Quotes:
Angel: Gua butuh orang yang bisa ngelakuin apapun yang gua mau!
Storyline:
Bekerja sebagai sales mobil, Martin berhasil membeli Blackberry bekas yang sudah lama diidam-idamkannya. Tak lama kemudian, sebuah contact bernama Angel memanggilnya dan segera masuk dalam kehidupannya. Angel yang berperangai kasar kerapkali menyulitkan Martin dengan permintaan-permintaan ajaibnya yang harus segera dituruti. Martin pun bertekad mencari tahu masa lalu Angel yang terhubung dengan seorang pria bernama Fendy. Berhasilkah Martin mengobati rasa sakit hati Angel yang sebetulnya hanya membutuhkan kehadiran seorang pria di sisinya?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Rapi Films dimana press screeningnya diadakan di fX Platinum XXI dan Foodism pada tanggal 21 Desember 2011.
Cast:
Luna Maya sebagai Angel
Fathir Muchtar sebagai Martin
Hardi Fadhillah sebagai Hendra
Keith Foo sebagai Fendy
Director:
Merupakan film ke-4 bagi Findo Purwono HW di tahun 2011 setelah terakhir Ayah, Mengapa Aku Berbeda.
Comment:
Apakah anda pernah membaca cerita pendek berjudul My BlackBerry Girlfriend dalam situs Kaskus yang kemudian diterbitkan dalam bentuk novel karangan Agnes Davonar? Jika belum, rasanya sudah cukup menjadi alasan untuk menyaksikan film ini, selain fakta bahwa ponsel Blackberry keluaran RIM – Kanada tersebut sangatlah populer di kalangan masyarakat Indonesia khususnya kawula muda yang mengaku anak gaul dan rajin bersilaturahmi lewat BBM.
Skenario yang ditulis oleh Djaumil Aurora dan Agnes Davonar ini memulai sebuah komedi romantis dengan kekacauan yang tidak disengaja antar tokoh pria dan wanitanya hingga kemudian berkembang menjadi romansa yang manis karena tingginya frekuensi pertemuan yang sebetulnya tidak diharapkan itu. Sayangnya proses NO to YES tersebut masih terlalu instan sehingga maknanya kurang terasa, apalagi sampai mengiba penonton untuk mau bersimpati pada dua karakter utamanya.
Banyak sekali referensi film yang ditiru disini, sebut saja adegan bertukar sepatu selayaknya duet Jeon Ji Hyun dan Cha Tae Hyun dalam My Sassy Girl (2001) atau pertemuan di kereta serupa duet Sirin Horwang dan Ken Theeradej dalam Bangkok Traffic Love Story (2009). Apakah sedemikian miskin idenya hingga kemiripan sedemikian rupa pun tidak berusaha dialihkan ke sesuatu yang lebih kreatif? Apalagi jika berbicara cinta rasanya banyak sekali aspek yang dapat digali darinya.
Usaha Luna Maya dan Fathir Muchtar memang terlihat untuk berakting sewajar mungkin tanpa harus terkesan norak. Namun dangkalnya karakter mereka tanpa didukung oleh latar belakang yang jelas tidak mampu menghindari kesan tersebut. Beruntung Luna dan Fathir dikaruniai wajah yang rupawan sehingga penonton setidaknya masih akan betah menyaksikan penampilan keduanya yang berbau slapstick dan karikatural itu. Kontribusi Hardi dan Keith tidak dirasa penting dan berpengaruh pada bangunan cerita yang tersaji.
Sutradara Findo yang belakangan semakin terjebak dalam berbagai genre film yang berbeda-beda terlihat kesulitan menyatukan kepingan-kepingan plot cerita disini. Alhasil anda akan merasakan perpindahan “rasa” yang kurang mulus antara lucu, konyol, biasa hingga romantis. Bisa jadi kesalahannya disebabkan oleh skenario yang tidak menawarkan dialog-dialog berbobot tapi proses editing yang kurang rapi jelas tidak boleh lepas dari tanggungjawabnya. Perpindahan lokasi ke Singapura di penghujung cerita juga tergolong sia-sia jika hanya mengejar estetika saja.
Terlepas dari “cupu”nya dalam bertutur serta kurang kreatifitas dalam eksplorasi ide, My Blackberry Girlfriend sebetulnya memiliki dasar cerita yang lumayan menyentuh andai digarap dengan lebih serius. Rendahkanlah ekspektasi anda dan lupakanlah sejenak My Sassy Girl yang fenomenal itu, niscaya Luna bisa terlihat manis dan Fathir dapat terlihat lucu di hadapan anda. Tentunya Blackberry yang menjadi media mereka, ponsel dengan dua sisi mata pisau sehingga mampu memudahkan sekaligus menyulitkan komunikasi antara kedua belah pihak.
Durasi:
83 menit
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar