Tagline:
The world’s most dangerous virus is about to end human race.
Storyline:
Sebuah virus jenis baru HOPE tengah mengancam Bangkok yang dapat menewaskan seseorang hanya dalam waktu 4 hari! Fakta tersebut diketahui oleh Nicha, reporter wanita ternama yang kemudian berusaha menelusuri sebab musababnya itu. Ternyata 7 orang tidak beruntung tengah digunakan oleh perusahaan farmasi asing sebagai bahan percobaan sekaligus penemuan anti virus tersebut. Nicha dibantu oleh Thud dan juga NSSD harus mengungkapkan semuanya sebelum terlambat meski mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Nice-to-know:
Distributor Hongkong, Media Asia akan mendistribusikan film secara internasional, sedangkan Oriental Eyes akan menangani peredaran domestik Thailand.
Cast:
Ubolratana Rajakanya sebagai Nicha
Chakrit Yamnam sebagai Thud
Shawn Yue sebagai Shawn
Dr. Archong Chumsai Na-Ayuthaya
Sompol Piyapongsiri
Director:
Sirippakorn Wongchariyawat
Comment:
Thailand mungkin lebih dikenal dengan pasokan film horor atau komedi romantisnya beberapa tahun terakhir yang terbukti cukup sukses menembus pasaran Asia termasuk Indonesia. Namun jika berbicara mengenai action kontemporer seperti yang satu ini, rasanya masih terlalu ambisius walaupun sudah didukung dengan bujet tinggi dan berkolaborasi dengan Hongkong sekalipun. Asia tetaplah Asia dan tidak akan pernah sama dengan nuansa Hollywood bagaimanapun juga.
Premis film ini adalah mengenai penyebaran virus jenis baru yang disebut HOPE. Pihak yang berada di sisi antagonis mungkin bisa dimaklumi yang kebetulan berasal dari kaum kapitalis alias pengusaha industri besar. Tapi kalangan protagonisnya yang kebetulan seorang presenter televisi wanita? Yang bertindak sendiri di luar sepak terjang polisi? Oke menurut saya hal ini sedikit aneh dan terlalu dipaksakan apapun alasannya.
Setelah mengetahui siapa pemeran Nicha sebenarnya rasanya misi filmmaker sudah dapat diterka. Ia adalah Putri Ubolratana Rajakanya, alias keturunan langsung Raja Bhumibol Adulyadej dan Ratu Regent Sirikit! Sayangnya Sang Putri harus diakui kurang memiliki aura bintang dan tidak cukup meyakinkan sebagai reporter berkelas yang sangat dominan kemunculannya. Itulah sebabnya dibutuhkan beberapa aktor good looking untuk tandemnya tapi tidak banyak membantu karena justru lebih memperjelas gap.
Shawn Yue yang paling berpengalaman dalam genre action (lihat saja daftar film Hongkong yang dibintanginya) justru kesulitan berbahasa Inggris dengan baik sehingga mengurangi daya tariknya. Malah Chakrit yang paling terlihat wajar dan bisa dibilang judul film ini merujuk pada perannya disini. Tidak dapat dipersalahkan sepenuhnya jika semua karakter terkesan kurang eksplorasi, skrip yang ditulis oleh C.R.A.B. memang tidak memungkinkan untuk itu.
Sutradara Wongchariyawat tampak kesulitan menyatukan kepingan-kepingan action yang serba palsu disini. Saya pikir mungkin hanya 50% yang setidaknya terlihat sungguhan, sisanya hanyalah buang-buang peluru ke space kosong, lontaran mobil atau adu fisik yang dibantu oleh editor. Pengertian aktor dan petarung sungguhan jelas berbeda. Anda termasuk penonton reguler film action diyakini kecewa dengan suguhan aksi kali ini.
Tidak susah menyimpulkan My Best Bodyguard sebagai film aksi dengan komposisi buruk di dalamnya. Selayaknya anda yang sudah bisa tersenyum melihat trailernya yang sangat berusaha terlihat “menjual” itu dipastikan akan tertawa lebih lebar lagi menyaksikan keseluruhan isinya. Sebuah proyek ambisius yang nampaknya tidak akan mengatrol posisi Sang Putri ke tingkat superstar meskipun ia berhasil survive pada akhir cerita dan sempat melontarkan serentetan kalimat bijaksana sekalipun!
Durasi:
105 menit
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar