Storyline:
Hujan di tengah malam, Yuki yang sudah menghilang selama 10 tahun tiba-tiba kembali. Ketiga sahabatnya masing-masing Ken, Hajime, Rin dan juga adik kandungnya, Miyu terheran-heran tetapi tetap menerima kepulangan Yuki. Beberapa saat kemudian, Yuki yang terlihat lemah jatuh dari tangga dan segera dibawa ke rumah sakit. Namun rumah sakit yang mereka tuju ternyata bernuansa mistis seperti labirin. Lambat laun mereka menyadari bahwa ini adalah labirin yang sama dengan apa yang pernah dialami di masa kecil mereka. Apa yang sesungguhnya terjadi di masa lampau?
Nice-to-know:
Diproduksi oleh Asmik Ace Entertainment dan Ogura Jimusyo Co.
Cast:
Yûya Yagira
Ai Maeda
Suzuki Matsuo
Shôichirô Masumoto
Ryo Katsuji
Misako Renbutsu
Erina Mizuno
Director:
Takashi Shimizu angkat nama lewat Ju-On (2002) yang diremake Hollywood menjadi The Grudge (2004) yang juga ditanganinya.
Comment:
Ide cerita ini bisa dikatakan orisinil dan menarik karena diangkat dari arena bermain the Labyrinth of Horrors yang berlokasi di taman hiburan Fuji-Q High Land dimana anda bisa memandang Pegunungan Fuji dari sana. Sedikit fakta menarik, wahana ini tercatat dalam rekor Guinness sebagai rumah hantu terluas di dunia.
Itulah sebabnya Shimizu melakukan syuting langsung di lokasi pada saat jam-jam tutup taman hiburan tersebut untuk membangun nuansa horor yang mencekam. Bukan hanya itu, ia juga bermain dengan efek 3D, sebuah terobosan baru dimana film ini tercatat sebagai film horor Asia pertama yang melakukannya. Mungkin suatu saat bisa diharapkan Thailand mengadopsi teknik serupa, atau Indonesia barangkali. Jangan bermimpi di siang bolong karena menghasilkan horor yang berkualitas saja susah!
Okay kita kembali lagi pada film ini. Sayangnya Blitzmegaplex tidak memutarnya dalam format 3D sehingga sulit merasakan pengalaman baru tersebut. Namun saya bisa meraba apa yang coba dihadirkan disini. Mulai dari tetesan air yang mengambang, boneka kelinci berwarna putih yang melayang-layang hingga “obyek-obyek” menyeramkan yang seakan-akan menghantam langsung ke arah anda. Menarik bukan? Itulah satu-satunya nilai jual yang patut dibanggakan disini.
Mengapa saya katakana satu-satunya? Sebab sisanya berantakan! Semua elemen horor yang berusaha diciptakan sejak menit awal itu terasa mubazir. Terkadang memang ada beberapa scene yang cukup menyeramkan tetapi tidak akan sampai menghantui anda dengan mimpi buruk setelah menontonnya. Alur cerita yang lambat memang membosankan, ditambah lagi penyingkapan misteri cerita yang berlarut-larut hingga sejam durasinya.
Didukung dengan musik latar yang cukup berpengaruh buruk bagi telinga anda, The Shock Labyrinth mungkin seharusnya lebih setia dengan formula horor baku yang sudah-sudah daripada bermain dengan transisi bolak-balik masa lalu-masa depan yang dikombinasikan dengan imajinasi. Shimizu tampaknya berusaha terlalu pintar menghadirkan horor fresh tetapi tidak cukup efektif dalam misi utamanya menakut-nakuti penonton. Sayang memang!
Durasi:
85 menit
Asian Box Office:
$805,638 in Japan till September 2010
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
1 komentar:
cuma ini yang terlontar dari mulut saya pada akhir film.
WHAT THE F***?
seakan di paksa untuk terus nonton,yang film "horror" ini tawarkan cuma pertanyaan demi pertanyaan yang tidak jelas, misplaced dan tidak perlu. dari acting yang biasa dan dialog yang jelek rasanya tidak bisa di percaya film ini datang dari sutradara Ju on XD , not worth it. kalau anda tidak ingin merusak pandangan anda terhadap Takashi Shimizu, jangan tonton film ini.
Posting Komentar