Quote:
Bunny: In life there must be a little bit of minced mutton with bread, chicken drumsticks and hakka noodles, right?
Bunny: In life there must be a little bit of minced mutton with bread, chicken drumsticks and hakka noodles, right?
Nice-to-know:
Judul film yang berarti This Youth Is Crazy ini rilis di India pada tanggal 31 Mei 2013 sama dengan Blitzmegaplex Indonesia.
Judul film yang berarti This Youth Is Crazy ini rilis di India pada tanggal 31 Mei 2013 sama dengan Blitzmegaplex Indonesia.
Cast:
Deepika Padukone sebagai Naina
Ranbir Kapoor sebagai Bunny
Aditya Roy Kapoor sebagai Avi
Madhuri Dixit sebagai Mohini
Kalki Koechlin sebagai Aditi
Kunaal Roy Kapur sebagai Taran
Deepika Padukone sebagai Naina
Ranbir Kapoor sebagai Bunny
Aditya Roy Kapoor sebagai Avi
Madhuri Dixit sebagai Mohini
Kalki Koechlin sebagai Aditi
Kunaal Roy Kapur sebagai Taran
Director:
Merupakan film kedua Ayan Mukherjee setelah Wake Up Sid (2009).
Merupakan film kedua Ayan Mukherjee setelah Wake Up Sid (2009).
W For Words:
Terus terang saya belum mempunyai banyak referensi untuk standar komedi romantis Bollywood berkualitas selama beberapa dekade terakhir. Judul yang paling memorable tentu saja Kuch Kuch Hota Hai (1998). Nyatanya sebelum itu ada Dilwale Dulhaniya Le Jayenge (1995) dengan pasangan bintang yang sama, Shah Rukh Khan dan Kajol yang katanya menginspirasi keluaran terbaru Dharma Productions ini. Daya tariknya pun tidak kalah yakni Ranbir Kapoor dan Deepika Padukone, dua dari sedikit bintang muda sedang bersinar yang uniknya pernah berkencan di dunia nyata selama setahun pada 2008 lalu.
Terus terang saya belum mempunyai banyak referensi untuk standar komedi romantis Bollywood berkualitas selama beberapa dekade terakhir. Judul yang paling memorable tentu saja Kuch Kuch Hota Hai (1998). Nyatanya sebelum itu ada Dilwale Dulhaniya Le Jayenge (1995) dengan pasangan bintang yang sama, Shah Rukh Khan dan Kajol yang katanya menginspirasi keluaran terbaru Dharma Productions ini. Daya tariknya pun tidak kalah yakni Ranbir Kapoor dan Deepika Padukone, dua dari sedikit bintang muda sedang bersinar yang uniknya pernah berkencan di dunia nyata selama setahun pada 2008 lalu.
Kabir alias Bunny adalah pemuda idola kampus yang penuh semangat meski tumbuh dalam pengawasan ketat ayah kandung dan ibu tirinya. Bersama kedua sahabatnya Abhi dan Aditi, mereka merencanakan trekking ke Manali. Adalah Naina, siswi kedokteran yang nyaris tidak tahu bagaimana bersenang-senang akhirnya memenuhi ajakan Aditi demi menghindari kejenuhan. Bunny dan Naina yang pernah sekelas semasa sekolah mulai dekat dan berbagi mimpi masing-masing. Perjalanan tersebut lantas mengubah jalan hidup keempatnya hingga bertemu kembali delapan tahun kemudian.
Skrip yang dikerjakan Ayan Mukherjee dengan bantuan Hussain Dalal untuk dialognya ini
terbilang masih menggunakan pendekatan ‘lawas’ yaitu anak yang berupaya keluar
dari kungkungan orangtua, tema yang sebenarnya amat lekat untuk periode pra
abad ke-21. Pendalaman karakter Bunny dan Naina dewasa pun kurang maksimal,
hanya terbatas pada satu dua tendensi yang numpang lewat. Bisa jadi dikarenakan
porsi remajanya sudah demikian dominan. Alhasil penonton kesulitan ‘masuk’ pada
konflik sesungguhnya sebelum memutuskan apakah keduanya layak bersama atau
tidak pada akhirnya.
Mukherjee di kursi sutradara sukses menyuguhkan film yang good looking, mengingatkan kita pada trademark Karan Johar yang kali ini duduk di bangku produser. Paruh pertama yang mengalir dinamis agaknya tidak diimbangi oleh paruh kedua yang sedikit predictable meski terjadi pergolakan emosi yang lebih kentara. Tata artistik, make-up hingga kostum dikerjakan secara maksimal. Belum lagi sinematografi mumpuni dari Maniknandan yang menangkap lanskap Manali dengan luar biasa, termasuk puncak bukit Jodhpur itu. Suguhan musik enerjik dari Pritam kian menyempurnakan.
Keunggulan film tak dipungkiri terletak pada jajaran castnya. Ranbir
menghidupkan sosok Bunny dengan gemilang. Simpatik, penggoda tapi tidak
kehilangan pegangan terhadap mimpinya. Deepika berhasil mengubah imej Naina
yang geek menjadi super sexy tanpa harus mengorbankan kecerdasannya. Keduanya
mampu membangun chemistry yang loveable yet inspirative on screen. Aditya
menjadi supporting yang solid sebagai Avi yang banyak bergantung pada
sahabatnya. Kalki yang berdarah Perancis juga mencuri perhatian sebagai Aditi,
gadis tomboi berkepribadian unik.
Yeh Jawaani Hai Deewani mungkin satu dari sangat sedikit contoh film dimana materi terbatas tetap mampu dipresentasikan secara memukau. Terima kasih terhadap jerih payah aktor-aktris yang terlibat di dalamnya meski karakterisasinya agak satu dimensi. Andai saja skripnya lebih matang dengan penjabaran konflik yang lebih modern, niscaya hasilnya akan lebih wow lagi. Setidaknya anda bisa mengambil ‘pelajaran’ dengan senyum lebar bahwa mengejar mimpi memang butuh pengorbanan yang tidak sedikit. Pada akhirnya itu menjadi sebuah pilihan hidup dengan berbagai konsekuensinya.
Durasi:
159 menit
159 menit
Asian Box
Office:
Rs 62.11 crore in first week in India
Rs 62.11 crore in first week in India
Overall:
8 out of 10
8 out of 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar