Nice-to-know:
Pengambilan gambar berakhir pada tanggal 10 Oktober di Iksan,
Jeollabuk-do, Korea Selatan dimana semua napi mempunyai misi
mengeluarkan Yong-gu dari penjara untuk sementara waktu.
Cast:
Ryoo Seung-yong sebagai Yong-Goo
Jeong Man-shik sebagai Sin Bong-sik
Oh Dal-su sebagai So Yang-Ho
Park Shin-Hye sebagai Ye-Seung
Park Won-sang sebagai Choi Choon-Ho
Kal So-Won sebagai Ye-Seung
Kim Jung Tae sebagai Man-Bum
Kim Ki-cheon sebagai Seo
Jung Jin-young sebagai Jang Min-Hwan
Director:
Merupakan film keempat bagi Lee Hwan-kyung setelah Champ (2004).
Ryoo Seung-yong sebagai Yong-Goo
Jeong Man-shik sebagai Sin Bong-sik
Oh Dal-su sebagai So Yang-Ho
Park Shin-Hye sebagai Ye-Seung
Park Won-sang sebagai Choi Choon-Ho
Kal So-Won sebagai Ye-Seung
Kim Jung Tae sebagai Man-Bum
Kim Ki-cheon sebagai Seo
Jung Jin-young sebagai Jang Min-Hwan
Director:
Merupakan film keempat bagi Lee Hwan-kyung setelah Champ (2004).
W For Words:
Mungkin masih membekas dalam ingatan moviegoers akan dua film Hollywood berkelas Oscar yaitu The Green Mile (1999) dan I Am Sam (2001) meski sudah lebih dari satu dekade berlalu. Apa relevansinya dengan film Korea yang meraih banyak nominasi di ajang Baek Sang Art Awards ini? Jika anda tarik garis lurus maka didapatlah kisah ayah keterbelakangan mental bersama putri kecilnya dan juga seorang napi tak bersalah yang dipidana hukuman mati. Kombinasi yang kemudian dijamin akan menawan hati anda selama lebih dari dua jam durasinya. Tak percaya?
Mungkin masih membekas dalam ingatan moviegoers akan dua film Hollywood berkelas Oscar yaitu The Green Mile (1999) dan I Am Sam (2001) meski sudah lebih dari satu dekade berlalu. Apa relevansinya dengan film Korea yang meraih banyak nominasi di ajang Baek Sang Art Awards ini? Jika anda tarik garis lurus maka didapatlah kisah ayah keterbelakangan mental bersama putri kecilnya dan juga seorang napi tak bersalah yang dipidana hukuman mati. Kombinasi yang kemudian dijamin akan menawan hati anda selama lebih dari dua jam durasinya. Tak percaya?
Pada tahun 1997, pria dengan mental terbelakang bernama Yong-gu dijebloskan ke penjara sambil menunggu kasus persidangan yang menjeratnya dengan pasal pembunuhan, penculikan dan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang juga putri seorang Komisaris polisi. Putrinya Ye-sung di luar dugaan berhasil menyusup ke sel atas bantuan bos Yang-ho dan krunya masing-masing Chun-ho, old Seo, Bong-shik, Man-beom. Tak tersisa waktu banyak bagi mereka untuk berjuang keras menyelamatkan Yong-gu dari dakwaan hukuman mati dalam pengawasan kepala polisi Min-hwan.
Skrip yang ditulis secara koperatif oleh Lee Hwan-Kyung, Kim Hwang-Sung dan Kim Young-Suk ini jika dicermati memang menyisakan banyak pertanyaan. Sebut saja kondisi penjara yang lebih bernuansakan rumah lengkap dengan selimut, meja makan hingga toilet. Atau bagaimana penjagaan ketat dengan segala ritualnya yang tidak lazim. Namun jika anda bisa menerima keganjilan tersebut, niscaya hati anda akan tertawan seperti yang sudah saya sebutkan di atas. Ya. Premis keadilan versus ketidakadilan akan selalu memikat untuk disimak dengan segala konsekuensi yang berlaku.
Sutradara Lee banyak bermain dengan elemen fantasy yang bertentangan dengan realitas. Setting penjara yang cerah dan hangat contohnya. Semuanya kian terasa indah karena sinematografi bergaya soft edges dari Kang Seung-gii. Belum lagi scoring music yang menyentuh dan sound design yang terasa pas di tiap suasana. Timing untuk melontarkan humor dan menghadirkan haru juga patut diacungi jempol karena sisi penokohan yang terbangun secara stabil serta adanya pergeseran karakteristik yang disesuaikan dengan konflik yang dihadapi.
Si kecil Kal So-Won jelas paling mencuri perhatian dengan keluguan menggemaskannya yang mengundang simpati. Upaya Ryoo Seung-yong menghidupkan sosok retarded dengan wajar juga pantas mendapatkan apresiasi tinggi. Chemistry keduanya sangat kuat di sepanjang film hingga membuat siapapun yang melihatnya akan tersentuh. Lima aktor kawakan Oh Dal-su, Jeong Man-shik, Park Won-sang, Kim Jung Tae dan Kim Ki-cheon bermain kompak dalam mendukung ayah anak yang innocent itu. Aktris populer Park Shin-Hye bagaikan icing on a cake, memberi sentuhan terakhir sebagai Ye-sung dewasa berhati teguh.
Miracle In Cell No 7 sejauh ini sudah menjadi film Korea terlaris ketiga sepanjang masa di belakang The Host (2006) dan The Thieves (2012). Rasanya di beberapa negara Asia lainnya akan mampu berbicara banyak mengingat begitu besar potensi word of mouth nya sebagai tearjerker yang manis sekaligus tragis. Tak usah malu untuk mengusap air mata yang terjun bebas di pipi anda kala menyaksikannya. Drama sosial yang disamarkan sebagai komedi ini jelas berpotensi tinggi menggugah sensitivitas anda dari lubuk hati terdalam sekalipun. Definitely one of Asian’ father-daughter flick not to be missed!
Durasi:
127 menit
127 menit
Asian Box Office:
$12.320.000 till Jul 2013
$12.320.000 till Jul 2013
Overall:
8.5 out of 10
8.5 out of 10
Movie-meter:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar