XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Minggu, 13 November 2011

THE RUM DIARY : Jurnalis Nyentrik Menghadapi Dunia

Quote:
Paul Kemp: Oscar Wilde once said, "Nowadays, people know the price of everything, and the value of nothing."


Storyline:
Jurnalis freelance, Paul Kemp menemukan dirinya dalam sudut pandang kritis menyikapi hidupnya saat bekerja keras untuk surat kabar di Caribbean. Paul ditantang dalam tingkatan yang berbeda-beda untuk menghadapi cara adaptasinya terhadap sekelompok orang-orang yang “hilang” dan mengarah pada kehancuran diri masing-masing.

Nice-to-know:
Ketika Sanderson memperkenalkan Paul Kemp kepada Chenault dan bertanya apakah mereka pernah bertemu sebelumnya. Kemp menjawab di pesawat dalam penerbangan menuju San Juan yang mengacu pada novel aslinya.

Cast:
Terlibat lama dalam serial televisi yang melejitkan namanya 21 Jump Street (1987-1990), Johnny Depp kali ini bermain sebagai Paul Kemp
Aaron Eckhart sebagai Sanderson
Michael Rispoli sebagai Sala
Amber Heard sebagai Chenault
Richard Jenkins sebagai Lotterman
Giovanni Ribisi sebagai Moburg

Director:
Pria Inggris bernama Bruce Robinson ini juga dikenal sebagai aktor. The Rum Diary merupakan film ke-4 nya setelah vakum 19 tahun sejak Jennifer Eight (1992).

Comment:
Saya tidak pernah mendengar nama Hunter S. Thompson sebelumnya. Oleh karena itu, film adaptasi novel yang dikerjakan skripnya oleh Bruce Robinson ini tidak membangkitkan ekspektasi apapun dalam diri saya saat menyaksikannya. Nama Johnny Depp lah yang menjadi magnet utama dikarenakan jarang sekali melihatnya berakting sebagai “pria normal” dewasa ini karena tenggelam dalam kebesaran nama Jack Sparrow beberapa tahun terakhir.
Terbukti pemilihan Deep sebagai Kemp adalah tepat adanya. Ia menerjemahkan “relasi” nya yang amat variatif bersama teman-temannya dengan kaya sehingga penonton dapat melihat dari berbagai sudut pandang baik dari sisi protagonis maupun antagonis. Lihat aksinya merokok, ngorok, menyuntik, meneguk minuman keras yang dominan di sepanjang film, sedikit berlawanan dengan kapabilitasnya sebagai jurnalis handal yang seakan menentang “arus” dunia.

Di luar nama Depp masih ada Jenkins – sang editor keras kepala, Rispoli – fotografer peminum, Eckhart – pebisnis misterius dan Heard – kekasih cantiknya yang seduktif. Namun Ribisi lah yang paling menonjol sebagai supporting cast kali ini, tokoh Moburg paling pantas ditertawakan dengan tingkah laku aneh dan pemikiran ekstrimnya itu. Sayangnya karakter Yemon yang cukup krusial dalam novelnya tidak dihadirkan disini.
Nuansa Puerto Rico tahun 50-60an yang dihadirkan oleh sutradara Robertson memang tidak jauh berbeda dengan kondisi dunia sekarang dimana kisruh politik, kesenjangan sosial, keterpurukan ekonomi dsb mencapai taraf mengkhawatirkan. Kelemahan Robertson adalah kesulitan menyatukan kepingan-kepingan momen secara erat demi menyampaikan pesan yang kuat kepada penonton apalagi didukung dengan narasi yang cukup membosankan.

Hunter S. Thompson secara “sederhana” menunjukkan bahwa arus informasi yang tinggi kerapkali membuat kita terbenam dalam kebimbangan. Bahkan tak jarang turut bereaksi di luar batas seharusnya terlebih untuk isu-isu yang sebenarnya sensitif untuk dibahas. Pihak yang berharta dan berkuasa dapat dengan mudah memanipulasi keadaan sekalipun merugikan pihak yang lebih lemah dan rendah tapi tetap ingin memperlihatkan eksistensinya masing-masing.
The Rum Diary bukanlah film semua “orang” melainkan mereka yang mengerti konsep jurnalistik ala HST sekaligus para penggemar Depp yang seperti biasa berakting maksimal dalam tingkat kesulitan yang tinggi. Pengalaman menonton film ini tidak akan menghibur anda tetapi duduk manis saja mengikuti perjalanan seorang pria “kreatif” melewati masa susah senangnya. Harap bersabar mengikuti chapter awal dari kehidupan Paul Kemp dan jangan ragu untuk “minum” sedikit selepas keluar dari gedung bioskop demi mencerna apa yang baru saja anda saksikan.

Durasi:
120 menit

U.S. Box Office:
$10,356,215 till Nov 2011

Overall:
7 out of 10

Movie-meter:


Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Tidak ada komentar: