XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Tampilkan postingan dengan label the mirror never lies. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label the mirror never lies. Tampilkan semua postingan

Senin, 02 Januari 2012

MOST FAVORITE LOCAL MOVIES OF 2011

CATATAN HARIAN SI BOY

Catatan Harian Si Boy tidak hanya mengajak penonton generasi lama untuk bernostalgia dan menerima versi estafet ini dengan tangan terbuka tetapi juga penonton generasi baru untuk bertualang dalam balutan tema klasik muda-mudi yang tak lekang oleh waktu. Persaingan cinta, pembuktian diri, kesetiakawanan, pengharapan memang akan selalu mendapat tempat dalam proses pendewasaan seseorang tanpa terkecuali.

SANG PENARI

Ada baiknya sebelum menonton, anda membaca novelnya untuk memperkaya pemahaman karena masih banyak hal yang tidak dijelaskan dalam filmnya yang terbatas oleh durasi dan kebijakan sensor. Meski tidak runut, Sang Penari mampu menyuguhkan dramatisasi yang kaya makna terutama dari segi pengabdian dan pengorbanan dua individu berlainan jenis. Sebuah cinta yang tidak selalu memaksakan kata hati tetapi cukup dimengerti logika sebelum benar-benar berlalu dalam suatu ambiguitas yang pilu.

SIMFONI LUAR BIASA

Simfoni Luar Biasa di tangan Awi hadir dalam sinematografi klasik ala tahun 80an. Meski demikian film musikal ini mampu bertutur dengan nyaman sehingga minus yang ada menjadi termaafkan. Sisi emosionalnya cukup menghangatkan hati walau tidak sampai menyentuh batas tertinggi yang diharapkan bisa mengharu-biru penonton. Setiap manusia boleh saja memiliki tujuan hidupnya masing-masing tetapi yang terpenting adalah bagaimana ia beradaptasi dengan segala hambatan yang dihadapi sebelum mencapai garis finish.

TENDANGAN DARI LANGIT

Tendangan Dari Langit selayaknya sebuah masakan berbumbu komplit, anda akan menemukan berbagai rasa di dalamnya. Scoring musik garapan Tya Subiakto dan lantunan suara Kotak juga terasa megah dalam melebur dinamis ke dalam bangunan cerita. Perjuangan tak kenal lelah, pengorbanan tulus memang dibutuhkan untuk mengejar pilihan dan tujuan hidup anda. Rasakanlah dukungan perhatian, kasih sayang, kesetiakawanan dari orang-orang terdekat anda di sepanjang perjalanan tersebut. Film ini berhasil menjadi salah contoh konkrit bagaimana sebuah mimpi harus diwujudkan secara benar. Very recommended!

ARISAN! 2

Jika harus membandingkan; Arisan! (2003) menurut saya adalah film yang smart, simple, witty and fun to watch. Sedangkan Arisan! 2 (2011) ini lebih mencerminkan sisi glam, mature, complex and spiritual. Kedua episode memiliki kelebihan dan kekurangan yang saling melengkapi. Namun ternyata ada yang jauh lebih penting dari sekadar “eksis” di dunia nyata (party, holiday) dan dunia maya (Twitter, Facebook) bagi kaum hedon metropolitan tersebut yaitu persahabatan jangka panjang melewati suka dan duka. Itulah yang ingin digarisbawahi oleh Teh Nia lewat sajian dialog berbobot nan menohok.

POCONGGG JUGA POCONG

Poconggg Juga Pocong adalah satu-satunya komedi romantis ala remaja lokal yang formulanya "bener" di sepanjang 2011 ini. Kita akan melihat proses jatuh cinta ABG, utarakan isi hati (tolak/terima), bergalau ria sampai ke proses moved-on yang teramat berat itu. Rasa senang dan haru akan mewarnai film yang saya belum tahu apakah akan sukses di pasaran atau tidak (prediksi minimal lima ratus ribu penonton) tetapi rasanya jargon-jargon yang digunakan akan semakin populer seperti cinta yang diibaratkan kentut ataupun naik angkot. Tidak ada alasan takut jatuh untuk sesuatu yang memang layak diperjuangkan. Maka dari itu, melompatlah terus, cong!

THE PERFECT HOUSE

Saya berani katakan bahwa The Perfect House dapat dikatakan thriller lokal terbaik di sepanjang tahun 2011 yang banyak diisi oleh komedi horor. Kinerja berbagai departemen yang saling bersinergi mampu menghadirkan tontonan menarik yang sangat solid production valuenya. Kejutan twist di akhir cerita terbukti cukup “mengganggu” walau tidak akan asing bagi anda penyuka genre serupa, menutup rangkaian mimpi buruk konstan sepanjang satu setengah jam. Satu rumah berjuta cerita, siapkah anda memasukinya?

THE MIRROR NEVER LIES

Keunggulan The Mirror Never Lies memang dari bahasa gambar Kepulauan Wakatobi yang berbicara banyak plus potret kehidupan warga Sulawesi Tenggara sehari-harinya. Meskipun bertempo lambat dan runut dalam bercerita, anda tetap antusias dan terkagum-kagum menyaksikannya. Di saat credit title menggulung layar, saya jamin pikiran anda sudah melayang pada nikmatnya makanan khas kazuami dan bergegas merencanakan perjalanan ke Kabupaten yang beribukota Wangi-Wangi tersebut.

7 HATI 7 CINTA 7 WANITA

Terlepas dari plus minus yang dimilikinya, 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita jelas menambah deretan terbatas film lokal berkualitas era tahun 2000an ke atas. Relevansi tema yang teramat nyata digarap dengan tajam, acungan jempol bagi Robby. Rupanya hanya perlu keberanian dan kreatifitas untuk menghasilkan sebuah film layak tonton. Saran saya, cobalah berpikir secara universal bagi anda yang memiliki minat untuk menyaksikannya, niscaya anda akan menemukan banyak wacana berfaedah mengenai ego dan diferensial pria dan wanita di dalamnya.

FISFIC Vol. 1

Kompetisi film pendek yang diilhami dari penyelenggaran 5th iNAFFF 2011 ini sukses menghadirkan kompilasi 6 karya sineas muda masa depan Indonesia. Meal Time, Rengasdengklok, The Reckoning, Rumah Babi, Effect, Taksi akan meneror anda dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Standar paradigma baru untuk genre sejenis yang diharapkan akan mengubah wajah horor Indonesia yang masih didominasi oleh seks dan hantu-hantuan tidak jelas. Merasa tertantang untuk ambil bagian dalam event serupa di tahun mendatang? Siapa tahu andalah berikutnya!

Kamis, 05 Mei 2011

THE MIRROR NEVER LIES : Keikhlasan Cermin Laut Kerinduan Bapak

Quotes:
Pakis: Kemana angin-angin itu membawa kabar Bapak? Aku tidak mengerti..

Storyline:
Gadis kecil berusia 12 tahun bernama Pakis kerapkali menantikan kepulangan ayahnya yang hilang saat melaut. Ia melakukan ritual suku Bajo dengan membawa-bawa cermin kemanapun pergi yang dipercaya bisa menampilkan bayangan ayahnya itu. Sayangnya sang ibu, Tayung sudah putus asa dan beranggapan suaminya telah meninggal sehingga menghardik kebiasaan putri semata wayangnya itu. Datanglah Tudo, seorang peneliti lumba-lumba yang juga mengajar di sekolah Pakis dan Lumo. Kehadiran Tudo dari kota besar Jakarta itu membawa pengalaman baru tersendiri bagi Tayung ataupun Pakis dan kawan-kawannya. Akankah keempat manusia dengan kompleksitas masing-masing ini dapat menemukan jawaban mengenai jati diri masing-masing?

Nice-to-know:
Diproduksi oleh SET Film and WWF Indonesia dan gala premierenya dilangsungkan di Djakarta XXI pada tanggal 29 April 2011.

Cast:
Atiqah Hasiholan sebagai Tayung
Reza Rahadian sebagai Tudo
Gita Lovalista sebagai Pakis
Eko sebagai Lumo
Zainal
Halwiyah
Darsono

Director:
Debut pertama penyutradaraan layar lebar bagi Kamila Andini setelah sebelumnya menangani video musik Slank dan beberapa serial televisi.

Comment:
Kapan terakhir kali sebuah film lokal mampu menjual sebuah lokasi dengan begitu indahnya menjadi background cerita yang kuat? Judul pertama yang terlintas di kepala saya adalah Laskar Pelangi (2008) yang mengedepankan Propinsi Bangka Belitung. Kini hadir sebuah film yang juga disponsori WWF yang tentunya mengusung juga semboyan pelestarian alam pada umumnya dan hewan-hewan yang dilindungi pada khususnya.

Sutradara Kamila yang pernah tinggal langsung 20 hari di Kabupaten Wakatobi dengan jeli memfilmkan kehidupan suku Bajo yang nyaris sebagian besar aktifitasnya dilakukan di atas air. Shoot panjang dan pendek terhadap lanskap yang begitu indah tergolong berhasil menciptakan sinematografi yang dinamis dan variatif. Beberapa kali saya justru “tersentuh” dengan gambar-gambar yang begitu hidup dan memanjakan mata.







Berbagai adat istiadat setempat juga disinggung disini. Semisal penggunaan masker wajah bagi wanita janda (yang tengah menunggu kepulangan suami yang entah hilang/meninggal), konsep pernikahan massal yang unik dan meriah, penangkapan ikan dengan bantuan lumba-lumba, penggunaan cermin untuk mencari orang yang hilang dsb. Kesemuanya itu akan membuat anda tersenyum sekaligus takjub melihat kebiasaan orang-orang Bajo dari tua maupun muda.

Sentralisasi peran memang dipercayakan kepada Gita dan Eko. Sulit memang untuk menerjemahkan karakter Pakis dan Lumo tapi kedua remaja belia itu berhasil melakukannya dengan sangat natural. Bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain di dalam ruangan (sekolah, rumah) ataupun di luar ruangan (padang rumput, laut) memberikan nuansa yang berbeda-beda. Jangan lupakan juga karakter Zainal sebagai teman Lumo yang mencuri perhatian dengan nyanyian spontan berlirik “nendang” itu.









Kwalitet akting seorang Atiqah Hasiholan dan Reza Rahadian memang tidak diragukan lagi terlebih Atiqah mampu beraksen Sulawesi dengan lancar. Namun kehadiran keduanya disini lebih merupakan supporting casts yang matang dan dianggap menjual. Sebetulnya saya mengharapkan tokoh Tayung dapat memberikan nilai yang lebih sebagai single parent, ataupun tokoh Tudo bisa menjadi inspirasi tersendiri sebagai pengajar sekaligus peneliti bagi murid-murid didikannya. Pada akhirnya keduanya malah terasa “dilepas” begitu saja dari konklusi cerita. Cukup disayangkan.

Keunggulan The Mirror Never Lies memang dari bahasa gambar Kepulauan Wakatobi yang berbicara banyak plus potret kehidupan warga Sulawesi Tenggara sehari-harinya. Meskipun bertempo lambat dan runut dalam bercerita, anda tetap antusias dan terkagum-kagum menyaksikannya. Di saat credit title menggulung layar, saya jamin pikiran anda sudah melayang pada nikmatnya makanan khas kazuami dan bergegas merencanakan perjalanan ke Kabupaten yang beribukota Wangi-Wangi tersebut.

Durasi:
95 menit

Overall:
8 out of 10

Movie-meter: