Storyline:
Hidup direktur muda bernama Dicky yang membosankan seketika berubah setelah mengenal Ria di sebuah pantai. Perjumpaan singkat itu membuat keduanya jatuh cinta dan sepakat menikah, meski tidak terlalu disetujui kakak dan sahabat Ria, Pinkan dan Mawar. Lewat suatu kejadian, Dicky mengalami short-term memory lost dimana ia hanya bisa mengingat kejadian 10-15 menit sebelumnya dalam kejadian acak. Yang selalu ada dalam catatannya adalah tugasnya untuk membunuh Rehman. Hal ini diketahui tetangganya, Lena dan Angga yang bertekad menyelidiki semuanya. Apa yang sesungguhnya terjadi di masa lalu Dicky?
Nice to know:
Diproduksi oleh K2K Production dan jumpa persnya dilakukan di Planet Hollywood 7 Juli yang lalu.
Cast:
Enno Lerian sebagai Ria
Pinkan Mambo sebagai Pinkan
Han Song Ho sebagai Mawar
Roy Marten sebagai Profesor
Dimaz Andrean sebagai Dicky
Melina Zafar sebagai Lena
Adhi Pawitra sebagai Angga
Director:
Assad M.A dan Ferry Ipey.
Comment:
Dari awal saya ingin ingatkan bahwa efek samping menonton Selimut Berdarah (dan mungkin semua film K2K) adalah penurunan fungsi otak. Dan jangan coba debat saya mengenai hal ini! Yang menjadi penasaran saya adalah siapa sesungguhnya Melonys sang penulis skrip? Pria atau wanita? Intelegensianya sungguh diragukan sebagai penduduk Bumi. Permak sana-sini yang dilakukan duet sutradara Ferry dan Assad juga rasanya sia-sia belaka. Mudah-mudahan ini karena campur tangan KK Dheeraj juga sehingga dosa tidak dipikul oleh satu orang saja.
Plotnya kita kategorikan percintaan dan action thriller. Keduanya tidak saling bersinergi bahkan sangat dipaksakan untuk berbaur. Sungguh tidak penting memajang nama artis Korea yang di prolog film disyut habis-habisan berbikini ria di pesisir pantai, disusul dengan sosok Enno kemudian. Membuat saya membandingkan keduanya dari berbagai sisi dan size. Ups! Kemudian mozaik cerita bergulir dengan fokus pada karakter yang diperankan Dimaz Andrean. Sungguh kasian aktor muda yang satu ini, maksud hati menjiwai peran dengan sungguh-sungguh tapi skrip yang ditawarkan kepadanya tidak memungkinkan. Segala yang dilakukannya mulai dari berpacaran dan melakukan pembunuhan terlihat konyol tanpa alasan. Kehadiran duo Melina dan Adhi juga hanya pelengkap penderitaan. Belum lagi Pinkan yang cuma menyanyikan satu lagu dengan sengau dan melafalkan beberapa kalimat. Roy Marten? Tentunya sudah ditekankan kalau ia tidak dalam posisi memilih peran? Ah sudahlah, saya tidak mau menggurui para castnya kalau sejak awal mereka memang sudah "terjebak".
Durasi:
80 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter:
6-sampah!
6.5-jelek ah
7-rada parah
7.5-standar aja
8-lumayan nih
8.5-bagus kok
9-luar biasa
3 komentar:
Film indonesia klo sudah berbau sex dan horor sudah males aja gw ngeliatnya. Andai gw di paksa... Gw setuju di kasih nilai 6, tapi dibawah nol. Hehehe... Jadi sampahnya sampah..
Anyway, beruntung nemuin blog yang mengupas tuntas film termasuk komentar apa adanya dan penilaian yang sesuai dengan benak gw. Sebenernya film hanya masalah selera, bukan?
Follow balik ya wa...
Cheers :)
Semua memang kembali ke masalah selera. Blog ini cuma menyampaikan sudut pandang pribadi saya yang syukur2 bisa informatif bagi penikmat film secara umum :)
Thanks for dropping by, bro!
Hallo maukah menjadi follower di blog saya
Posting Komentar