Zoe: Now you're just being an ass, Sam.
Sam Davis: Yes, I am. I'm winning you back goddamn it.
Storyline:
Penulis cerita anak, Sam mengajak sahabatnya Marshall pergi ke luar kota selama akhir pekan. Awalnya Marshall berpikir perjalanan ini akan mempererat hubungannya dengan Sam yang dikaguminya. Namun kenyataan berbicara lain, Sam berniat menggagalkan pernikahan mantan kekasihnya, Zoe yang akan menggelar resepsi bersama Whit, petualang sekaligus fotografer mapan. Keduanya pun terlibat pertengkaran dimana tokoh-tokoh di sekitar mereka mulai mengganggu dengan masalahnya masing-masing. Akankah Sam berhasil mendapatkan Zoe kembali?
Nice-to-know:
Michael Angarano awalnya dicasting untuk peran Marshall mendampingi Jesse Eisenberg sebagai Sanm. Namun kemudian Eisenberg mengundurkan diri sehingga Arangano mendapatkan peran utama tersebut.
Cast:
Sempat menyaksikannya mendampingi Jackie Chan dalam The Forbidden Kingdom (2008), Michael Angarano berperan sebagai Sam Davis
Film pertamanya di usia 15 tahun yaitu Dreamcatcher (2003), Reece Thompson bermain sebagai Marshall Schmidt
Lee Pace sebagai Whit Coutell
Uma Thurman sebagai Zoe
Jake M. Johnson sebagai Teddy
Director:
Merupakan film panjang pertama Max Winkler setelah beberapa serial televisi.
Comment:
Seringkali kita yang masih hidup melajang bagai mendengar petir di siang bolong saat mengetahui sang mantan pacar akan menikah dengan orang lain! Hal ini berlaku bagi pria ataupun wanita tanpa terkecuali. Sebesar apapun hati anda menerima, rasanya akan tetap terhenyak sambil melayangkan ingatan pada masa-masa indah bersama dahulu. Film ini adalah salah satu dari sekian judul yang membahas tema tersebut.
Penulis skrip merangkap sutradara Winkler tidak hanya berfokus pada usaha Sam mendekati Zoe kembali tetapi juga persahabatan mutualisme antara Sam dan Marshall itu sendiri. Dua plot yang bersisian di sepanjang film selain konflik dilematis antara Zoe dan calon suaminya Whit. Pendekatan drama dari Winkler berjalan lambat dengan berbagai penekanan yang tidak lazim dari sifat-sifat asli para tokohnya disini.
Arangano memainkan Sam dengan lugas, penulis sok jago yang sebetulnya kekanak-kanakan.
Thompson memerankan Marshall dengan polos, pemuda yang selalu mencari inspirasi hidupnya. Thurman menokohkan Zoe dengan gamang, wanita yang mudah bosan dengan hal-hal kesukaannya.
Pace melakoni Whit dengan eksentrik, pria penuh pencapaian yang memiliki jiwa petualang yang besar.
Johnson menghidupkan Teddy dengan cuek, lelaki serabutan yang menganggap apapun tidak serius. Kelima tokoh utama yang aneh bin ajaib itu berinteraksi satu sama lain tanpa kehilangan identitasnya masing-masing. Inilah sisi yang menarik dari sebuah film dimana karakteristik yang begitu kaya dapat melebur ke dalam konflik yang semakin menebal. Terkadang penonton akan mengernyitkan kening saat menyaksikan tingkah laku mereka tetapi itulah elemen realistis yang paling dekat dengan dunia nyata versi Winkler.
Humor yang ditawarkan memang lebih ke arah sinis, menertawakan konsep hubungan pria-wanita masa kini yang kerapkali lebih mementingkan kemapanan dan kebutuhan dibandingkan kenyamanan dan kesigapan itu sendiri. Jangan mengharapkan romantisme yang kental karena sudut pandang cinta hanyalah faktor kesekian disini, penting tetapi bukan yang utama. Banyak metafora tidak terjelaskan yang menggambarkan tarik ulur perasaan Zoe dan Sam maupun Zoe dan Whit.
Ceremony lebih tepat dikatakan film indie dari kreatifitas sineas muda dengan dukungan maksimal dari jajaran castnya. Nyaris tidak ada hal klise yang mengingatkan anda pada ratusan judul komedi romantis sebelumnya. Sebuah visi yang betul-betul baru dimana pilihan cinta tidak harus selalu diselesaikan dengan manis. Terkadang suatu kepahitan sekalipun mampu membuka lembaran baru yang jauh lebih positif bagi para subyeknya kelak.
Durasi:
89 menit
U.S. Box Office:
$21,666 till May 2011
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Tidak ada komentar:
Posting Komentar