Quote:
Hafez: Tidak ada yang abadi, tapi cinta bisa dibawa mati, hingga abadi nanti.
Nice-to-know:
Diangkat dari novel Fira & Hafez yang diinspirasi dari kisah nyata Dwifira Maharani Wulandari Basuki dan Hafez Agung Baskoro.
Hafez: Tidak ada yang abadi, tapi cinta bisa dibawa mati, hingga abadi nanti.
Nice-to-know:
Diangkat dari novel Fira & Hafez yang diinspirasi dari kisah nyata Dwifira Maharani Wulandari Basuki dan Hafez Agung Baskoro.
Cast:
Atiqah Hasiholan sebagai Fira Basuki
Rio Dewanto sebagai Hafez
Shaloom Razade sebagai Syaza
Tantry Agung Dewani sebagai Tantry
Janna Joesoef sebagai Mbak Sinung
Amanda Soekasah sebagai Mbak Rani
Nungky Kusumastuti sebagai Ibu Hafez
Yadi Sugandi sebagai Ayah Hafez
Aira Sondang sebagai Raditya
Dewi Irawan sebagai Mama Fira
Tio Pakusadewo sebagai Papa Fira
Syazia sebagai Kiad
Surya Insomnia sebagai Ferry
Widi Mulia Sunarya sebagai Egi
Muhadkly Acho
Joanna Alexandra
Patrick Alexandra
Agus Kuncoro
Dwi Sasono
Lukman Sardi
Atiqah Hasiholan sebagai Fira Basuki
Rio Dewanto sebagai Hafez
Shaloom Razade sebagai Syaza
Tantry Agung Dewani sebagai Tantry
Janna Joesoef sebagai Mbak Sinung
Amanda Soekasah sebagai Mbak Rani
Nungky Kusumastuti sebagai Ibu Hafez
Yadi Sugandi sebagai Ayah Hafez
Aira Sondang sebagai Raditya
Dewi Irawan sebagai Mama Fira
Tio Pakusadewo sebagai Papa Fira
Syazia sebagai Kiad
Surya Insomnia sebagai Ferry
Widi Mulia Sunarya sebagai Egi
Muhadkly Acho
Joanna Alexandra
Patrick Alexandra
Agus Kuncoro
Dwi Sasono
Lukman Sardi
Director:
Merupakan film ke-13 bagi Fajar Nugros sekaligus perdana yang diproduksi bersama istrinya Susanti Dewi.
W For Words:
Siapa yang tidak mengenal sosok Fira Basuki sebagai Pemimpin Redaksi majalah lifestyle, Cosmopolitan yang selalu terlihat modis dan menjadi cerminan kaum wanita urban metropolitan. Dibalik kelemah-lembutannya, ia adalah wanita mandiri yang perfeksionis dalam pekerjaannya. Kesendiriannya membuat orang sekitar ingin mencarikan pendamping baru untuk Fira. Banyak pria datang mencoba mengambil hati Fira, tetapi cinta selalu datang tanpa terduga.
Merupakan film ke-13 bagi Fajar Nugros sekaligus perdana yang diproduksi bersama istrinya Susanti Dewi.
W For Words:
Siapa yang tidak mengenal sosok Fira Basuki sebagai Pemimpin Redaksi majalah lifestyle, Cosmopolitan yang selalu terlihat modis dan menjadi cerminan kaum wanita urban metropolitan. Dibalik kelemah-lembutannya, ia adalah wanita mandiri yang perfeksionis dalam pekerjaannya. Kesendiriannya membuat orang sekitar ingin mencarikan pendamping baru untuk Fira. Banyak pria datang mencoba mengambil hati Fira, tetapi cinta selalu datang tanpa terduga.
Hafez Agung Baskoro, lahir dengan darah seni yang gemar menyanyi dan bermain musik. Ia adalah sosok pria serba bisa yang berpenampilan biasa. Jika kencan pertama selalu dimulai dengan sesuatu yang mewah, Tetapi Hafez menawarkan dirinya ke Fira dengan kesederhanaannya. Naik motor dan makan seafood di pasar ikan, mungkin itu bukan kencan yang diidamkan Fira namun malam itu hatinya telah tercuri oleh pria ini.
Profil sepasang insan di atas rasanya sudah cukup menjadi daya tarik penonton, terlebih pembaca novelnya, untuk berbondong-bondong datang ke bioskop dan menyaksikan perjalanan cinta mereka yang penuh tantangan. Optimisme itulah yang diyakini pasangan suami istri produser sutradara Susanti Dewi dan Fajar Nugros lewat persembahan perdana Demi Istri yang bekerjasama dengan Wardah dan Kaninga Pictures.
Harus diakui akting Atiqah terasa sangat total di film ini. Ia mampu menampilkan kemandirian Fira sekaligus ketegarannya melewati masa sulit sebagai single parent. Sedangkan suaminya di kehidupan nyata, Rio Dewanto terlihat agak kedodoran mengimbanginya. Sosok Hafez yang ditampilkan Rio terlihat lebih dingin daripada apa yang diwacanakan di novel Fira & Hafez (2013). Penampilan pendatang baru Shaloom cukup menarik. Saya merasa ia memiliki potensi lebih walau peran Syaza terasa kurang dimaksimalkan.
Rollercoaster emosi di film ini cukup menarik lewat ‘pembabakan’ yang digagas oleh Nugros. Materi senang sendu dibawa secara ringan lewat sajian humor situasi yang tersebar di beberapa bagian. Sayangnya ‘finale’ di Madrid yang harusnya menjadi ‘gong’ pengetuk emosi penonton justru terasa berlarut-larut. Hal yang juga kelewat mengganggu adalah penyajian tweet Fira dan Hafez di sepanjang film yang tidak diiringi oleh waktu baca yang proporsional, padahal ini bisa jadi gimmick yang brilian sekaligus memperkuat makna kisah kasih keduanya.
Harus diakui Cinta Selamanya merupakan salah satu karya terbaik Nugros dimana upayanya sebagai storyteller memang terasa lebih dari biasanya. Alhasil memoir cinta nan indah dari Fira Basuki Baskoro yang sukses memadukan tawa dan haru ini bisa menjadi inspirasi kita semua. Jika perbedaan latar belakang maupun pertautan usia belasan tahun tidak menjadi penghalang sepasang anak manusia maka kisah yang dapat terjalin tidak seharusnya mengenal kata pisah karena siapa yang jatuh hati niscaya enggan bangun lagi.
Durasi:
106 menit
106 menit
Overall:
8 out of 10
8 out of 10
Movie-meter:
Written by:
Chan W
Edited by:
Witra A
Witra A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar