Quotes:
Tata: Disini dikatakan sperma mencapai tingkat kematangannya dalam 3 hari.
Rahmat: Ya udah kalo gitu kita berhubungan 3x sehari.
Tata: Dih mending kuat.
Nice-to-know:
Film yang diproduksi oleh Starvision Plus ini gala premierenya diadakan di Hollywood XXI pada tanggal 4 September 2012.
Cast:
Reza Rahadian sebagai Rahmat
Acha Septriasa sebagai Tata
Renata Kusmanto sebagai Shinta
Meriam Bellina sebagai Ibu Sutoyo
Jaja Mihardja sebagai Pak Sutoyo
Oon ‘Project Pop’ sebagai dr Peni
Karissa Habibie sebagai Dian
Uli Herdinansyah sebagai Markus
Dwi Sasono sebagai Heru
Director:
Merupakan film kedua Monty Tiwa di tahun 2012 setelah Sampai Ujung Dunia.
W For Words:
Novel Test Pack milik Ninit Yunita beredar pada tahun 2005 dimana istri Adhitya Mulya itu masih menetap di Afrika Barat. Bukan rahasia jika ide tersebut muncul dari kehidupan pribadi mereka yang kerap dihujani pertanyaan “Kapan punya anak?” setelah beberapa lama menikah. Pertanyaan yang juga amat familiar di kalangan pengantin baru yang kebetulan tak kunjung diberi keturunan. Kedekatan dengan realita kehidupan itulah yang membuat suguhan terbaru Starvision ini diyakini mampu menarik minat penonton untuk sekadar merefleksikan.
7 tahun menikah, pasutri Rahmat dan Tata belum dikaruniai anak. Segala tips dan trik telah dicoba. Tata yang berkeinginan lebih sampai menemui dokter Peni untuk melakukan tes kesuburan dimana Rahmat sendiri sebenarnya sudah cukup bahagia dengan kebersamaan mereka. Nyatanya hasil tes menunjukkan Rahmat yang tidak subur. Dalam keputusasaan ia bertemu mantannya yang juga supermodel internasional, Shinta yang baru dicerai suaminya, Heru karena mandul. Keputusan Rahmat ingin kembali ke masa lalu atau memperbaiki masa kininya merupakan dilema tersendiri.
Bukan pekerjaan mudah bagi Adhitya untuk menerjemahkan karya Ninit ke dalam bentuk skenario. Film ini seakan dibagi dalam dua bagian. Pertama, komedi romantis saat Rahmat dan Tata saling berbagi kasih dalam canda dan tawa dimana panggilan sayang yaitu kang dan neng selalu menyertai. Kekesalan Tata menggunakan sejumlah testpack yang menyiratkan depresi diimbangi dengan kekocakan dokter Peni yang menanganinya. Kedua, drama romantis ketika Shinta mulai kembali masuk dalam kehidupan Rahmat dimana rumah tangganya sedang diuji. Ketidakstabilan emosi Tata akibat terapi yang dijalaninya mulai merentang jembatan konflik suami istri yang tak dapat dihindari.
Kelebihan utama jelas ada pada kinerja sutradara Monty Tiwa yang berhasil menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Arahan yang baik terhadap jajaran cast ternama beserta kumpulan cameo yang tak asing lagi, pemilihan lokasi sebagai panggung bercerita yang maksimal, pengaturan tempo momen-momen penting sebagai nyawa film dsb. Editing Cesa David yang ciamik juga memperkuat storytelling sehingga tidak banyak ruang kosong yang tersisa. Sama halnya dengan tata suara dari Khikmawan yang kali ini berkolaborasi dengan Bongky sebagai penata musik sukses mengantarkan emosi yang diharapkan.
Senang rasanya melihat Acha mampu berbagi chemistry manis dengan pria di luar Irwansyah. Lakon suami istri bersama Reza terasa meyakinkan tanpa terlihat canggung dalam berbagi keintiman fisik. Deretan pendukung Sampai Ujung Dunia (2012) juga hadir kembali disini, salah satunya Renata yang semakin mengukuhkan imej “beautiful babe” lewat peran supermodel yang tak terlalu terlihat pede. Pasangan senior Jaja-Meriam juga turut mencuri perhatian sebagai pasien psikolog Rahmat. Jangan lupakan Oon, sang pengocok tawa lewat spontanitas dan wajah polosnya itu.
Test Pack adalah drama yang personal karena mengangkat persoalan umum suami istri dan rumah tangga secara keseluruhan. Kadangkala kita memang tidak siap menghadapi perubahan dan kerapkali lebih peduli pada perkataan orang dibandingkan pasangan sendiri. Obyektifitas yang terganggu tentunya mempengaruhi keputusan akhir yang dibuat bagi kedua belah pihak. Kehati-hatian Monty dalam menggarap tema sensitif tentang momongan ini untungnya didukung oleh sumbangsih maksimal dari aktor-aktris yang terlibat di dalamnya. A must see for couples and newly wed who might face the same ”first world” problems.
Durasi:
109 menit
Overall:
7.5 out of 10
Movie-meter:
1 komentar:
melihat komentar positif dari twitnya @jokoanwar tentang film ini, saya jadi agak penasaran apa film ini benar-benar segitu bagusnya kah? sayangnya di 21cineplex masih berstatus coming soon, hehe.
nice review :)
btw, boleh tukeran link?
Posting Komentar