eksekutif muda yang rapuh karena ditinggal mati istri yang dicintainya tetapi berusaha bangkit kembali untuk mencari cinta yang baru
Sempat masuk nominasi Aktris Favorit Indonesian Movie Awards beberapa waktu lalu, Fanny Fabriana sebagai hantu Helena, mendiang istri Titan yang berusaha menuntaskan misi terakhirnya.
Beberapa kali tampil dalam film-film Nayato kemarin, Joanna Alexandra memerankan Olin, asisten psikiater yang cupu dan menyimpan masa lalu menyedihkan.
Astri Nurdin sebagai Irene.
Director:
Terakhir kali tidak terlalu sukses lewat Bukan Malin Kundang yang kacau itu, Iqbal Rais mencoba peruntungannya disini dalam komedi romantis modern.
Comment:
Plotnya mengingatkan pada Ghost dan Over Her Dead Body ataupun judul-judul komedi romantis Hollywood lainnya yang bertemakan serupa. Harus diakui tidak terlalu orisinil tetapi untungnya Iqbal mengemasnya dengan humor bernuansa lokal yang khas. Terima kasih pada karakter supir-pembantu Titan yang kocak dan saling bersinergi dengan baik di setiap scene yang ditawarkan pada mereka. Winky berakting di luar kebiasaannya, gaya seorang eksmud yang loveable dibawakan dengan lugas dan natural. Fanny bermain ciamik sebagai manusia dan hantu sekaligus yang perfeksionis. Chemistry Winky dan Fanny di awal film juga cukup menarik. Joanna dan Astri meski scenenya tidak terlalu dominan tetap mampu mencuri perhatian. Tone drama yang cukup kental mampu didukung penggambaran lanskap kontemporer yang tepat. Alhasil Sehidup (Tak) Semati dapat dikatakan drama komedi romantis yang cukup hangat dan menyegarkan di tengah rendahnya kualitas genre film-film sejenis belakangan ini. Melepas orang yang anda cintai memang tidak mudah bukan? Apalagi bangkit dari rasa kehilangan setelah ditinggalkan orang yang dicintai tentunya lebih sulit lagi.
Durasi:
95 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar