Quotes:
Ranggo: Liat-liat dong kalo mau main. Di kamar mayat hormatin yang udah wafat..
Ranggo: Liat-liat dong kalo mau main. Di kamar mayat hormatin yang udah wafat..
Nice-to-know:
Film ini diproduksi oleh Mitra Pictures dan BIC Productions.
Film ini diproduksi oleh Mitra Pictures dan BIC Productions.
Cast:
Reymond Knuliqh sebagai Ranggo
Mpok Atiek sebagai Mbah Ulun
Chika Jessica sebagai Trisa
Laras Monca
Yessa Iona
Julia Perez
Ria Rolen
Munazat Raditya
Dion Chow
Reymond Knuliqh sebagai Ranggo
Mpok Atiek sebagai Mbah Ulun
Chika Jessica sebagai Trisa
Laras Monca
Yessa Iona
Julia Perez
Ria Rolen
Munazat Raditya
Dion Chow
Director:
Merupakan film ketiga atas nama Koya Pagayo di tahun 2012 ini setelah Santet Kuntilanak dan Kuntilanak-Kuntilanak.
Merupakan film ketiga atas nama Koya Pagayo di tahun 2012 ini setelah Santet Kuntilanak dan Kuntilanak-Kuntilanak.
W For Words:
Judul film terbaru kolaborasi Mitra Pictures dan BIC Productions ini memang mengingatkan anda akan film-film lawas jaman almarhumah Suzanna dulu. Namun dari segi kualitas tidak perlu diperbandingkan lagi karena semua pecinta film lokal pasti tau siapa Koya Pagayo dan bagaimana cara kerjanya yang cenderung cepat dan satu arah itu. Apapun isi otak Erry Sofid dan TB Ule Sulaeman yang bertindak sebagai penata skrip pasti lambat laun idenya akan digeneralisasi sedemikian rupa dalam satu template yang tidak jauh berbeda antara satu film dengan yang lainnya. Poor ‘em!
Marlon, Ranggo dan Aril Mukadepan tanpa sengaja menabrak sepasang kekasih yang tengah berkendara dengan sepeda motor. Keduanya tewas seketika. Tak berani bertanggungjawab, ketiga sahabat yang juga mahasiswa kedokteran itu memilih melarikan diri. Lambat laun tugas mereka sebagai penjaga kamar mayat saat magang di sebuah rumah sakit terganggu karena kehadiran pocong dan kuntilanak. Nyatanya teror tak berhenti sampai disitu melainkan menjalar ke kost mereka yang juga ditempati oleh pacar Ranggo yaitu Trisa dan ketiga temannya masing-masing Intan, Meta dan Popy. Mampukah Mbah Ulun menolong muda-mudi tersebut?
Entah sudah berapa puluh kali saya menuliskan review yang kurang lebih sama dari formula Koya Pagayo yang tak jauh berbeda. Ide copy paste pun seketika melintas di kepala saya. Ya, premis yang dibuka dengan sekelompok muda-mudi bla bla bla yang kemudian diakhiri dengan adegan di hutan setelah konsultasi bersama dukun itu sudah dilakukan sejak bertahun-tahun lamanya. Analogikan sebagai bahan skripsi yang dijiplak berkali-kali untuk dipresentasikan kepada dosen pembimbing yang sama (dalam hal ini penonton). Sudah dipastikan akan ada degradasi nilai dari satu karya ke lainnya.
Di saat pemuda berbadan kekar berotot dengan six packs sibuk memperebutkan gelar jawara L-Men of the Year 2012, mantan finalis edisi 2009 bernama Reymond Knuliq ini justru sibuk mempermalukan diri dengan peran-peran tipikal sambil sesekali turut membuka kaosnya. Di saat Azis Gagap atau Zaky Zimah mulai meninggalkan ‘belantara’, Reymond semakin menjadi lewat imej cowok berbody dan bermulut besar lengkap dengan celotehan-celotehan yang sebetulnya dimaksudkan sebagai efek humor tapi sayang terlalu dipaksakan mengundang tawa tidak wajar. Haruskah ada yang memperingatkan doi untuk lepas dari keterikatannya?
Bangkit Dari Kubur hanya layak ditonton saat menit-menit pertamanya dimana sepasang tangan menyeruak dari dalam kuburan. Setelah itu waktunya anda meninggalkan kursi sebelum mengalami dejavu yang mengancam turunnya batas intelejensi karena repetisi formula yang itu-itu saja. Lagi-lagi pocong dan kuntilanak united menebar pengalaman spiritual yang tak lagi ditakuti tapi ditertawakan oleh kebodohan dan ketidakwajarannya. Pesan moralnya sejak awal jelas bahkan sebelum menonton filmnya yaitu “Please do respect the dead.” Sederhana kan?
Durasi:
80 menit
80 menit
Overall:
6 out of 10
6 out of 10
Movie-meter:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar