Quotes:
Kato: I was born in Shanghai. You know Shanghai?
Britt Reid: Yeah, I love Japan.
Storyline:
Meski sering berseteru dengan ayahnya yang konglomerat pemilik surat kabar The Daily Sentinel, Britt Reid tetap mewarisi perusahaan tersebut pada akhirnya. Sayangnya Britt seringkali terobsesi pada wanita dan konsep pahlawan super dalam benaknya daripada mengurusi bisnis keluarga tersebut. Saat bertemu asisten ayahnya, Kato yang jago merakit mobil dengan persenjataan canggih, muncul ide Britt untuk membentuk The Green Hornet. Kesalahpahaman misi mereka membuat keduanya menjadi buronan polisi sekaligus penjahat nomor wahid Chudnofsky. Berhasilkah Britt dan Kato yang dibantu asisten cantik Lenore membersihkan nama baik sekaligus memberantas kejahatan?
Nice-to-know:
Awalnya The Green Hornet merupakan acara radio yang disiarkan pada tahun 1936 hingga 1952 dan sempat dikembangkan menjadi serial televisi di tahun 1940an dengan belasan episode.
Cast:
Seth Rogen harus menguruskan badannya 15 kilo untuk peran Britt Reid.
Jay Chou menyingkirkan Stephen Chow dan Jet Li untuk karakter Kato.
Cameron Diaz sebagai Lenore Case
Tom Wilkinson sebagai James Reid
Christoph Waltz sebagai Chudnofsky / Bloodnofsky
David Harbour sebagai Scanlon
Director:
Michel Gondry angkat nama setelah memenangkan Oscar pada tahun 2005 dalam kategori Skrip Asli Terbaik lewat Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004).
Comment:
Pertama kali mendengar proyek ini dikerjakan, ekspektasi saya tidak terlalu tinggi. Apalagi mengetahui ada andil besar Seth Rogen di dalamnya yang bukan hanya bertindak sebagai aktor tapi juga penulis ceritanya bersama dengan Evan Goldberg yang diilhami dari siaran radio lawas karya George W. Trendle. Bukan apa-apa, karena menurut saya Rogen hanya bisa “dijual” di Amerika saja. Untungnya di luar Amerika dan Asia pada khususnya, bolehlah berharap pada sosok biduan pop tenar bernama Jay Chou.
Keduanya dapat dikatakan mendominasi film dari menit pertama sampai terakhir kemunculannya. Mungkin akan mengingatkan anda pada duet khas Amerika-Asia sebelumnya yaitu Tucker dan Chan, disini Rogen dan Chou juga berbagi chemistry sama baiknya yakni mengandalkan bacot dan aksi super cepat! Kasihan sekali melihat Cam terasa sebagai “pemanis” belaka yang menjadi bahan rebutan Britt dan Kato hingga menghancurkan nyaris seisi rumah. Sedangkan Waltz cukup kharismatik sebagai antagonis dengan rambut dan brewok yang mulai kelabu, setidaknya jauh lebih meyakinkan dibandingkan Nic Cage yang semula ditawarkan peran Chudnofsky.
Sutradara Gondry yang pernah sukses luar biasa mengarahkan Jim Carrey dan Kate Winslet menjalankan fungsinya dengan baik. Sekuens aksi terkadang terlalu cepat dengan old-fashioned style sehingga membingungkan untuk diikuti. Lesatan peluru, gerakan tendangan dsb tidak jarang hanya ditampilkan secara siluet saja. Efek 3D yang dibebatkan pada film ini paling terasa pada “motion act” Kato-Vision yang revolusioner ataupun “super-style” The Black Beauty yang canggih itu. Selebihnya tidak terlalu penting untuk ekstra uang yang anda keluarkan.
The Green Hornet tidaklah dibuat untuk mengekor film aksi superhero lainnya yang sudah-sudah tetapi lebih pada interaksi pahlawan super dan sidekicknya (yang sebetulnya lebih hebat itu) dalam berbagi humor sinis selagi beraksi dengan gaya mereka sendiri. Meski menawarkan visualisasi yang cukup menjual, kekurangan jalan cerita yang masih berantakan dan terkesan seadanya ini bisa jadi membagi penonton ke dalam dua kubu yang menyukainya dan yang tidak. Penilaian saya sepertinya netral di tengah-tengah sambil berharap jika ada sekuelnya kelak bisa digarap dengan lebih serius lagi oleh penulis yang lebih jempolan tanpa bermaksud mengesampingkan ego Rogen yang tidak jarang terasa over-the-top itu.
Durasi:
115 menit
U.S. Box Office:
$78,485,016 till Jan 2011.
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar