Quotes:
Asep: Asep gak takut sama pocong tapi sama bencong!
Storyline:
Bujang, Mentil dan James pergi ke kota untuk menjemput Santo yang sudah minggat setahun lantaran menolak jadi pendekar. Santo beralasan karena malu terkena kutukan yang membuatnya menjadi banci bernama Santi di malam hari. Suatu hari, Santo memutuskan untuk merampok makam keramat Cina yang menyimpan banyak harta karun bersama Bujang dan James. Sejak saat itulah mereka diteror oleh vampir Cina, pocong Ajun dan kuntilanak di rumah kontrakan yang juga berisikan Chika dan Wendy. Berhasilkah mereka lepas dari teror supernatural tersebut pada akhirnya?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Parco Film dan sedianya diberi judul Kungfutilanak.
Cast:
Aziz Gagap sebagai Santo/Santi
Raffi Ahmad sebagai Asep
Guntur Triyoga sebagai James
Ajun Perwira sebagai Pocong
Reymon Knuliqh sebagai Bujang Jawara Pantun
Rina Diana sebagai Mentil
Diah Cempaka Sari sebagai Chika
Febriyanie Ferdzilla sebagai Dewi
Rozi Mahally sebagai Reymon
Director:
Merupakan film penutup Nayato Fio Nuala di tahun 2011 yang menggunakan nama Pinkan Utari.
Comment:
Serasa belum cukup bermain dengan kuntilanak dan pocong dalam film-filmnya yang dominan selama 3 tahun terakhir, Nayato membawa serta ikon baru yaitu vampir Cina yang hobi melompat-lompat dalam balutan busana khas tradisional sana. Sebagai informasi, vampir semacam ini sempat populer di era 90an lewat serial televisi ataupun film layar lebar Mandarin yang juga berhasil mengangkat nama Lam Cheng Ying sebagai guru penakluknya.
Penulis Ery Sofid dan Ian Jampanay secara serampangan mencampur-adukkan berbagai plot cerita yang tidak simetris itu. Pertama, ada Asep yang ditugaskan membawa pulang Santo yang konon terkena kutukan siang dan malam (what is this?).Namun ternyata setelah paruh pertama film, si Asep menghilang entah kemana. Kedua, merampok makam Cina itu tujuannya apa? Mengambil uang orang mati yang tidak laku di dunia manusia? Lantas mau menukarnya di money changer? Come on, u can’t be more silly!
Kehadiran pocong Ajun juga tidak berkorelasi apapun dengan bangunan cerita. Sekadar memperingatkan Santo dkk untuk tidak berbuat jahat? Atau numpang eksis dengan menjadi polisi alam manusia dan setan? Jika memang Ajun Perwira hanya dimaksudkan untuk menjadi cameo, kenapa kemunculannya cukup dominan hingga dibully habis-habisan? Apalagi sampai mengubah design poster hingga mirip dengan PJP The Movie yang baru saja tayang sebulan yang lalu itu. Gosh!
Seberapa kerasnya usaha Azis dan Reymon untuk memancing tawa dengan kegagapan kemayu dan kejayusan berpantun di sepanjang durasinya itu, saya cuma bermuka datar bahkan tersenyum pun tidak. Suer! Justru saya mempertanyakan suara tawa penonton di deretan bangku belakang yang menggelegar. Ingin rasanya menyambangi mereka dan besar kemungkinan akan menemukan Bapak Nayato sedang menggelitik pinggang mereka satu persatu?!
Belum setengah jam film berjalan, beberapa penonton yang “bijak” sudah memilih untuk meninggalkan bioskop. Nyaris saya memberikan standing applause untuk mereka karena berani mengambil langkah tersebut. Kenyataannya saya cuma bisa mempertahankan flat face MODE ON selama kurang lebih satu jam seperempat sekaligus menahan kedua kaki untuk tidak beranjak menuruti perintah otak yang tidak mau beresiko mengalami distorsi akut.
Pocong Kesetanan benar-benar menyiksa pikiran dan batin, bukan karena ketakutan dan kelucuan tetapi kebodohan merangkai cerita yang tidak masuk akal. Adegan pertempuran antar geng yang lebih mengandalkan permainan kamera dan tali-menali tersebut hanya sekadar basa-basi. Ketololan para karakternya yang hanya bisa berjayus ria dan mengupil tersebut amat tidak termaafkan. Berdoalah agar bangsa alien tidak menyaksikan film ini, karena jika iya bisa jadi mereka sepakat menjajah bangsa manusia yang dianggap memiliki intelejensi sejenis. Wasallam!
Durasi:
76 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar