Tagline:
On his way to finding a legend...he will become one.
Storyline:
Saat sedang belajar terbang dan terjatuh ke dasar hutan, dua burung hantu muda, Soren dan Kludd diculik oleh tentara St. Aggie's yang memiliki camp pelatihan burung hantu agar menjadi tentara yang handal. Kludd yang ambisius merasa dihargai dan memilih tinggal, sedangkan Soren yang lembut hati berusaha melarikan diri bersama Gylfie yang ditemuinya disana. Usaha yang tidak mudah karena Soren masih dalam tahap belajar sedangkan Nyra beserta bala tentaranya terus mengejar. Susah payah kembali ke kampung halamannya, Soren kemudian bertemu idolanya Ezylryb yang kemudian mengajarnya menjadi burung hantu sejati. Kini Soren yang baru siap menjalani petualangannya sendiri dan meneruskan apa yang diyakininya.
Nice-to-know:
Film pertama sutradara Snyder yang tidak mendapat rating Dewasa.
Voice:
Jim Sturgess sebagai Soren
Emily Barclay sebagai Gylfie
Abbie Cornish sebagai Otulissa
Essie Davis sebagai Marella
Adrienne DeFaria sebagai Eglantine
Joel Edgerton sebagai Metalbeak
Ryan Kwanten sebagai Kludd
Anthony LaPaglia sebagai Twilight
Helen Mirren sebagai Nyra
Hugo Weaving sebagai Noctus / Grimble
Sam Neill sebagai Allomere
Richard Roxburgh sebagai Boron
Director:
Mulai dikenal setelah membesut Dawn of the Dead (2004), Zack Snyder kini dianggap sebagai salah satu sutradara bertalenta yang rata-rata filmnya sukses.
Comment:
Jangan ragukan kemampuan grafis sutradara Snyder. Ia sudah membuktikannya berkali-kali lewat live-action movie sebelumnya. Bagaimana dengan animasi? Film ini adalah jawabannya. Dan sekali lagi ia menjawab tantangan itu dengan baik. Lihat bulu, paruh, kedipan mata, gerak bibir, kepakan sayap para burung hantu disini yang sangat nyata dan detail. Dipadukan dengan elemen 3D menghadirkan konsep visualisasi yang luar biasa indah apalagi dengan berbagai close-up shot. Awesome!
Dari segi cerita, nyaris tidak ada yang baru disini. Pengenalan terhadap dua saudara yang saling bersaing untuk kemudian memisahkan keduanya ke dalam sisi gelap dan terang. Otomatis konsen penonton akan jatuh pada protagonisnya yaitu Soren yang sepintas terlihat lebih lemah dan kurang ahli dibandingnya sang antagonis Kludd yang lebih kuat dan banyak kemampuan. Sturgess dan Kwanten memberikan intonasi suara yang pas ke dalam kedua karakter tersebut.
Sketsa yang lebih besar adalah keberadaan dua kubu yang juga saling bertolak belakang. Pertama ada The Aggie’s yang memiliki kekuatan misterius dari persembahan-persembahan yang dilakukan warganya. Mereka lebih terlihat sebagai negara fasis yang mengusung militerisme dengan berbagai persenjataan yang komplit.
Kedua ada Tree of Ga’Hoole yang terasa lebih beradab dan manusiawi dimana semua warganya hidup berdampingan secara aman dan damai. Mereka mewakili negara demokrat yang mengembangkan suasana kekeluargaan yang kental.
Sepanjang film anda akan disuguhi petualangan Soren dkk dalam menjalani impian masa kecilnya akan figur kepahlawanan yang nyata sekaligus memerangi tirani yang membelenggu. Saran saya saksikan film ini dalam 3D sebab memang dibuat untuk itu. Versi 2D nya terus terang menjadi kurang menggigit apalagi sosok burung hantu masih terasa asing untuk dikedepankan dalam sebuah film animasi. Dibandingkan film-film sejenis yang sudah lebih dahulu beredar. Legend of the Guardians : The Owls of Ga’Hoole tidaklah terlalu istimewa tetapi sangat memanjakan mata.
Durasi:
90 menit
U.S. Box Office:
$16,112,211 in opening week end of Sep 2010
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Tidak ada komentar:
Posting Komentar