Tagline:
There Was Never Just One.
Nice-to-know:
Sebelum kemunculan film ini dipertimbangkan, sutradara Paul Greengrass berkelakar bahwa film Bourne keempat seharusnya berjudul "The Bourne Redundancy".
Cast:
Jeremy Renner sebagai Aaron Cross
Rachel Weisz sebagai Dr. Marta Shearing
Scott Glenn sebagai Ezra Kramer
Stacy Keach sebagai Retired Adm. Mark Turso, USN
Edward Norton sebagai Retired Col. Eric Byer, USAF
Donna Murphy sebagai Dita Mandy
Director:
Merupakan film ketiga bagi Tony Gilroy setelah Duplicity (2009).
W For Words:
Keputusan Universal Pictures untuk meneruskan franchise Bourne bisa jadi didasari oleh uang. Bagaimana tidak? Ketiga serinya yaitu The Bourne Identity (2002), The Bourne Supremacy (2004) dan The Bourne Ultimatum (2007) telah menghasilkan lebih dari 500 juta dollar untuk peredaran di Amerika Serikat saja, belum internasional. Namun para fans menjadi skeptis begitu mengetahui fakta bahwa Paul Greengrass dan Matt Damon yang sedianya terlibat dalam proyek ini ternyata menarik diri. Lantas apa yang tersisa?
Aksi Jason Bourne terhadap Operasi Blackbriar membuat CIA yang dipimpin pensiunan Kolonel Eric Byer menutup semua program operasi hitam termasuk Treadstone. Untuk itu semua agen dan staf pendukung harus dibinasakan oleh virus yang terkandung dalam pil baru. Adalah Aaron Cross yang tengah bertugas di lapangan berhasil lolos dari maut. Demi kelangsungan hidup yang didapat dari pil hijau dan biru, ia terpaksa menyelamatkan ahli kimia, Dr. Marta Shearingz dan bersama-sama melarikan diri ke Manila.
Tony dan Dan Gilroy yang menulis skripnya masih berupaya mengambil referensi dari kreator Bourne asli yakni Robert Ludlum. Itulah sebabnya wajah dan aksi Jason Bourne, Pamela Landy dan Dr. Albert Hirsch masih dihadirkan sekilas sebagai konektivitas. Namun setting utama plot tetap ada pada proses pengejaran tokoh-tokoh utamanya, baik hidup atau mati. Tambahan berbagai subplot pendukung yang sedikit rumit tapi terbilang mudah dicerna ini tampak berusaha memperkuat bangunan cerita yang penuh karakter lalu lalang.
Jeremy Renner mungkin tak dapat menyaingi karisma Matt Damon tapi ia sama tangkasnya dalam beraksi, menghindari bahaya atau melumpuhkan musuh dengan efisien demi memuaskan penonton. Rachel Weisz juga tampil meyakinkan sebagai heroine yang pandai menyembunyikan emosi dalam menjalankan misinya. Sayang aktor sekelas Edward Norton "cuma" kebagian akting berbicara memberikan instruksi sambil duduk atau berdiri untuk peran antagonis sekuat ini.
Sutradara Gilroy berhasil menjaga tempo film, kapan harus cepat, kapan harus melambat lewat serentetan aksi "nyata" minim CGI ala blockbuster Hollywood. Durasi 135 menit tak akan terlalu dirasakan mengingat setiap adegannya memiliki arti. Bagaimana Aaron Cross bertarung tangan kosong secara keras atau mengendarai motor secara brutal akan membuat anda menahan nafas. Pemanfaatan beberapa lokasi variatif juga memberikan nilai tambah sendiri, termasuk adegan pembuka yang memperlihatkan lanskap pegunungan bersalju.
The Bourne Legacy memang tak dapat dibandingkan dengan trilogy Jason Bourne sebelumnya meski masih melibatkan konspirasi Pemerintahan yang kompleks. 30 menit terakhir yang penuh energi dijamin akan memacu adrenalin anda terlepas dari logika yang sedikit terabaikan mengenai apa yang sesungguhnya tengah terjadi. Installment baru ini sukses membangun animo untuk kelanjutan serinya yang pantas ditunggu. Mungkinkah suatu saat Aaron Cross akan berhadapan langsung dengan Jason Bourne? One thing for sure, Renner looks tougher and he's going rogue in a very good way.
Durasi:
135 menit
U.S. Box Office:
$69,618,465 till August 2012
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Tidak ada komentar:
Posting Komentar