Tagline:
True love never dies
Storyline:
Dua sobat karib, Raka dan Topan memiliki problemanya masing-masing. Topan mencintai Chanisa walau tahu kekasihnya itu mengidap kanker paru-paru yang kronis. Hal tersebut dilakukannya juga sebagai pelarian dari orangtuanya yang sering bertengkar di rumah. Belum lagi gangguan mantan pacarnya, Nayla yang rapuh jiwanya. Sedangkan Raka mengejar Helen sejak perjumpaan pertama walau Helen awalnya menolak akhirnya mereka jadian. Biaya pengobatan yang tinggi mau tidak mau membuat Topan dan Raka memutar otak mencari uang termasuk dari rentenir. Sayangnya keputusan itu malah menyeret keempatnya dalam kronik yang semakin dalam dan sulit terselesaikan.
Nice-to-know:
Diproduksi oleh PT. Kharisma Starvision Plus dan dilakukan gala premiere di Planet Hollywood
Cast:
Samuel Zyglwyn sebagai Raka
Adipati sebagai Topan
Stevanie Nepa sebagai Chanisa
Leylarey Lesesne sebagai Helen
Arumi Bachsin sebagai Nayla
Director:
Terakhir membesut Putih Abu-Abu dan Sepatu Kets, Nayato Fio Nuala kembali dengan genre serupa yaitu drama remaja yang kelam.
Comment:
Skrip yang ditulis oleh trio Ery Sofid, Eka D Sitorus dan Viva Westi ini sebetulnya cukup solid dari segi tema cerita, hanya saja saya yakin banyak campur tangan dari sang sutradara. Terbukti apa yang disuguhkan pada akhirnya tidak jauh beda dengan karya-karya Nayato sebelumnya termasuk alur lambat, tone warna lembut, lanskap yang sunyi hingga musik hingar bingar (dan kali ini adalah Koil yang dipilih sebagai bintang tamu sekaligus pengisi soundtracknya). Sedikit perbedaan adalah Nayato bermain di sisi maskulinitas kali ini, tidak dari segi feminis sebagaimana biasanya. Kerasnya hidup Raka dan Topan menjadi sorotan utama, dan ditutup dengan ending yang memilukan sekaligus tragis bagi keduanya. Perbaikan? Mungkin, tetapi belum secara keseluruhan. Karakter wanitanya tidak terlalu dominan walau turut memberikan kontribusi. Remaja-remaja tersebut bermain standar dalam artian tidak buruk dan juga tidak bagus-bagus amat. Sayangnya masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang dibiarkan mengambang tanpa penjelasan yang logis. Ah memang rasanya judul dan poster yang provokatif itu saja cukup memancing calon penonton untuk datang menyaksikannya.
Durasi:
95 menit
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar