XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Tampilkan postingan dengan label tika putri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tika putri. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 April 2010

CINTA 2 HATI : Dilema Cinta Segitiga Tidak Berujung?

Storyline:
Penyanyi muda yang tengah berkibar, Alfa dikejutkan oleh kehadiran gadis muda cantik bernama Jane di apartemennya pada suatu pagi. Ternyata Jane adalah cucu tunggal kesayangan konglomerat Bakti Hasan yang menginginkan Alfa untuk mendampingi Jane yang sakit keras. Awalnya Alfa menolak karena sudah menjalin hubungan dengan Laras, mahasiswi kembang kampus. Namun ia tergetar juga melihat Jane yang kesepian, apalagi Laras dengan berat hati membiarkan Alfa memberi perhatian pada Jane. Sementara itu penyakit terus menggerogoti tubuh Jane dan mungkin usianya tidak lama lagi, terlebih jika operasi gagal dilakukan. Bagaimana akhir dari kemelut cinta segitiga ini?

Nice-to-know:
Diproduksi oleh Wannabe Pictures.

Cast:
Mengulang apa yang ditampilkannya dalam film pertamanya BCB, Olivia Lubis Jensen kali ini bermain sebagai gadis pesakitan Jane yang manja sekaligus kesepian.
Debut pertamanya di layar lebar, Afgan sebagai Alfa, penyanyi muda idola remaja yang baik hati.
Terakhir bermain mengesankan dalam Queen Bee, Tika Putri berperan sebagai kekasih idola pujaan gadis-gadis yang berjiwa besar.
Deddy Mizwar didaulat sebagai Bakti Hasan, konglomerat tanah air sekaligus opa yang sangat menyayangi Jane.

Director:
Selain sutradara, Benni Setiawan juga menjabat sebagai penulis cerita dan skenario film ini. Dia lah yang membawa Bukan Cinta Biasa (2009) sukses besar tahun lalu.

Comment:
Film dibuka dengan tidak mulus. Maksud saya seakan penonton sudah ditempatkan di tengah-tengah episode. Disitu kita diajak mengenal karakter Jane, Alfa, Laras dan opa Bakti. Terus terang penonton akan sulit bersimpati pada Jane yang di paruh pertama film terlalu sibuk merengek-rengek walau cukup masuk akal mengingat karakternya sejak kecil sudah dilimpahi harta di atas perasaan sangat kesepian ditinggal mati kedua orangtuanya. Olivia membawakannya tidak jauh berbeda dengan apa yang diperlihatkannya dulu. Afgan bernyanyi disini bukannya berakting, terutama ekspresi dan emosinya yang datar-datar saja sepanjang film. Sebaliknya Tika bermain cukup baik, dia terlihat tegar dan terluka perasaannya secara bersamaan. Deddy seperti biasa menunjukkan kelasnya sebagai aktor senior yang berhasil mengayomi aktor-aktris belia masa kini saat berbagi layar. Sang sutradara Benni nampaknya sedikit terlalu ambisius untuk mengulangi kesuksesan serupa. Beberapa momen menyentuh berhasil didapatnya, terima kasih pada backsound dan live singingnya Afgan disini. Namun sayangnya semua itu tidak didukung logika cerita yang bisa diterima penonton sejak awal. Terutama perasaan Alfa yang tidak konsisten di pertengahan hingga akhir, juga perubahan sikap Jane yang saya harapkan bisa signifikan antara sebelum dan sesudah "kejadian" itu. Endingnya juga dibikin ngepop. Hm, setidaknya Cinta 2 Hati berusaha bercerita terlepas dari minus-minus yang seharusnya bisa bikin film ini "lebih" plus.

Durasi:
105 menit

Overall:
7.5 out of 10

Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa

Kamis, 04 Juni 2009

QUEEN BEE : Kepercayaan Baru Itu Patut Diperjuangkan

Cerita:
Hidup sebagai putri calon presiden membuat Queenita Siregar bisa memperoleh segalanya tapi ia tetap berusaha mandiri dan mempunyai idealisme sendiri. Masalahnya ayahnya, Rachmat Siregar belum mempercayai putrinya yang baru berusia 17 tahun itu ditambah kesibukannya membuat hubungan keduanya berjarak. Saat berkenalan dengan Braga, Queen memasuki dunia baru yang indah walau tidak bertahan lama sejak kehadiran seorang paspampres muda yang selalu mengawalnya kemanapun ia pergi. Pada akhirnya hari pemilihan pun tiba, kepercayaan dan sikap menjadi penting artinya bagi Rachmat Siregar dan Queen untuk memulai sebuah dunia yang baru.

Gambar:
Sinematografi yang lumayan meski belum sempurna tapi berhasil memperhatikan detail-detail adegan dengan baik.

Act:
Tika Putri sebelumnya kita lihat dalam Jagad X Code. Disini sebagai Queenita Siregar, Tika tampil maksimal sebagai gadis muda mandiri dan kreatif dengan segudang ide yang hanya ingin hidupnya normal.
Aktor kawakan, Mathias Muchus menjadi calon presiden, Rachmat Siregar yang bijak dan berwibawa. Menarik melihatnya disini karena di beberapa scene mengingatkan kita pada pembawaan SBY.
Penampilan apik Oka Antara sebagai A-140507, kode seorang Paspampres muda yang tegas tetapi baik hati.
Mencuri perhatian seperti biasanya, Sarah Sechan sebagai Silvi, ajudan presiden yang perfeksionis sekaligus egois.
Reza Rahadian sebagai Braga, pemuda yang aktif dalam kegiatan sosial dan membuat Queen merasa nyaman di dekatnya.

Sutradara:
Fajar Nugros merupakan murid dari sutradara kondang Hanung Bramantyo, Namun dalam Queen Bee, Fajar berhasil mengedepankan film remaja yang kuat sekaligus menyenangkan dimana ia juga turut andil dalam penulisan ceritanya. Great job!

Komentar:
Terlepas dari iklan komersil yang dominan di pertengahan film, nilai 8 mungkin terlalu tinggi untuk Queen Bee, sepatutnya di angka 7.5 tetapi saya pribadi benar-benar menyukai plot dan eksekusi cerita yang bergulir mulus dan detil untuk ukuran film lokal ini. Di tengah Pemilihan Presiden 8 Juli mendatang memang belakangan banyak film yang menampilkan tema serupa. Namun film ini menyorot sisi dramatis kehidupan putri seorang calon Presiden. Familiar mungkin karena pernah ditampilkan dalam beberapa film Hollywood semisal Chasing Liberty. Hal tersebut tidak menghalangi Queen Bee untuk bercerita dengan gayanya sendiri yang fun, ringan tapi tajam menyengat!

Durasi:
100 menit

Overall:
8 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!

Kamis, 19 Februari 2009

JAGAD X CODE : Potret Kesenjangan Teknologi Trio Pemuda Yogyakarta

Cerita:
Tiga sahabat sejak kecil yang berdomisili di kampung Kali Code bernasib sama sebagai pengangguran yaitu Jagad, Bayu dan Gareng. Impian Jagad sederhana yakni membelikan ibunya mesin cuci, Bayu lain lagi ingin memiliki kios buku majalah, sedangkan Gareng bercita-cita membuka salon untuk adiknya yang sama gemuk, Menik. Sukar mencari kesempatan bekerja, suatu hari mereka bertemu Semsar, tokoh preman yang cukup disegani. Semsar memberi ketiga sohib pin-pin-bo itu tugas mencari flashdisk dengan imbalan uang 30 juta. Masalahnya tak seorangpun tahu apa yang sesungguhnya dicari-cari tersebut? Bagaimana akhir dari misi mustahil mereka itu?

Gambar:
Kehidupan masyarakat Kali Code Yogyakarta yang apik tertangkap dengan baik berikut aktivitasnya sehari-hari.

Act:
Ringgo Agus Rahman tampil pas sebagai Jagad yang walau kelihatan tidak bertanggung jawab tapi mampu mengambil keputusan yang tepat.
Mario Irwiensyah sebagai Bayu yang gemar mengorek telinganya dengan kelingking. Debut pertama Mario di layar lebar sebagai sidekick.
Opi Bachtiar bermain kocak dengan polah tingkah dan celetukannya sebagai si gendut Gareng yang baik hati.
Tika Putri sebagai gadis klepto yang bermasalah dengan ayahnya.
Aktor kawakan Tio Pakusadewo sebagai Semsar yang culas.
Didukung pula oleh Ray Sahetapy dan Ully Artha sebagai orang tua dua tokoh utama.

Sutradara:
Herwin Novianto bisa dikatakan berhasil membuat komedi situasi yang sederhana dalam menghibur penonton. Pemilihan cast cenderung mendukung daya tarik film ini ditambah dengan setting salah satu daerah ternama di Pulau Jawa tersebut.

Komentar:
Potret konkrit kesenjangan teknologi dan informasi yang bisa saja terjadi di daerah luar ibukota merupakan ide yang segar. Cerita yang mengalir ringan sebetulnya cukup menarik untuk dinikmati walau agak terasa "bolong-bolong" dalam arti membosankan di beberapa scene. Alur cerita mungkin bisa ditebak penonton dengan mudah tapi secara keseluruhan, elemen-elemen sebuah film drama komedi yang berisi pesan moral dapat disuguhkan secara tepat tanpa perlu bumbu-bumbu yang berlebihan.

Durasi:
95 menit

Overall:
7 out of 10

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!