Saat sedang bertualang mencari tumbuhan di hutan, Ratna diculik oleh Arde beserta anak buahnya dan disembunyikan di dalam gua. Saat siuman, Ratna kaget mendapati seekor macan tutul dan sekaligus takut mendengar sebuah siulan manusia gua gondrong yang hanya bercawat saja. Kekhawatiran Ratna tidak menjadi kenyataan, karena makhluk tersebut ternyata baik hati dan dinamakan Tarzan karena mampu berkomunikasi dengan hewan. Tarzan pun mengantar Ratna pulang ke kota menggunakan kuda. Kehebohan muncul di apartemen Ratna saat Tarzan muncul dan lagi rupanya Tarzan sendiri tidak terbiasa dengan kehidupan metropolitan. Di lain pihak, Arde yang mengalami kecelakaan saat mobilnya masuk jurang, mengalami pengobatan khusus yang membuat area matanya menghitam sehingga ia mengganti namanya menjadi Master Mata Hitam. Arde berusaha memanfaatkan Tarzan untuk mengeruk keuntungan pribadi. Bagaimana akhir dari petualangan Tarzan di kota?
Gambar:
Adegan pembuka dan beberapa scene yang mengambil suasana hutan terlihat tidak natural. Pergerakan kamera dan kualitas gambar yang dihasilkan juga tidak terlalu mulus untuk disaksikan dari awal sampai akhir.
Act:
Penampilan keduanya di layar lebar, Sandra Dewi berusaha menampilkan sosok gadis polos nan mandiri bernama Ratna. Cukup berhasil memang namun secara keseluruhan improvisasinya tidak cukup kuat sebagai pemeran utama di film ini.
Pendatang baru Ajul Jiung juga belum banyak dikenal orang. Rasanya di film ini, ia sedikit banyak mengadopsi gaya almarhum Benjamin sebagai Tarzan kocak dan baik hati.
Vincent Rompies yang seringkali terlibat dalam produksi komedi kali ini kebagian peran antagonis tapi hasil akhirnya tidak cukup meyakinkan sebagai Mamahi.
Sutradara:
Entah apa yang ada di benak Reka Wijaya yang juga bertindak sebagai penulis skenario saat memutuskan untuk mengeksekusi film ini. Semuanya menjadi serba tanggung dan dangkal padahal inti cerita harusnya bisa dikembangkan lagi, tentunya dengan persiapan praproduksi yang lebih matang. Apakah keterbatasan bujet menjadi kendala?
Komentar:
Film lawas serupa yang dibintangi alm Benjamin memang pernah sukses pada masanya dan mungkin masih berkesan untuk sebagian orang sampai saat ini. Namun formula lama yang coba diterapkan dalam produksi baru ini bisa dikatakan gagal. Penggunaan bahasa komunikasi antar Tarzan dan hewan-hewannya sungguh menggelikan dan tidak konsisten. Promosi yang cukup gencar pun, tidak mampu menolong film ini. Digadang-gadang sebagai film yang bisa disaksikan seluruh anggota keluarga, Tarzan Ke Kota malah terkesan sebagai hiburan yang tidak berkelas dan masih jauh dari unsur fun.
Durasi:
75 menit
Overall:
6.5 out of 10
Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar