Quotes:
Boy: Nama aslinya George Coolman.. Tapi kenapa dipanggil Aceng ya?
Storyline:
Aina adalah seorang mahasiswa abadi yang mempunyai pekerjaan sampingan sebagai penggali kuburan. Ia tinggal bersama kedua sahabatnya yang pintar-pintar bodoh yaitu Boy dan Ceko. Boy memiliki pacar cantik bernama Princess yang selalu mengukur kebahagiaan dari materi. Sedangkan Ceko memilih untuk memendam cintanya terhadap Niken. Saat rekan mereka di kampus, Donatus berusaha membuat dokumentasi tentang Aina, terbukalah sebuah buku rahasia yang membahas jika menyimpan foto jenazah orang yang tewas karena termakan sumpah pocong maka akan menjadi kaya. Boy dan Ceko mencoba cara tersebut hingga mendapatkan rejeki-rejeki yang mengalir. Akankah semua itu abadi dan tidak memiliki efek samping dari mayat yang mereka pinjam fotonya itu?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Rapi Films dimana screeningnya diadakan di fX Platinum XXI pada tanggal 11 Juli 2011.
Cast:
Aziz Gagap sebagai Aina
Raymond Knuliq sebagai Boy
Rozie Mahally sebagai Ceko
Nadya Almira sebagai Princess
Keira Shabira sebagai Niken
Albert Putra sebagai Donatus
Director:
Merupakan film keempat Nayato di tahun 2011 ini dan sangatlah produktif untuk ukuran sutradara lokal.
Comment:
Penasaran dengan apa yang dimaksud judul film ini? Saya akan berikan jawabannya sebelum memulai review ini. KKPK alias Komite Kepergok Pocong Katro. *sepi* Saya akan biarkan anda semua ternganga lebar dan bermawas diri terlebih dahulu. Tolong pikirkan lagi keputusan anda untuk menyaksikan film ini jika tidak ingin bergabung dalam perkumpulan fiktif tersebut. Dan jangan katakan saya tidak pernah memperingatkan anda sebelumnya.
Penulis Erry Sofid sangat disarankan tidak bermain-main dengan intelejensi penonton lagi. Percayalah hal tersebut tidak menguntungkan kedua belah pihak samasekali. Premis film ini sendiri sudah tidak wajar yakni menggabungkan dunia nyata dengan dunia gaib dalam sebuah komedi situasi. Bisa bayangkan jika pocong dan kuntilanak dapat hidup berdampingan dengan anda secara terang-terangan sehari-harinya? Akankah reaksi anda sama seperti halnya Azis Gagap dkk disini?
Perlakuan tak senonoh bertubi-tubi menimpa Mr. P dan Mrs. K di sepanjang film. Demikian saya berikan julukan khusus untuk meredam rasa sakit hati mereka setelah dibanting, ditimpuk telor, dijitak dan menerima sederetan perilaku ajaib lainnya. Mungkin ada baiknya mereka memikirkan koalisi dalam mengajukan fatwa khusus terhadap Nayato? Mohon jangan ditanggapi terlalu serius karena ini hanya sebuah ide liar yang terlintas dalam kepala saya yang sudah semakin mumet ini.
Khusus Nayato sebaiknya tidak terlalu dicaci-maki karena ia membawa banyak sekali isu LGBT kali ini. Entah sebagai dukungan atau justru ia berusaha jujur dengan orientasi pribadinya? Jika tidak percaya lihat saja interaksi Reymond dan Rozie yang awkward di sebuah toilet itu. Atau segala tingkah laku tokoh transgender Aina yang dimainkan dengan “super-duper” oleh Azis Gagap? Jika memang murni dimaksudkan untuk memancing tawa rasanya kurang bijaksana.
Kabar yang berhembus bahwa Nayato dan Azis Gagap berencana membuat 50 film bertemakan pocong mudah-mudahan tidak terealisasi atas dasar apapun juga. Kepergok Pocong sejauh ini sudah menjadi bukti kuat bahwa ide cerita dan formula yang berulang-ulang hanya akan menyebabkan sakit kepala, kram otak, gangguan penglihatan dan pendengaran serta stress tingkat tinggi. Beruntung saya tertidur di sebagian durasinya sehingga efek samping dapat diminimalisir tanpa disengaja.
Durasi:
75 menit
Overall:
6 out of 10
Movie-meter:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar