Mati tak cukup sekali
Cerita:
Menjelang pernikahannya, Abel kalut mendapati fakta bahwa calon suaminya, Wisnu pernah menghamili wanita lain. Dalam keputus asaannya, Abel menenggak sebotol obat hingga membuatnya koma atau sering disebut mati suri. Dalam kondisi itu, Abel seperti berada di suatu tempat asing yang dingin dan gelap. Saat terbangun setelah beberapa hari, Abel bertekad menyendiri dan menyelesaikan pekerjaannya sebagai fotografer di villa milik sahabat baiknya, Charlie. Sayangnya di tempat itu, Abel malah menemukan serangkaian kejadian supranatural yang berusaha membujuknya untuk mati sekali lagi..
Gambar:
Konsep visual yang baik dengan dominan warna biru di malam hari.
Act:
Mendominasi layar dari awal sampai akhir, Nadine Chandrawinata menunjukkan emosi dan penjiwaan yang baik sebagai Abel, gadis cantik rapuh yang tidak percaya mistik.
Setelah masuk nominasi aktor terbaik dalam FFI 2008 yang lalu, Yama Carlos kali ini bermain sebagai Wisnu yang kebingungan mendapati calon istrinya menghilang dan berusaha mendapatkannya kembali dengan sekuat tenaga.
Satu lagi model asal Malaysia yang menyusul terjun ke dunia akting, Keith Foo sebagai Charlie yang setia kawan tapi berkesan misterius.
Sutradara:
Rizal Mantovani kembali lagi ke genre horor setelah terakhir membesut Kesurupan (2007). Dalam Mati Suri, Rizal menyuguhkan konsep serupa yaitu kondisi saat tubuh kehilangan kendali jiwanya. Usahanya dalam film ini boleh diacungi jempol karena mampu memadukan konsistensi cerita dengan konsep visual yang baik.
Komentar:
Menggunakan narasi Mama Loren dalam trailer film ini sebetulnya cukup kreatif. Tapi apa yang ditampilkan secara utuh jauh lebih daripada itu. Walau bertempo cukup lambat, Mati Suri berhasil menjaga ritme cerita mulai dari awal sampai klimaks. Pelebaran karakter tidak merumitkan kisah tapi membuka satu persatu kejutan yang disuguhkan. Suatu hal yang jarang ditemui dalam horor lokal. Sayang sekali di tengah serbuan horor tidak standar belakangan ini, Mati Suri yang di atas rata-rata justru kurang mendapat perhatian.
Durasi:
90 menit
Overall:
7.5 out of 10
Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar