XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Tampilkan postingan dengan label daniel barnz. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label daniel barnz. Tampilkan semua postingan

Kamis, 08 November 2012

WON’T BACK DOWN : Genuine Drama Out Of Impossible Issues

Quotes:
Michael Perry: When I drink, I ask nosey questions.
Jamie Fitzpatrick: When I drink, I marry losers. 


Nice-to-know: 

Film yang diproduksi oleh Walden Media dan Gran Via Productions ini sudah rilis di Amerika Serikat pada tanggal 28 September 2012 yang lalu. 

Cast: 

Maggie Gyllenhaal sebagai Jamie Fitzpatrick
Viola Davis sebagai Nona Alberts
Oscar Isaac sebagai Michael Perry
Holly Hunter sebagai Evelyn Riske
Rosie Perez sebagai Breena Harper
Emily Alyn Lind sebagai Malia Fitzpatrick



Director:
Merupakan feature film ketiga bagi Daniel Barnz setelah Beastly (2011).

W For Words: 
Dengan jajaran cast terkemuka yang sudah terbukti kaliber Oscar, saya cukup heran melihat rating film ini amat rendah di IMDB, Rottentomatoes ataupun sejumlah situs film terpercaya lainnya. Hal itu tak menyurutkan langkah saya untuk menyaksikan film yang didistribusikan oleh 20th Century Fox ini. Dua jam kemudian, saya tahu jawabannya. Kedekatan premis dengan realita yang terjadi di kalangan  masyarakat Amerika Serikat pada khususnya membuat film ini kemudian dianggap sebagai propaganda semu, terlepas dari statusnya yang “hanya” terinspirasi dari kejadian nyata.

Jamie Fitzpatrick adalah single mother yang peduli pada pendidikan putrinya Malia yang bersekolah di Adams. Pasalnya Malia adalah penderita disleksia yang menyulitkannya untuk mengolah kata-kata. Sedangkan Nona Alberts tengah berjuang mendapatkan hak asuh putranya Cody yang idiot paska perceraian dengan suaminya Charles. Dua ibu itu bertekad mendapatkan beasiswa untuk masa depan yang lebih baik bagi anak-anaknya. Sayangnya sistem sekolah yang tidak adil tidak memungkinkan hal itu sehingga membuat mereka bersatu melawan dewan dan perserikatan demi sistem sekolah yang baru.

Skrip yang digagas oleh Brin Hill dan Daniel Barnz ini memang masih menyisakan keklisean kontras disana-sini. Sebut saja guru baik versus jahat, orangtua peduli dan tidak peduli, anggota dewan suportif lawan tidak suportif atau perserikatan yang diwakili Riske berupaya menyuap Jamie dengan memberikan beasiswa bagi Malia lengkap dengan perbandingan sekolah elite dan buruk sekaligus. Proses dari nol hingga berisi memang diperlihatkan melalui perjuangan keras Jamie dan Nona tapi taj jarang masih terlalu instan. Too good to be true!

Gyllenhall berhasil mempotretkan sosok single mom pekerja keras siang malam yang amat memperhatikan perkembangan putrinya. Mata besarnya yang berbicara diikuti dengan gestur tubuhnya yang tegas terbilang pas menyampaikan kepribadiannya itu. Sedangkan Davis lebih sukses menjiwai sosok guru berdedikasi tinggi walaupun harus menghadapi proses perceraian dan terancam kehilangan hak asuh putranya. Sorot matanya yang tajam disertai dengan ambisinya yang kuat tergolong tepat menyampaikan antusiasmenya tersebut. Keduanya mampu menampilkan chemistry “tidak biasa” alias black & white yang saling melengkapi.


Film yang awalnya diberi judul And Still I Rise, Learning to Fly and Steel Town ini pada akhirnya mungkin terkesan memudahkan sebuah proses rumit dan tidak mungkin. Namun tujuannya jelas mulia yaitu menciptakan kualitas anak yang lebih baik lewat penempaan intensif di sekolah masing-masing meski harus didukung oleh angka statistik berapa yang bisa membaca normal dan tidak bertindak kriminal di kemudian hari. Apabila anda mengapresiasi pergerakan positif dalam menuntut perubahan dan determinasi tinggi untuk hasil yang lebih baik, Won’t Back Down samasekali tidak mengecewakan.

Durasi: 
121 menit

U.S. Box Office: 
$5,285,207 till Nov 2012

Overall: 
7.5 out of 10

Movie-meter:

Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Jumat, 10 Juni 2011

BEASTLY : Kutukan Buruk Rupa Pengharapan Cinta

Quotes:
Kyle: Pretty gruesome, huh?
Lindy: I've seen worse.

Storyline:
Kyle mungkin memiliki segala yang diimpikan remaja pria di dunia mulai dari ayah terkenal, rumah mewah, harta berlimpah, wajah rupawan, tubuh atletis dsb. Hal tersebut menjadikannya tinggi hati dan selalu memandang rendah orang-orang yang buruk rupa terutama Kendra yang sebetulnya seorang penyihir. Meski demikian siswa-siswi SMU mengidolakannya dan memilihnya menjadi Ketua Perkumpulan. Kendra yang sakit hati diam-diam memanterai Kyle sehingga berubah rupa menjadi teramat buruk. Syarat untuk kembali adalah kata-kata “aku mencintaimu” yang tulus dari seorang gadis dalam waktu satu tahun atau ia akan tetap begitu. Harapan pun ada pada Lindy, gadis manis pendiam yang bertekad hidup mandiri.

Nice-to-know:
Sempat dipertimbangkan nama Zac Efron untuk mengisi peran Kyle disini.

Cast:
Karir aktornya diawali lewat Alex Rider: Operation Stormbreaker di usia 16 tahun, Alex Pettyfer kini bermain sebagai Kyle
Lebih banyak terlibat dalam serial televisi remaja termasuk terakhir Robot Chicken (2009), Vanessa Hudgens sebagai Lindy
Mary-Kate Olsen sebagai Kendra
Neil Patrick Harris sebagai Will
Lisa Gay Hamilton sebagai Zola
Peter Krause sebagai Rob

Director:
Merupakan film kedua bagi Daniel Barnz sejauh ini setelah Phoebe In Wonderland (2008).

Comment:
Saya tidak pernah membaca novel berjudul sama karangan Alex Flinn ini. Namun sudah mendengar kabar bahwa inti ceritanya merupakan versi bebas dari Beauty and the Beast yang fenomenal di awal 90an lalu. Atas dasar itulah, saya memutuskan untuk menyaksikannya untuk melihat sejauh mana transformasi sebuah kisah klasik ke jaman modern dapat dilakukan. Apalagi melihat nama-nama pemeran utamanya yang eye-candy itu.
Nyatanya Barnz terlalu asyik dengan dunianya sendiri dalam menerjemahkan skripnya. Dunia remaja yang mungkin hanya pernah dilihatnya saja sewaktu masa sekolahnya dulu tanpa pernah mengalaminya langsung. Itulah sebabnya karakter-karakter disini terasa dangkal tanpa kompleksitas yang dibutuhkan untuk membangun konflik secara lebih emosional. Bagaimana perasaan ketertarikan, kebencian, kesepian, terbuang dst disuguhkan begitu saja dengan datar.
Pettyfer hanya mampu memesona dengan mata biru, rambut pirang dan perut 6 packs nya tetapi transisi penjiwaannya dari Kyle rupawan menjadi Kyle buruk rupa tidak terlalu signifikan. Hanya saja kinerja tim make-up bolehlah mendapat apresiasi dalam menghadirkan sosok botak berwajah penuh luka dan tato aneh di sekujur tubuhnya yang jika boleh jujur sebetulnya lebih bernuansa futuristik dibandingkan ugly.
Hudgens seakan kehilangan charm yang ia tampilkan dalam HSM. Yang membuat penonton jatuh hati pada karakter Lindy mungkin hanya pesona mata dan senyum manisnya saja. Selebihnya tidak terlalu kuat alasan seorang gadis rajin sepertinya bisa “berubah sikap” pada Kyle dengan mudahnya. Satu-satunya yang outstanding disini cuma Harris yang sarkastis sekaligus jenaka sebagai tutor yang buta tetapi selalu menjaga sikapnya itu.
Sebagai sutradara, Barnz terlihat kesulitan mengatur sekuens adegan demi adegannya hingga akhirnya terburu-buru menuju klimaks yang terlampau mudah dan memaksa penonton menerima begitu saja. Dialognya pun sulit terkontrol kontennya sehingga terdengar klise dengan didominasi rayuan gombal yang membuat anda tersenyum (atau mengerutkan kening?). Kelebihannya jelas ada di scoring music yang berhasil membangun mood film secara keseluruhan sehingga enak diikuti.
Drama ini mungkin hanya berhasil pada penonton muda usia pada umumnya dan kalangan perempuan pada khususnya dengan alur mendayu-dayu tanpa keterikatan emosi yang kuat terhadap penonton. Bagi saya hanya mendapat ponten cukup, tidak spesial tapi juga tidak sampai lebur. Beastly (sekali lagi) berusaha mengajarkan manusia untuk melihat kedalaman jiwa seseorang dibandingkan kedangkalan penampilan luarnya saja. Siapa yang tahu jika pada akhirnya orang yang paling tidak diharapkan justru dialah yang dapat anda andalkan.

Durasi:
85 menit

U.S. Box Office:
$27,854,896 till May 2011

Overall:
7 out of 10

Movie-meter: