XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Tampilkan postingan dengan label shiddiq kamidi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label shiddiq kamidi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 November 2012

TRAGEDI PENERBANGAN 574 : Ketika Sabuk Keselamatan KKD Tidak Menjamin Warasmu


Quotes:
Dini: Udahlah Tan, masalah Gundul Pringis itu kan cuma mitos!

Nice-to-know: 
KI 574 adalah nomor penerbangan pesawat Adam Air tujuan Surabaya-Menado yang jatuh di perairan Selat Sulawesi dan menewaskan seluruh penumpang pada tanggal 1 Januari 2007 yang lalu.

Cast: 
Kiki Amelia sebagai Dewi
Baby Margaretha sebagai Maya
Andreano Philip sebagai Pilot
Shiddiq Kamidi sebagai Siwa
Cheppy Chandra sebagai Johan
Tata Liem
Maia Novethesia
Nana Kharina
Violeta Mongi

Director: 
Merupakan debut penyutradaraan pertama bagi Assad MA setelah sebelumnya bertindak sebagai Dendam Pocong Mupeng (2010).

W For Words: 
K2K Productions rupanya sudah mencanangkan satu bulan satu proyek dengan mengesampingkan peribahasa, “Anjing menggonggong, kafilah berlalu.” yang artinya “Tak peduli orang mau caci maki, kami akan terus membuat film.” Semangat yang luar biasa kalau tidak mau dikatakan “ndablek” karena tidak didukung oleh pergeseran kreatifitas ke arah yang lebih baik. Judul terbarunya kali ini diembel-embeli dengan “Diangkat dari kisah tenggelamnya 574”, lengkap dengan tagline epik “Sabuk keselamatan tidak menjamin selamatmu..” Rasanya saya ingin mencubit pipi KK Dheeraj untuk memastikan ini mimpi atau bukan.

Empat remaja yaitu Dini, Gustav, Siwa, Tania tengah berlibur di suatu tempat di Surabaya dan mendengar mitos Gundul Pringis alias hantu berwujud kepala manusia yang seringkali saru dengan batok kelapa. Teror hantu itu menewaskan Tania di perkebunan kelapa sawit milik nenek Dini. Ketiga sahabat itu sepakat membawa jenazah Tania ke Manado menggunakan pesawat komersial. Bersamaan dengan mereka adalah pengusaha Johan yang sedang melarikan diri bersama sekretarisnya Maya setelah membantai istrinya Dewi. Penampakan Gundul Pringis tak menunggu lama untuk muncul di atas pesawat yang melaju di ketinggian ribuan kaki.

Siapa itu Melonys? Siapa itu Jane Yosijoko? Nama mereka tertera sebagai empunya ide cerita alias penulis skrip. Premis setengah jadi lantas diangkat menjadi sebuah skenario. Basically, kita punya dua kelompok disini yaitu tiga anak remaja yang tak simpatik dan sepasang pezinah. Berdiri di antara mereka ada dua hantu yakni Gundul Pringis dan arwah istri penasaran. Settingnya terjadi di sebuah hutan dan di dalam pesawat. Secara cerdas kesemua unsur tersebut dicampur aduk tanpa formula nalar dan bumbu logika. Hasilnya? Kening anda akan berkerut di sepanjang film.

Sutradara Assad MA berupaya sekuat tenaga meyakinkan penonton bahwa nyaris semua adegan berlangsung di atas pesawat yang tengah terbang seperti cahaya kelap-kelip, kondisi tidak stabil, kemunculan hantu di luar jendela pesawat dsb. Semua itu hanyalah trik saja dan apabila mata anda jeli pasti akan menemukan bloopers dimana-mana. Permainan efek khusus alias CGI amat terlihat di bagian penutupnya saat pesawat tak dapat diselamatkan dan terpaksa mendarat di laut. Sungguh menggelikan! Tidak ada ucapan terima kasih terhadap maskapai penerbangan manapun membuat saya bertambah yakin bahwa semua itu rekayasa. Yakinkan saya, Pak KK. Tolong yakinkan!

Semua aktor dan aktris yang terlibat tidak bisa disalahkan begitu saja. Limitasi karakteristik tidak memungkinkan untuk eksplorasi. Yang patut untuk dipersalahkan adalah keinginan mereka untuk tetap bermain secara nama-nama tersebut merupakan andalan K2K Productions. Anda hanya akan menyaksikan satu persatu menjerit atau berteriak histeris di sepanjang adegan. Entah apa yang ditakuti! Tak jarang semua suara mengganggu itu tenggelam dalam scoring musik yang terdengar megah. Saya pun tebak-tebakan, comotan dari mana lagi kira-kira. 

Tragedi Penerbangan 547 samasekali tidak menawarkan apa-apa. Simpati terhadap keluarga korban kecelakaan pesawat Adam Air beberapa waktu silam? Tidak! Penjelasan masuk akal dari semua kejadian supernatural yang terjadi? Tidak! Horor mencekam yang dapat mendirikan bulu kuduk? Tidak! Suspensi misterius yang bisa membuat anda bertahan hingga menit terakhir? Tidak juga! Semua ini adalah upaya “manipulatif” KKD lagi terhadap penonton film Indonesia meskipun dilakukan dengan cara yang halus. Ketika niat kuat untuk eksis tak dibarengi oleh itikad baik dan kualitas memadai maka beginilah hasilnya terlepas dari fakta bahwa arah penyajiannya sebetulnya sudah benar!

Durasi: 
80 menit

Overall: 
6 out of 10

Movie-meter:

Rabu, 10 Oktober 2012

BANGKITNYA SUSTER GEPENG : Saatnya KKD Jungkir Balik dan Kita Bilang WOW


Quotes: 
Larasati: Keturunan Sato harus membayar janjinya.. atau mati!

Nice-to-know: 
Film yang diproduksi olek K2K Productions ini screeningnya diselenggarakan di Kota Kasablanka XXI pada tanggal 10 Oktober 2012 yang lalu.

Cast: Aelke Mariska sebagai Keiko
Baby Margareth sebagai Sita
Andreano Philip sebagai Dodo
Shidiq Kamidi sebagai Henry
Roro Fitria sebagai Suster Larasati
Jenny Cortez
Ozy Syahputra

Director: 
K-Team

W For Words: 
Urban legend yang selalu santer berhembus di kota Surabaya adalah suster gepeng yang mendiami Rumah Sakit Simpang dimana sekarang lokasinya telah digantikan oleh Delta Plaza. Produser berdarah India, KK Dheeraj yang sempat dituntut kasus pembohongan publik karena film terakhirnya di bulan Juni lalu itu kini merekayasa kisah melalui skrip yang katanya ditulis oleh Jane Yosijoko. Tidak ada yang tahu kebenarannya tapi eksperimen “ajib”nya jelas selalu ditunggu para penikmat film-film kacrut alias vividism. Apakah anda salah satunya?

Dalam perjalanan pulang dari clubbing, pasangan kekasih Keiko-Dodo dan Sita-Henry menerima transmisi radio dari jaman proklamasi kemerdekaan Indonesia dimana suara wanita mengancam mereka dalam bahasa Jepang. Konon kakek Keiko yang juga serdadu Jepang, Sato Hirosuke pernah menjalin asmara dengan suster Indonesia, Larasati. Hubungan yang kemudian diendus komandan Jepang sehingga menewaskan Larasati di dalam sebuah lift tepat di depan mata kepala Sato yang tidak berbuat apa-apa. Dendam harus dituntaskan dimana keturunan harus menanggungnya.

Seperti biasa logika cerita menjadi permasalahan utama. Tidak ada perbedaan setting dari transisi masa silam dan masa sekarang selain perbedaan warna yang tak terlalu kentara. Hospital Van Broug Center yang jadi panggungnya, entah ini bahasa penunjuk apa, malah terkesan seperti rumah biasa. Peperangan yang terjadi antara tentara Jepang dan Indonesia seharusnya bisa menjadi jualan utama tetapi saya merasa adegan ledakan dan tembakan seakan menjadi tempelan belaka, bahkan beberapa di antaranya seperti comotan dari film sejenis. Mudah-mudahan praduga ini tidak terbukti.
Sederetan turnover ini akan membuat otak anda jungkir balik dan berkata WOW! Simak yok!
1. Keiko dan Dodo yang berargumen saat ingin menghubungi kakeknya. Tinggal telepon saja, bodoh!
2. Keiko berupaya menyelamatkan Sita yang tenggelam di kolam renang dengan.. Err, samurai?
3. Suara narasi Sato saat suratnya dibaca oleh Larasati tidak konsisten. Kadang berbahasa Indonesia lancar, kadang terbata-bata. Dua orang yang berbeda?
4. Hantu Larasati yang merangkak keluar dari televisi lalu berjalan santai dengan gerakan patah-patah. Ini kombinasi The Ring dan Ju-On rupanya.

5. Serdadu Jepang yang awalnya ngotot menyiksa penduduk desa demi mendapatkan markas pemuda malah mengubah sasaran menjadi.. Suster Larasati! Who the hell is she?
6. Adegan peperangan antara Jepang dan Indonesia seperti terjadi di dimensi lain. Ada yang bisa jelaskan dari judul film mana itu terjadi?
7. Menempuh perjalanan dari Jakarta ke Karawang hanya dalam sekejap. Pertengkaran mereka sebelum memutuskan pergi bahkan lebih lama dari itu. Dodo dan Henry nyaris tonjok-tonjokan!
8. Tembang berbasis perjuangan pun berkumandang di penghujung film. Nasionalisme KKD yang tidak pada tempatnya. Dia berkebangsaan Indonesia atau India sih sebenarnya?
9. Kala pejuang Indonesia secara instan berbalik meraih kemenangan, mereka sukses menghabisi serdadu Jepang. Eh, Sato Hirosuke kok berhasil selamat?
10. Keiko dan Sita yang sempat ber”drama-ria” ketika melarikan diri dari rumah sakit. Dialog seperti “Aku pernah tidur dengan kekasihmu, Dodo” pun bergulir. Aaargh,kill these bitches please!

11. Hantu bocah lelaki yang berlarian dalam nuansa hijau itu siapa? Anak Suster Larasati? Emang dia hamil pas dibunuh? Terus sempet ngelahirin gitu di dalam lift? Otak gua rasanya pindah ke pantat.
12. Ojisan mungkin memiliki pintu kemana saja sehingga tepat waktu menyelamatkan cucunya dari Jepang ke Indonesia. Plok plok plok!

Itulah 12 pertanyaan yang harus dijawab oleh KK Dheeraj yang secara brilian membentuk nama “K-Team” untuk mengisi kursi sutradara. Jika sudah mendapatkan semua jawabannya maka Bangkitnya Suster Gepeng saya nyatakan sah sebagai film lokal terbaik tahun 2012 ini. Mari getok kepala, eh palu tiga kali tanda setuju. Bagaimana dengan “special return” nya Ozzy Syahputra? Dude, I feel sorry for you. Mari  dukung bangkitnya aksi pengecaman dan penolakan terhadap penayangan film ini demi memperbaiki imej suster gepeng! Yakusoku wa shakkindesu....inochi ga kiken narudarou! Jangan tanya artinya ya.

Durasi: 
77 menit

Overall: 
6 out of 10

Movie-meter:

Senin, 04 Mei 2009

DARAH JANDA KOLONG WEWE : Gado Gado Genre Tidak Jelas

Cerita:
Dua sahabat bodoh tidak tahu diri yang bermodal kurang menarik, Gono yang tonggos dan Coki yang keriting bermimpi mempersunting gadis-gadis secantik dan seseksi pujaan mereka Trio Macan. Beruntung mereka mendapat kesempatan menonton langsung penampilan Trio Macan tapi dasar tidak sadar diri, Gono malah naik ke panggung yang membuatnya dihina Trio Macan. Merasa terhina, Gono dan Coki mendatangi Ki Riman Banyu untuk mendapat jimat pengasihan. Rupanya usaha mereka berhasil karena Gono berubah menjadi tampan dan menarik perhatian Trio Macan. Persyaratannya mudah yaitu jangan berdiam di bawah jemuran pakaian dalam atau akan menerima akibat terburuk seumur hidupnya yakni dihantui kolong wewe.

Gambar:
Sangat seadanya dan tidak konsisten.

Act:
No comment!
Mario Irwiensyah sebagai Gono
Shiddiq Kamidi sebagai Coki
Yurike Prastica sebagai Oma Susi
Trio Macan sebagai mereka sendiri

Sutradara:
Mamahit Luigi Donie yang notabene asing dalam kancah perfilman nasional sehingga karyanya ini entah mendapat inspirasi dari antah berantah mana.

Komentar:
Meski baru menapaki bulan kelima 2009, Darah Janda Kolong Wewe diyakini akan tercatat sebagai film lokal terburuk tahun ini! Mengapa begitu? Sebab skrip yang hampir tidak ada, improvisasi aktor-aktris yang buruk dan pemaksaan cerita yang tercerai-berai sehingga menjadikan film ini tidak jelas mau dibawa ke komedi, horor atau bahkan semi porno?! Judulnya saja sangat tidak relevan dengan isi film secara keseluruhan. Hm, tidaklah heran karena di balik itu semua, film-film keluaran K2K Productions yang dinaungi KK Dheeraj ini memang miskin kualitas, seakan tidak cukup dengan kehancuran Genderuwo (2006).

Durasi:
75 menit

Overall:
6 out of 10, not just poor, but very very poor

Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!