Cerita:
Dari Jakarta - Sony yang bercita-cita jadi artis walau tampang pas-pasan, dari Yogyakarta - Tino yang punya mimpi bertemu idolanya Suzanne, dari Kuala Lumpur - Farid yang bertekad mengadu nasib di ibukota dengan uang lima ratus ribu rupiah. Ketiganya bertemu dan sepakat tinggal bersama sementara di kos Sony yang digawangi Ratna dan ibunya yang galak sambil memutar otak untuk mencari uang. Perlahan, persahabatan pun terjalin di antara mereka lewat serangkaian kejadian memalukan dan berujung pada peristiwa tak terduga yang akan melibatkan nama baik mereka semua.
Gambar:
Suasana metropolitan digambarkan dengan pas lengkap dengan kos-kosan yang padat dan sulitnya mencari sesuai nasi di ibukota.
Act:
Tora Sudiro memantapkan ikon aktor komedi masa kini baik di televisi maupun layar lebar. Kali ini berperan sebagai Sony, Tora memainkan aksen cadel yang lucu dengan tompel di samping hidungnya.
Tak ketinggalan Vincent Rompies dengan peran yang bervariasi belakangan ini termasuk sebagai Tino yang lugu dan pandai bermain gitar.
Satu lagi aktor Malaysia yang berkiprah disini, Pierre Andre sebagai Farid yang licik namun banyak akal.
Trio Sigi Wimala, Sissy Priscillia, aktris Malaysia Julia Ziegler sebagai love interest ketiga pria tersebut yakni Kartika, Ratna dan Melati. Juga kemunculan Acha Septriasa yang juga turut bernyanyi sebagai biduanita Suzanne.
Sutradara:
Baru saja beberapa minggu lalu karyanya Benci Disko dirilis, Rako Prijanto sudah maraton bersama Tora dan Vincent membuat Temanku Selamanya yang akhirnya berganti judul menjadi Krazy Crazy Krezy ini. Kabarnya Rako sempat berujar ingin menciptakan ikon baru di dunia perfilman nasional selayaknya Warkop DKI, Srimulat dsb sehingga tercetuslah ide film ini.
Komentar:
Diawali dengan humor yang cukup menyegarkan tapi semakin basi memasuki pertengahan dan akhir film sehingga membuat saya mengantuk. Terasa agak kosong dimana bangunan-bangunan cerita yang harusnya saling menguatkan malah seakan terpisah satu sama lain. Tora, Vincent, Pierre bermain cukup kompak tapi tampaknya belum mampu menciptakan sinergi komikal yang baik dan bisa diterima semua pihak. Apa yang salah? Skenario atau eksekusi? Tanyakan saja pada Rako yang masih belum mampu mengatasi kelemahannya itu. Anyway, nikmati saja film ini jika memang anda memiliki waktu luang.
Durasi:
100 menit
Overall:
6.5 out of 10
Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar