XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Tampilkan postingan dengan label Mathieu Amalric. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mathieu Amalric. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 April 2011

THE EXTRAORDINARY ADVENTURES OF ADELE BLANC-SEC : Sejuta Petualangan Komplit Wartawati Eksentrik

Tagline:
A Face of Beauty. A Mind of Adventure.

Storyline:
Abad 20 di Paris, seorang penulis popular bernama Adele Blanc-Sec selalu mengerjakan misi apapun yang dibebankan padanya mulai dari membongkar kuburan, mencuri mumi, mengelabui polisi dsb. Tidak ada yang tahu bahwa sesungguhnya Adele memiliki saudari kembar yang tanpa sengaja terbunuh olehnya sehingga menyimpan rasa bersalah selama bertahun-tahun. Saat mendengar jika Esperandieu sanggup membangkitkan yang sudah mati, Adele tidak menyia-nyiakan kesempatan itu walau harus berseteru dengan pihak-pihak yang berbeda kepentingan dengannya.

Nice-to-know:
Diproduksi secara bersama-sama oleh Europa Corp, Apipoulaï dan TF1 Films Production.

Cast:
Sebelum ini mendukung Le Petit Nicolas (2009) yang cukup mengesankan itu, Louise Bourgoin berperan sebagai Adèle Blanc-Sec
Mathieu Amalric sebagai Dieuleveult
Gilles Lellouche sebagai Inspektur Albert Caponi
Jacky Nercessian sebagai Marie-Joseph Espérandieu
Philippe Nahon sebagai Le professeur Ménard
Nicolas Giraud sebagai Andrej Zborowski

Director:
Siapa yang tidak kenal nama sutradara Perancis populer Luc Besson? Karyanya sebelum ini adalah dua episode Arthur and the Minimoys (2007) dan Arthur and the Revenge of Maltazard (2009).

Comment:
Jika anda menyukai film petualangan semacam Tomb Raider, National Treasure ataupun The Mummy, bisa jadi anda berpikir untuk menemukan konten yang sama dalam film ini, terlebih setelah melihat poster dan judulnya. Nanti dulu! Karena terbukti Besson menerjemahkan komik best-seller karya Jacques Tardi ini dengan gaya yang unik
Adele Blanc-Sec adalah tipe heroine (pahlawan wanita) yang tidak memiliki senjata mematikan untuk menuntaskan misi-misinya, tetapi lebih memilih menggunakan pengetahuan, kecerdasan, keberanian, spontanitas dan permainan kata-kata yang dimilikinya. Belum lagi jika melihat sifat antusias, egois dan kewarasan yang dipertanyakan (ia menyimpan mayat saudarinya bertahun-tahun!). Semua itu membuktikan betapa kayanya karakterisasi seorang wartawati yang telah menyelesaikan banyak hal.








Tidak ada yang lebih pantas selain Bourgoin dalam mentransformasikan karakter Adele yang “ajaib” itu. Pergerakan bibir yang cepat dalam melontarkan ratusan kata-kata dalam sekali tarikan nafas sudah menjadi bukti tersendiri. Belum lagi “seribu” penyamaran kocak yang dilakukannya saat berusaha mendobrak penjara. Atau inisiatifnya mengendalikan berbagai jenis hewan. Dijamin anda akan terpingkal-pingkal dibuatnya!
Tokoh yang terlalu banyak dihadirkan memang tidak dibagi dalam porsi yang cukup. Semisal karakter Polisi, Inspektur, Presiden, Pemburu yang sepertinya hanya mengisi scene demi scene saja tanpa kekuatan berarti. Bahkan rata-rata menampilkan “kebodohan” komikal yang sangat umum dalam film-film Perancis bergaya komedi. Jika dikatakan setia dengan komiknya, saya juga belum bisa memastikan.








Sebagai sutradara handal, Besson berhasil membuat para penonton terhanyut dalam perjalanan Adele yang sulit diterka arahnya itu. Berbagai twist dihadirkan di sepanjang durasinya sehingga kita merasa sedang membaca sebuah buku berisikan banyak chapter dengan tema yang berbeda-beda. Penggunaan CGI nya juga tergolong mulus seperti visualisasi pterodactyl dan mumi hidup yang justru tidak menakutkan samasekali.
The Extraordinary Adventures Of Adele Blanc-Sec adalah sebuah tontonan fun dengan berbagai elemen fantasi yang mengasyikkan untuk diikuti. Hanya saja anda perlu sedikit mengesampingkan logika dan menerima apapun yang disodorkan dengan pikiran terbuka. Jika hasil box-office internasional nya menggembirakan, bersiaplah untuk sebuah trilogi baru dengan adaptasi dua komik lainnya yang akan segera menyusul!

Durasi:
105 menit

Europe Box Office:
$13,331,416 in France till May 2010

Overall:
7.5 out of 10

Movie-meter:

Jumat, 11 Maret 2011

PUBLIC ENEMY NUMBER ONE : PART 2

Quotes:
Jacques Mesrine: One day they'll shoot me to death, and it will completely make sense. Natural. After all, for someone who was in prison with maximum security, there are no rules. Like me, I live without rules.

Storyline:
Pelarian dari penjara bersama Jean Paul membuat Mesrine tersohor dan menjadi criminal nomor satu yang paling sulit dilumpuhkan. Mesrine kembali ke Perancis dan merampok sejumlah bank bersama rekan-rekannya serta selalu berhasil lolos dari kejaran polisi dengan cara-cara yang luar biasa. Sempat dijebloskan ke Maximum Security Prison di Paris, Mesrine malah bertandem dengan François Besse untuk kabur sekali lagi. Statusnya pun mulai berubah menjadi revolusioner, berkencan dengan Sylvia dan kemudian dengan bangga melakukan interview di media akan perspektif dirinya.

Nice-to-know:
Vincent Cassel menambah bobotnya sekitar 20 kg selama 4 bulan sebelum proses syuting dimulai.

Cast:
Pertama kali saya lihat aktingnya dalam Birthday Girl (2001), Vincent Cassel melanjutkan peran Jacques Mesrine disini.
Ludivine Sagnier sebagai Sylvia Jeanjacquot
Mathieu Amalric sebagai François Besse
Samuel Le Bihan sebagai Michel Ardouin
Gérard Lanvin sebagai Charlie Bauer

Director:
Jean-François Richet mengawali debut penyutradaraannya lewat État des lieux (1995).

Comment:
Beruntung sekali, film ini akhirnya bisa tayang di Indonesia lebih karena kekosongan slot film-film studio besar Hollywood. Jika episode pertamanya banyak berkisah mengenai pembentukan karakter sang kriminal nomor satu. Maka episode keduanya ini lebih bertutur tentang bagaimana melumpuhkannya setelah audiens disuguhkan kepintaran dan kelicinannya dalam aksi-aksinya. Tentu saja menggunakan penekanan yang berbeda dimana sudut pandang kita akan terbentuk sepenuhnya akan sosok Mesrine sesungguhnya.
Sutradara Richet masih tetap mempertahankan nuansa serius episode pertama dimana level kekerasannya masih realistis. Namun saya merasa episode keduanya ini lebih konservatif terlihat dari aksi kejar mengejarnya. Skrip di awal yang tergolong monoton dengan hanya memperlihatkan perampokan dan pelarian berubah menjadi pertunjukan karakter Mesrine sebagai hipokrit yang seringkali merugikan orang-orang di sekitarnya terutama ambisinya untuk melumpuhkan sistem demi sistem demi mencapai target yang semakin tinggi.
Penampilan Cassel disini sangat kuat. Terbukti ia mengubah penampilan fisiknya sedemikian rupa dengan perut yang mulai membuncit, belum lagi serangkaian penyamaran yang dilakukannya teramat meyakinkan. Terkadang kita sulit mengenali karakter Mesrine yang memiliki 1001 wajah. Emosinya yang keras juga terlihat dari setiap aksinya, membentuk karisma seorang kriminal hebat dengan sempurna. Kebetulan nama-nama di luar Cassel juga bermain secara maksimal sehingga satu sama lain terasa saling mendukung menyuguhkan plot cerita yang intens.
Saya harus akui episode pertamanya lebih berkualitas secara keseluruhan tetapi entah mengapa saya lebih antusias mengikuti jalinan cerita episode keduanya ini dari menit awal sampai akhir. Terlepas dari obyektifitas yang terkadang kabur akan apa yang sesungguhnya ingin disampaikan ke penonton, Public Enemy Number One yang judul aslinya Mesrine : Killer Instinct dan Mesrine : Public Enemy #1 ini merupakan salah satu biografi terbaik yang dibuat Perancis sepanjang sejarah perfilman Eropa. Akting yang mumpuni, penyutradaraan yang brilian berhasil menjaga intensitas film dengan baik lewat serangkaian aksi memukau yang sangat tradisional dalam pengertian positif. Selamilah pola pikir seorang Mesrine dan silakan tarik kesimpulan yang bisa anda rangkai.

Durasi:
120 menit

U.S. Box Office:
$275,125 till Feb 2011

Overall:
7.5 out of 10

Movie-meter: