Quote:
Dave Lizewski: What's the matter, Chris? Shit hit your shorts?
Chris D'Amico: Yeah, and I'm gonna wipe my ass with your face.
Chris D'Amico: Yeah, and I'm gonna wipe my ass with your face.
Nice-to-know:
Jim Carrey membawa propertinya sendiri sebagai referensi seperti buku komik versi Colonel Stars dan Stripes.
Jim Carrey membawa propertinya sendiri sebagai referensi seperti buku komik versi Colonel Stars dan Stripes.
Cast:
Aaron Taylor-Johnson sebagai Dave Lizewski / Kick-Ass
Chloƫ Grace Moretz sebagai Mindy Macready / Hit-Girl
Christopher Mintz-Plasse sebagai Chris D'Amico / The Motherfucker
Jim Carrey sebagai Colonel Stars and Stripes
Robert Emms sebagai Insect Man
Lindy Booth sebagai Night Bitch
Morris Chestnut sebagai Detective Marcus Williams
Claudia Lee sebagai Brooke
Amy Anzel sebagai Mrs. Zane
Clark Duke sebagai Marty / Battle Guy
Augustus Prew sebagai Todd / Ass Kicker
Aaron Taylor-Johnson sebagai Dave Lizewski / Kick-Ass
Chloƫ Grace Moretz sebagai Mindy Macready / Hit-Girl
Christopher Mintz-Plasse sebagai Chris D'Amico / The Motherfucker
Jim Carrey sebagai Colonel Stars and Stripes
Robert Emms sebagai Insect Man
Lindy Booth sebagai Night Bitch
Morris Chestnut sebagai Detective Marcus Williams
Claudia Lee sebagai Brooke
Amy Anzel sebagai Mrs. Zane
Clark Duke sebagai Marty / Battle Guy
Augustus Prew sebagai Todd / Ass Kicker
Director:
Merupakan feature film ketiga bagi Jeff Wadlow setelah Never Back Down (2008).
W For Words:
Who loves the underdog? Raise your hands so I can count. Okay, me too! Itulah sebabnya Kick-Ass (2010) mampu mencatatkan diri sebagai salah satu cult movies karena konten mengejutkan yang tidak disangka-sangka oleh moviegoersdi belahan dunia manapun. Terlepas dari perolehan domestic box-office yang tidak sampai boomingtapi tetap menguntungkan karena bujetnya yang tak seberapa, Marv Films dan Plan B Entertainment kelewat percaya diri untuk melanjutkan sekuelnya, apalagi lantas mendapat dukungan dari Universal Pictures. Hell yeah! We’re dying to see another adventures of Kick-Ass and of course Hit-Girl.
Merupakan feature film ketiga bagi Jeff Wadlow setelah Never Back Down (2008).
W For Words:
Who loves the underdog? Raise your hands so I can count. Okay, me too! Itulah sebabnya Kick-Ass (2010) mampu mencatatkan diri sebagai salah satu cult movies karena konten mengejutkan yang tidak disangka-sangka oleh moviegoersdi belahan dunia manapun. Terlepas dari perolehan domestic box-office yang tidak sampai boomingtapi tetap menguntungkan karena bujetnya yang tak seberapa, Marv Films dan Plan B Entertainment kelewat percaya diri untuk melanjutkan sekuelnya, apalagi lantas mendapat dukungan dari Universal Pictures. Hell yeah! We’re dying to see another adventures of Kick-Ass and of course Hit-Girl.
Kehadiran Kick-Ass menginspirasi lahirnya ‘pahlawan biasa’ lainnya termasuk
Colonel Stars and Stripes yang membentuk perkumpulan Justice Forever yang
berangggotakan Doctor Gravity, Night Bitch, Insect Man dan pasutri Remembering
Tommy. Bergabungnya Kick-Ass dikarenakan Hit-Girl memutuskan pensiun demi
memenuhi janji pada almarhum ayahnya Big Daddy. Sementara itu putra Red Mist
yaitu Chris D’Amico mengubah identitasnya menjadi The Motherfucker dan
menggunakan kekayaannya untuk merekrut berbagai penjahat berbahaya demi
menguasai dunia sekaligus membalas dendam.
Tugas yang berat diemban Jeff Wadlow yang kali ini memegang tampuk penulis
skrip dan sutradara sekaligus, berusaha menyamai pencapaian Matthew Vaughn
sebelumnya, berdasarkan komik karya Mark Millar dan John Romita Jr. Usahanya
patut kita apresiasi karena berhasil menempatkan tiga karakter utamanya yaitu
Dave, Mindy dan Chris dalam dunia nyata dan juga dunia di balik topeng lengkap
dengan segala kroniknya. Banyaknya karakter baru hitam putih yang masuk justru
semakin memperkaya tanpa harus mengganggu plot utama secara keseluruhan.
Namun harus diakui storytelling yang
dilakukan Wadlow sebagai sutradara tidaklah sekuat Vaughn termasuk dalam
membangun dunia modern nan realistis. Penonton bisa dengan mudah menerka proses
dari A ke B di sepanjang durasinya.Beruntung konsistensi drama dan aksi terjaga
lewat balutan komedi satir yang kerap menyentil di sana-sini. Dialog one-liners nya memang tak setajam dulu
tapi masih efektif menegaskan kemana kita harus berpihak. Spesial efek yang
digunakan, terutama dalam pertarungan pamungkas, terbilang cukup maksimal mengingat
bujet produksi yang tidak terlalu besar.
Menarik melihat duo protagonistkita yang berkembang dewasa termasuk mulai berkencan.
Taylor-Johnson masih mengusung imej geeky
nya, Grace Moretz juga dengan penampilan average
girl nya. Anda dijamin terpukau saat adegan Dave berlatih pull-up mempertontonkan sexy abs nya atau Mindy bertransfomasi
sebagai ‘it girl’ di sekolah. Keduanya
membangun chemistry dengan baik walau tidak selalu berbagi layar. Lihat
bagaimana sisi emosional mereka tergali ketika harus memegang teguh janji masing-masing
terhadap orang-orang terdekatnya.
Mintz-Plasse dengan gemilang melanjutkan mimpi buruk anda sebagai spoiled rich
brat. Chestnut bermain ganda sebagai ‘pengasuh’ Mindy sekaligus abdi hukum yang
cukup berpengaruh di kota. Peran Mr. Lizewski yang dilakoni M. Brown sekilas mengingatkan
kita akan Uncle Ben bagi seorang Peter Parker, sama halnya Lee terhadap McAdams
dalam Mean Girls (2004). At one particular
scene, i do imagine Mindy would became Carrie as well! Dari deretan tokoh
baru favorit saya adalah Night Bitch dan Mother Russia yang masing-masing
dimainkan secara pas oleh Booth dan Kurkulina. On top of that, Carrey lumayan
berhasil melepaskan stereotype lewat
penokohan memorable Colonel Stars and
Stripes.
Kick-Ass 2 memang terbilang setia pada pakem superhero movies yang sudah-sudah. Bedanya adalah posisi ‘kalah’
justru ditempatkan di pertengahan menjelang akhir. Tujuannya jelas menghindari
tipikalitas yang biasa diusung DC atau Marvel. Toh pada akhirnya kebaikan tetap
akan unggul dari kejahatan. Final fight yang disuguhkan Kick-Ass and Hit-Girl
setidaknya berhasil mengalihkan perhatian penonton dari degradasi kualitas sekuel
secara keseluruhan. Those regular
superheroes definitely represent us best especially when it comes to
self-acceptance about who we truly are.
Durasi:
103 menit
103 menit
U.S. Box Office:
$28,094,560 till September 2013
$28,094,560 till September 2013
Overall:
8 out of 10
8 out of 10
Movie-meter:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar