XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Minggu, 01 Mei 2011

MY SASSY GIRL : Pertemuan Gadis Aneh Asmara Unik

Quotes:
Charlie Bellow: If we never see each other again... And you're out walking one day and you feel a certain presence beside you... that will be me, loving you, wherever I am.

Storyline:
Charlie Bellow merasa telah jatuh cinta pertama dan terakhirnya terhadap seorang gadis aneh bernama Jordan Roark. Pertemuan mereka diawali di stasiun kereta bawah tanah dimana Jordan yang mabuk bertingkah aneh dan memanggil Charlie “sayang” sebelum pingsan. Charlie yang sedang dalam proses menata karir impiannya selepas bangku kuliah mulai terganggu karena terus memikirkan Jordan. Kebersamaan keduanya juga sulit dijelaskan karena dilalui dengan banyak pertengkaran dan kesalahpahaman. Namun ketika keduanya sama-sama menulis surat cinta untuk dikubur di bawah pohon selama setahun, nasib mungkin berbicara lebih banyak bagi hubungan Charlie dan Jordan di kemudian hari.

Nice-to-know:
Merupakan remake dari film Korea laris berjudul Yeopgijeogin geunyeo (2001).

Cast:
Namanya mulai dikenal sejak membintangi The Girl Next Door (2004), Elisha Cuthbert bermain sebagai Jordan Roark
Peran Charlie Bellow merupakan 1 dari 3 film yang dibintangi Jesse Bradford di tahun 2008 selain W dan The Echo.
Austin Basis sebagai Leo
Chris Sarandon sebagai Dr. Roark

Director:
Merupakan karya kedua bagi pria berkebangsaan Perancis bernama Yann Samuell ini setelah Jeux d'enfants (2003) alias Love Me If You Dare itu.

Comment:
Di tahun 2001 lalu, My Sassy Girl yang di luar dugaan meledak di pasaran Asia. Saat itu merupakan masa awal booming film-film Korea di Indonesia, dimulai dari serial televisi hingga beberapa feature film. Beruntung sekali pihak distributor Blockbuster merilis originalnya sehingga saya dan keluarga bisa menyaksikannya hingga jatuh hati dengan keunikan dan kehangatan sebuah komedi romantis yang tidak biasa itu.
Satu dekade berlalu, remake Hollywood yang aslinya tahun 2008 itu akhirnya tiba juga ke bioskop-bioskop tanah air lebih karena krisis film yang terjadi di negara ini. Entah harus bersyukur atau tidak. Yang jelas niat saya menyaksikan film yang satu ini adalah rasa penasaran untuk membandingkan meskipun sudah tahu versi mana yang akan lebih unggul pada akhirnya. Plus dua leading casts nya yang merupakan mantan aktor aktris remaja idola saya dulu.
Nyatanya Victor Levin yang sudah berusaha setia dalam mengerjakan screenplay nya masih tidak mampu menerjemahkan segala unsur penting dari versi aslinya. Paling fatal adalah karakterisasi si gadis sassy yang seharusnya terlihat hancur dan marah terhadap apapun/siapapun juga karena kehilangan orang yang dicintainya. Oleh karena itu bisa dimaklumi jika ia bersikap demikian terhadap sang pria lugu yang teramat sangat toleran itu.
Cuthbert tidaklah bermain buruk sebagai Jordan. Ia tetap manis dan memikat terlebih saat kebagian momen serius. Namun dalam momen komedik masih terasa kurang lepas. Sedangkan Bradford tampaknya sudah cukup maksimal dalam memerankan Charlie. Dia polos, sabar dan menyenangkan walaupun transformasi mahasiswa berbakat menjadi eksekutif muda tidak terlalu ditonjolkan disini. Chemistry keduanya tidak terlalu pas meski tetap mampu mengundang simpatik penonton.
Sutradara Samuell nyaris menerjemahkan setiap scene dari versi aslinya termasuk adegan-adegan yang bersetting di stasiun kereta bawah tanah ataupun taman. Sayangnya kelekatan nuansa Asia nyatanya tidak dapat digantikan begitu saja. Ada beberapa elemen gembira dan sedih yang hilang serta tidak mampu menohok perasaan audiens dengan maksimal. Termasuk penggunaan kata-kata puitis dalam surat yang dituliskan Charlie untuk Jordan di ending.
Bagi anda yang belum pernah menyaksikan versi Koreanya, mungkin tetap bisa menikmati My Sassy Girl versi Amerika ini sebagai sebuah komedi romantis yang dalam artinya. Namun jika anda pernah rasanya akan beranggapan nilai film ini satu atau dua tingkat di bawah originalnya. Memang bukan sebuah remake yang buruk tetapi sudah kehilangan sebagian dari esensi penantian, pengorbanan dan kasih sayang itu sendiri yang seringkali bertabrakan dengan konsep jodoh dan nasib.

Durasi:
90 menit

Asian Box Office:
$23,606 opening week June 2008 in Thailand

Overall:

7 out of 10

Movie-meter:

Tidak ada komentar: