Tagline:
No one believes her. Nothing will stop her.
Nice-to-know:
Film yang berlokasi syuting di Portland, OR yang juga kampung kelahiran Joel David Moore ini tidak mengadakan screening di awal rilis.
Cast:
Amanda Seyfried sebagai Jill
Daniel Sunjata sebagai Powers
Jennifer Carpenter sebagai Sharon Ames
Wes Bentley sebagai Peter Hood
Sebastian Stan sebagai Billy
Nick Searcy sebagai Mr. Miller
Director:
Pria Brazil yang mengawali karir penyutradaraan feature film berjudul Nina (2004) bernama Heitor Dhalia ini mengerjakan film keempatnya sejauh ini.
No one believes her. Nothing will stop her.
Nice-to-know:
Film yang berlokasi syuting di Portland, OR yang juga kampung kelahiran Joel David Moore ini tidak mengadakan screening di awal rilis.
Cast:
Amanda Seyfried sebagai Jill
Daniel Sunjata sebagai Powers
Jennifer Carpenter sebagai Sharon Ames
Wes Bentley sebagai Peter Hood
Sebastian Stan sebagai Billy
Nick Searcy sebagai Mr. Miller
Director:
Pria Brazil yang mengawali karir penyutradaraan feature film berjudul Nina (2004) bernama Heitor Dhalia ini mengerjakan film keempatnya sejauh ini.
W for Words:
Pemilihan judul film ini terbilang amat sederhana sehingga sulit bagi penonton untuk mereka apa kira-kira yang ingin disuguhkan oleh sutradara Dhalia dan penulis skrip Allison Burnett. Namun melihat nama dan wajah Amanda Seyfried terpampang besar-besar di poster, rasanya dialah nilai jual sekaligus karakter utama yang ingin dikedepankan. Sah-sah saja mengingat gadis bermata besar ini tengah naik daun di Hollywood berkat peran-peran yang sukses mencuri perhatian.
Jill yang baru pulih dari trauma penculikan yang dialaminya bertahun-tahun lalu kembali dilanda rasa takut saat adiknya yang alkoholik, Molly menghilang. Kasus yang belum terungkap membuat Jill yakin hal serupa akan akan terulang kembali. Jill menghubungi polisi yang tidak mempercayai kisahnya termasuk Peter Hood yang terus mengawasinya. Akankah Jill harus menghadapi sang penculik sendirian sekaligus membahayakan nyawanya sendiri?
Seyfried sendiri terbilang berhasil memerankan Jill yang paranoid (atau gila) karena dirundung kecemasan berlebihan. Meski demikian kemampuannya menganalisa, mencari alibi, mengumpulkan bukti sekaligus beraksi sendiri menghadapi penculik patut diacungi jempol. Terima kasih pada stereotype dimana pihak kepolisian lagi-lagi tidak bertindak sesuai harapan. Heroine wanita dalam sebuah film tergolong lebih mampu menimbulkan simpati penonton karena dianggap kurang “berdaya”.
Sepanjang film mungkin anda berusaha menebak apakah pelakunya ternyata salah satu dari orang-orang yang dikenal Jill. Kecurigaan bisa jadi dilayangkan pada polisi Peter atau kekasih Molly yaitu Billy. Suspensi tersebut disimpan rapat-rapat hingga bagian ending tapi sayangnya tak akan terlalu mengesankan anda pada akhirnya. Itupun dengan catatan, anda mampu bersabar menunggu menit demi menit dari sutradara Dhalia yang menggunakan tipikal film klasik Noir tanpa tendensi itu.
Pemilihan judul film ini terbilang amat sederhana sehingga sulit bagi penonton untuk mereka apa kira-kira yang ingin disuguhkan oleh sutradara Dhalia dan penulis skrip Allison Burnett. Namun melihat nama dan wajah Amanda Seyfried terpampang besar-besar di poster, rasanya dialah nilai jual sekaligus karakter utama yang ingin dikedepankan. Sah-sah saja mengingat gadis bermata besar ini tengah naik daun di Hollywood berkat peran-peran yang sukses mencuri perhatian.
Jill yang baru pulih dari trauma penculikan yang dialaminya bertahun-tahun lalu kembali dilanda rasa takut saat adiknya yang alkoholik, Molly menghilang. Kasus yang belum terungkap membuat Jill yakin hal serupa akan akan terulang kembali. Jill menghubungi polisi yang tidak mempercayai kisahnya termasuk Peter Hood yang terus mengawasinya. Akankah Jill harus menghadapi sang penculik sendirian sekaligus membahayakan nyawanya sendiri?
Seyfried sendiri terbilang berhasil memerankan Jill yang paranoid (atau gila) karena dirundung kecemasan berlebihan. Meski demikian kemampuannya menganalisa, mencari alibi, mengumpulkan bukti sekaligus beraksi sendiri menghadapi penculik patut diacungi jempol. Terima kasih pada stereotype dimana pihak kepolisian lagi-lagi tidak bertindak sesuai harapan. Heroine wanita dalam sebuah film tergolong lebih mampu menimbulkan simpati penonton karena dianggap kurang “berdaya”.
Sepanjang film mungkin anda berusaha menebak apakah pelakunya ternyata salah satu dari orang-orang yang dikenal Jill. Kecurigaan bisa jadi dilayangkan pada polisi Peter atau kekasih Molly yaitu Billy. Suspensi tersebut disimpan rapat-rapat hingga bagian ending tapi sayangnya tak akan terlalu mengesankan anda pada akhirnya. Itupun dengan catatan, anda mampu bersabar menunggu menit demi menit dari sutradara Dhalia yang menggunakan tipikal film klasik Noir tanpa tendensi itu.
Bukan hanya itu, Dhalia tampak terlalu berusaha keras menghadirkan dunia yang gelap, misterius dan penuh sarkasme dimana setiap orang tampak memiliki agenda tersembunyi masing-masing. Hal yang mengaburkan batas antara nyata atau tidak sehingga penonton sulit untuk mengerti apa yang sesungguhnya terjadi. Gone memang lebih terkesan sebagai thriller kelas B dalam nuansa modern, hanya saja ambiguitas yang tak terjawab sempurna sangat mungkin meninggalkan rasa tidak puas selepas credit title bergulir.
Durasi:
94 menit
U.S. Box Office:
$11,527,305 till March 2012
Overall:
6.5 out of 10
94 menit
U.S. Box Office:
$11,527,305 till March 2012
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Tidak ada komentar:
Posting Komentar