XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Selasa, 16 Oktober 2012

TALI POCONG PERAWAN 2 : Ritual Pikat Cowok Berbuntut Jerat Pocong


Quotes: 
Janet: Sebenarnya ada cara paling cepet buat kamu memikat cowok.
Tania: Apa?
Janet: Tali pocong perawan.

Nice-to-know: 
Film yang diproduksi oleh Movie Eight dan Unlimited Production ini screeningnya diselenggarakan di fX Platinum XXI pada tanggal 15 Oktober 2012 yang lalu.

Cast: 
Wiwid Gunawan sebagai Tania
Kartika Putri sebagai Grace
Nikita Mirzani sebagai Janet
Framly Nainggolan sebagai Jordy
Bella Esperance sebagai Ibu Tania
Icha Anisa sebagai Nisa

Director: 
Merupakan debut penyutradaraan Volkan Maida.

W For Words: 
Sejarah perfilman Indonesia mencatat bahwa pada tahun 2008 yang lalu ada sebuah horor urban legend yang berhasil mencatat jumlah penonton satu juta orang yaitu Tali Pocong Perawan dari rumah produksi Maxima Pictures. Empat tahun berlalu dan kondisi industri yang semakin sepi membuat para produser ingin mengambil jalan pintas dengan melanjutkan apa yang dulu pernah laris. Movie Eight yang notabene masih bagian dari Maxima secara total memperbarui konsep cerita walau masih dengan benang merah yang sama. Untuk itu ketidakhadiran tiga pemeran utama terdahulu bisa dimaklumi.

Tania adalah gadis introvert. Di rumah, ia harus mengurus ibunya yang sakit-sakitan terbaring di ranjang dengan temperamen tinggi. Di kantor, ia mesti menghadapi rekan-rekan kerja yang kerap menyudutkannya termasuk Grace, asisten Pak Jordy yang diam-diam dicintainya. Tetangganya Janet berupaya membantu Tania dengan memberi ide untuk memakai tali pocong perawan agar membuka auranya. Awalnya memang berhasil dimana hidup Tania berubah tapi keadaan tak bertahan lama terlebih ia kerap dikunjungi pocong Nisa yang menuntut talinya kembali. 

Bono Sutisno memang cukup cerdas menggabungkan berbagai elemen horor ke dalam skripnya. Tokoh Tania yang cenderung psycho karena sering mengamati idolanya diam-diam atau melukai dirinya sendiri sangatlah pantas menjadi sentral cerita. Selebihnya tinggal tambahkan tokoh-tokoh yang tidak menyenangkan seperti Grace ataupun Ibunya sendiri di samping tokoh-tokoh netral seperti sang penolong Janet dan sang pujaan Jordy. Saya menilai 80% film ini justru bergenre drama dimana unsur horor yang ada hanya sebagai pelengkap belaka.

Sutradara Volkan banyak dicurigai sama dengan sutradara prekuelnya yaitu Arie Azis. Jika benar rasanya tidak bijak menggunakan nama samaran untuk sesuatu yang kelasnya tidak jauh berbeda. Sekuensi cerita yang runut, tempo yang tepat dan editing yang lumayan rapi membuat narasi film ini mengalir lancar. Penampakan pocong perawan belia cukup meyakinkan walau suara yang mengisinya terlalu dewasa. Sayangnya transformasi sikap Ibu Tania dari awal ke akhir terasa dipaksakan, belum lagi penjelasan tidak penting yang dibabarkannya demi kebutuhan cerita. 

S
POILER ALERT! Masih banyak logika yang mengganjal dalam film ini. Kematian Grace karena (errr) tusuk rambut? Tali pocong yang bisa dikeluarkan lagi dari mulut Tania? Inkonsistensi sikap Janet yang awalnya menganjurkan tapi berbalik menyangkal? Fungsi Restu Sinaga sebagai teman Framlie? Apa yang membuat Tania berubah sesungguhnya, memakan tali pocong atau rombak penampilan? Apa maksud tanah bergetar di akhir cerita jika tidak berniat mengubur Tania hidup-hidup? Semua itu mungkin terkesan sepele tapi terbukti cukup mengusik intelejensi penonton kritis.

Tali Pocong Perawan 2 memang tak sampai membombardir penonton dengan teror suara” seperti prekuelnya. Namun beberapa penampakan terbukti hadir secara efektif sesuai dengan kapasitas. Kredit khusus bagi Wiwid Gunawan yang mampu memberi “nyawa” dalam peran Tania sekaligus menutupi kekurangan akting aktor-aktris lainnya. Franchise ini memang masih konsisten menawarkan mitos, horor, drama percintaan yang dibalut dengan (guess what) pesan moral yang melatarbelakanginya, sayang endingnya cenderung bermain “aman”. Terlepas dari status layak tonton, saya tidak menginginkan ada seri ketiganya.


Durasi: 
83 menit

Overall: 
7 out of 10

Movie-meter:

Tidak ada komentar: