Tommy Anderson-OK, well I suck at it and... I need some help.
Kate Parker-Well that's why your at the ABA.
Tommy Anderson-Yeah, I know they'll give me steps but... they cant give me what I really need.
Kate Parker-And what do you really need?
Tommy Anderson-Fire.
Kate Parker-What?
Tommy Anderson-My instructor told me to find fire.
Kate Parker-What, and I look like two sticks you can rub together?
Tommy Anderson-Kinda.
Cerita:
Impian terbesar Kate Parker ialah menari bersama American Ballet Academy. Namun ketika ia tidak diterima, ia belajar bahwa tidak hanya sekedar bakat untuk menjadi sukses. Maka bergabunglah Kate dengan klub penari hip-hop, dan dengan bantuan seorang partner yang mantan pemain hockey, Tommy mungkin saja impiannya dapat menjadi kenyataan. Sayangnya semua itu bergantung pada kelanjutan hubungan Kate dan Tommy yang menghadapi banyak rintangan termasuk dari saingannya, Suzanne.
Gambar:
Film yang bersetting di New York dan Vancouver ini menyajikan tarian-tarian dinamis di sanggar, klub hingga pentas panggung.
Act:
Perannya sebagai remaja oportunis yang tidak suka ditolak Kate Parker merupakan debut pertama Rachele Brooke Smith yang cantik ini.
Beberapa peran sebelumnya memang sebagai penari termasuk dalam You Got Served (2004), Kenny Wormald disini sedikit mengalami kemajuan dengan peran utama prianya, Tommy Anderson.
Penari berbakat ambisius Suzanne Von Stroh dimainkan oleh Sarah Jayne Jensen.
Jangan lupakan aktor lawas Peter Gallagher yang melanjutkan peran Jonathan Reeves, sang pemandu bakat dari film prekuelnya.
Sutradara:
Pernah menjadi astrada kelas dua dalam Dreamgirls (2006), Steven Jacobson memulai debut penyutradaraannya lewat sekuel Center Stage : Turn It Up ini yang masih bernafaskan musik dan tari.
Comment:
Rasa penasaran yang mendorong saya menyaksikan film ini sebab Center Stage (2000) adalah salah satu dance flick favorit saya sepanjang masa. Meski demikian saya tidak terlalu berharap banyak karena kategorinya yang direct-to-dvd movie. Kerja keras dan dedikasi tinggi terhadap dunia balet yang muncul di film pertamanya tidak terlalu dominan di film keduanya ini. Plot cerita subtitel Turn It Up ini terasa tidak fokus dan tidak terlalu mendalam. Alhasil eksekusi ceritanya juga menjadi tanggung. Pemilihan bintang-bintang utamanya yang notabene berusia muda hanya "fresh" di mata tetapi minim pengalaman berakting. Beberapa sekuens di club malam rasanya tidak terlalu penting tetapi cukup menjual selayaknya yang disuguhkan dalam Step Up. Tarian, dalam hal ini balet, yang biasanya menjadi nilai jual film sejenis masih terasa kurang menggigit, terutama di ending yang biasanya terkesan wah tetapi hanya begitu saja. Secara keseluruhan, Center Stage jauh lebih unggul dari tarian, skrip, penyutradaraan dibanding Turn It Up yang konon diproduksi Australia ini.
Durasi:
95 menit
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar