Cerita:
Selepas SMU, geng motor Bandung The Tarix Jabrix yang terdiri dari Cacing, Ciko, Coki, Dadang dan Mulder kebingungan melanjutkan studi mereka ke jenjang kuliah. Masalahnya mereka berlima diterima di universitas yang berbeda-beda! Akhirnya mereka berempat pindah ke Jakarta, minus Dadang yang memang harus membantu ayahnya, Pak Rohim mengurus bengkel Sugema. Namun Cacing, Mulder dan si kembar Coki-Ciko tidak begitu saja menyesuaikan diri di Jakarta karena perbedaan budaya. Demi mengikuti gaya hidup Jakarta, mereka berempat menjual motor dan membeli mobil VW bekas untuk "eksis" demi menarik perhatian Milinka, kembang kampus yang cantik sekaligus misterius. Pergaulan juga menyeret mereka pada penculikan seorang anak dan balapan liar yang dikomandoi Valent. Bagaimana semua polemik dapat terselesaikan pada akhirnya?
Gambar:
Scene bergulir cukup cepat dan penuh adegan komikal. Jika film pertama kental dengan nuansa Bandung, disini giliran Jakarta yang terkenal dengan kemacetan dan keegoisan orang-orangnya.
Act:
Lima personil The Changcuters tampaknya semakin mantap di jalur komedi dan membuat franchise film mereka sendiri sebagai Cacing, Mulder, Dadang, Coki dan Ciko.
Joanna Alexandra sebagai Milinka.
Ramon Y Tungka sebagai Valent.
Judika sebagai penculik anak.
Winda Agustina Putri dan Winda Agustini Putri sebagai si kembar.
Sutradara:
Masih dengan team maker yang sama termasuk Iqbal Rais dengan rumah produksi yang sama. Iqbal sendiri sudah berpengalaman menghasilkan film-film yang bisa diterima oleh masyarakat luas.
Komentar:
Tidak jauh berbeda dengan apa yang ditampilkan di prekuelnya, film ini mengalir saja dengan joke-joke yang sebenarnya tidak istimewa. Awal cerita yang menuturkan perbenturan budaya kota cukup menarik tapi terkesan tempelan belaka. Setelah itu TJ2 seperti kebingungan mencari identitas cerita dan alhasil penambahan tokoh-tokoh baru tidak lagi relevan dan terasa dipaksakan terutama dengan munculnya orang-orang kembar. Apalagi dengan team maker yang berbeda meskipun masih dari rumah produksi yang sama. Hm, saya tidak berani membayangkan jika masih ada sekuel lagi beberapa waktu mendatang!
Durasi:
100 menit
Overall:
7 out of 10
Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar