XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Kamis, 24 November 2011

POCONGGG JUGA POCONG : Cinta Galaunya Pocong Moved On

Romantic teenage love potion, funny "pocong unyu" formula. Fresh mixed ideas that eliminate 2 different worlds' concept!

Quotes:
Poconggg: Hidup itu selalu ada yang pertama. Pertama mulai bisa bicara, pertama mulai bisa berjalan, pertama masuk sekolah, pertama jatuh cinta..


Storyline:
Remaja SMU bernama Dimas memang sudah lama menyimpan rasa bagi Sheila. Sayangnya kencan mereka berakhir dengan tragis. Dimas terbangun dalam wujud pocong. Ya ia telah meninggal dan kini hidup berseberangan alam dengan gadis pujaannya itu. Biar bagaimanapun, Dimas wajib mengikuti kodratnya dan mendapat bimbingan Kunti yang bersimpati ataupun cobaan Anjaw dan kawan-kawan yang sirik padanya. Di sisi lain, Sheila mulai didekati seniornya Adit yang hobi fotografi. Akankah pada akhirnya Dimas alias Poconggg mampu merelakan Sheila bahagia?

Nice-to-know:
Diproduksi oleh Maxima Pictures dimana media screeningnya diadakan di fX Platinum XXI pada tanggal 23 November 2011.

Cast:
Ajun Perwira sebagai Dimas / Poconggg
Nycta Gina sebagai Kunti
Saphira Indah sebagai Sheila
Rizky Mocil sebagai Anjaw
Guntur Triyoga sebagai Adit

Director:
Merupakan film keempat bagi Chiska Doppert sekaligus yang ketiga di tahun 2011 ini setelah Pocong Minta Kawin.

Comment:
Novel remaja Poconggg juga Pocong termasuk fenomenal karena sudah dicetak ratusan ribu. Kok tau? Soalnya saya baca juga! Meski masih banyak terpengaruh oleh gaya komedik Raditya Dika, Arief Muhammad berhasil menggunakan sudut pandang barunya sendiri, yang belum terpikirkan sebelumnya. Itulah sebabnya subjudul “Bukan Setan Biasa, Setannn!!!” digunakan dan memang amat menggambarkan kontennya yang unik itu.
Tak heran jika Maxima Pictures bekerjasama dengan Universitas Trisakti melihat peluang itu dan mengutus Arief bersama Haqi Achmad mengerjakan skrip filmnya. Hasilnya? Sebagai pembaca novelnya, saya puas. Chapter-chapter dalam novel yang tidak runut itu berhasil dirangkai menjadi sebuah kisah linier yang sarat pengalaman hidup. Mulai dari masa SMU Dimas yang penuh cinta dan keriaan berganti menjadi periode paska kematian Pocong yang galau dan krisis identitas. Semua berjalan saling mengisi dimana penempatan momen-momen penting dalam novel juga tergolong tepat mengintrusi cerita.

Sayangnya sutradara Chiska masih memiliki sedikit masalah dalam hal editing yang membuat pergerakan scene dari satu babak ke babak berikutnya terkesan kurang mulus. Beruntung sinematografi yang disuguhkan masih tergolong memikat walaupun keterbatasan setting lokasi, yang disinyalir demi menekan biaya produksi, tidak dapat dipungkiri. Poin plus lain adalah Joseph S Djafar yang menghadirkan ilustrasi musik yang apik terlebih dengan kehadiran J-Rocks mengisi soundtracknya dengan tembang Ya Aku yang ear-catchy itu.
Penunjukkan Ajun Perwira sebagai aktor utama Dimas memang agak beresiko. Kemampuan aktingnya untuk format layar lebar samasekali belum terasah. Dominannya penggunaan narasi “pikiran” dibandingkan berdialog langsung dengan lawan mainnya sedikit banyak menutupi kekurangan tersebut. Tentunya selain faktor wajah tampan kiyutnya yang tampaknya sangat ampuh menyihir gadis-gadis ABG untuk histeris menyaksikannya. He looks fresh on the big screen, dibandingkan harus menggunakan aktor yang itu-itu saja.

Tampang Saphira mengingatkan saya akan Joanna Alexandra! Peran gadis seumuran Sheila dilakoninya dengan wajar dimana kebahagiaan dan kesedihan silih berganti mengisi hari-harinya. Nycta yang kondang dengan karakter Jeng Kellin ini sukses menerjemahkan figur Kunti cerewet yang tutur kata dan ekspresinya mudah sekali memancing tawa penonton. Guntur kebagian tokoh Adit yang cool, spontan dan sangat mencintai fotografi memang tidak terlalu banyak porsinya tetapi cukup krusial. Meskipun kehadiran Rizky Mocil membosankan toh kesediaannya melawak dengan suara sengau dalam balutan kain kafan patut diapresiasi.
Poconggg Juga Pocong adalah satu-satunya komedi romantis ala remaja lokal yang formulanya "bener" di sepanjang 2011 ini. Kita akan melihat proses jatuh cinta ABG, utarakan isi hati (tolak/terima), bergalau ria sampai ke proses moved-on yang teramat berat itu. Rasa senang dan haru akan mewarnai film yang saya belum tahu apakah akan sukses di pasaran atau tidak (prediksi minimal lima ratus ribu penonton) tetapi rasanya jargon-jargon yang digunakan akan semakin populer seperti cinta yang diibaratkan kentut ataupun naik angkot. Tidak ada alasan takut jatuh untuk sesuatu yang memang layak diperjuangkan. Maka dari itu, melompatlah terus, cong!

Durasi:
78 menit

Overall:
7.5 out of 10

Movie-meter:

6 komentar:

Unknown mengatakan...

Ulasannya bagus mas.. jadi makin penasaran mau nonton filmnya.. tp gak mau buru-buru karena kabarnya sold out dimana-mana..

compression testing machine mengatakan...

bagus mas resensi filmnya jadi pengen nonton PJP cuma lagi booming ntar ntar aja deh

harga timbangan digital mengatakan...

bagus sangat nih resensi filmnya, jadi tambah penasaran nonton PJP euyyy

princess mengatakan...

penasaran banget... menurut aku cih dari ulasan nya ajha bakalan langsung melejit di pasaran... sukses yah.. tapi sayang.. aku tinggal di padang sumbar gak ada 21 .. jadi ketinggalan deh..

seonon mengatakan...

semoga Film Indonesia semakin berkembang deh ya

@asliga mengatakan...

@miekewj @compressiontestingmachine @hargatimbangandigital: Terima kasih sudah mampir di blog saya.

@princess: isu bioskop di daerah memang masih kurang merata. mudah2an bisa nonton suatu saat nanti ya.

@seonon: optimis tahun-tahun mendatang akan semakin baik lagi.