Cerita:
Tinggal kelas selama 2 tahun di kelas 4 SD dan selalu diejek teman-temannya membuat Ikhsan menjadi pemarah dan menutup dirinya. Orangtuanya mengirimkan Ikhsan ke sekolah berasrama yang lebih keras dan disiplin tanpa kompromi. Di tempat baru, Ikhsan tambah tertekan. Beruntung salah satu guru baru bernama Harun menyadari masalah sesungguhnya yaitu Ikhsan mengalami dyslexia sehingga kesulitan membaca dan mengingat alfabet. Harun pun berusaha membantu Ikhsan mengatasi masalahnya. Akankah Ikhsan bisa mengembalikan kepercayaan dirinya pada akhirnya?
Gambar:
Tidak terlalu mengesankan, standar FTV pada umumnya.
Act:
M. Faruq sebagai Ikhsan memperlihatkan pengembangan karakter yang baik walau tidak konsisten sepanjang film.
Ibnu Jamil tampil paling maksimal disini. Walau terkesan terlalu keren untuk ukuran guru muda, intonasi dan gaya tubuh serta penjabarannya cukup berhasil mengundang simpati.
Jesse Lantang dan Wulan Guritno sebagai ayah dan ibu Ikhsan yang tidak terlalu menjadi fokus cerita.
Jangan lupakan penampilan pendukung Rendy Bragi dan cameo Adam Jordan.
Sutradara:
Namanya masih terdengar asing tapi usaha Rico Michael mengetengahkan drama keluarga ini bolehlah diapresiasi.
Komentar:
Walaupun masih standar film lepas, Ikhsan : Mama, I Love You cukup berhasil menekankan nilai-nilai keluarga terutama dari hubungan orangtua dan anak serta guru dan murid. Beberapa adegan cukup menyentuh, terima kasih pada ilustasi musik singel Dewi dari Alexa. Secara keseluruhan harus diakui belum ada yang baru dari keseluruhan konflik yang ditampilkan berikut penyelesaiannya, meski begitu film ini lumayan menarik untuk disimak.
Durasi:
80 menit
Overall:
7 out of 10
Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
XL #PerempuanHebat for Kartini Day
THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day
Jumat, 20 Juni 2008
Kamis, 12 Juni 2008
21 : Siswa Jenius "Berjudi" Di Las Vegas
Quotes:
Jill Taylor-[in Foxx Strip Club] So do you want a private dance?
Ben Campbell-How much?
Jill Taylor-20 a song, 30 song minimum.
Ben Campbell-I don't know. Sounds expensive.
[they kiss]
Cerita:
Diinspirasi dari kejadian sesungguhnya mengenai siswa-siswi MIT yang jago dalam permainan kartu dan memenangkan jutaan dollar di kasino Vegas. Demi membayar uang sekolahnya, Ben Campbell bersedia direkrut sebagai siswa paling berbakat di MIT untuk menaklukkan Vegas. Dengan bantuan Profesor Statistik Micky Rossa yang sangat pintar dan identitas palsu, kepintaran dan keahlian menghitung kartu yang sangat susah, Ben dan teman-temannya berhasil memasuki kasino. Sekarang tantangannya adalah bermain sesuai rencana dan berada satu langkah di depan sebelum semuanya di luar kontrol.
Gambar:
Dunia judi Vegas dan dunia mahasiswa MIT di Boston bercampur baur dengan sempurna memanjakan mata.
Act:
Belum lama ini mendukung The Other Boleyn Girl, aktor Inggris bernama Jim Sturgess sukses mencuri perhatian lewat perannya sebagai Ben Campbell, mahasiswa MIT yang cerdas dan bercita-cita masuk Kedokteran Harvard walau sempat dibutakan oleh keserakahan.
Saya paling ingat perannya dalam Pay It Forward (2000), Kevin Spacey merupakan aktor kaliber Oscar. Dalam film ini sebagai Profesor Micky Rossa yang berhasil menggerakkan murid-muridnya untuk mengikuti kemauannya.
Aktris muda Amerika, Kate Bosworth memulai debutnya dalam The Horse Whisperer (1998) dan kali ini memerankan Jill Taylor, love interestnya Ben Campbell.
Sebelum ini turut andil dalam The Death and Life of Bobby Z, aktor Afro Amerika kawakan bernama Laurence Fishburne ini kebagian peran antagonis pengawas kasino, Cole Williams.
Didukung pula oleh dua bintang muda keturunan Asia, Liza Lapira sebagai Kianna dan Aaron Yo sebagai Choi.
Sutradara:
Selama ini banyak menyutradarai film ringan menghibur termasuk Legally Blonde (2001) yang melejitkan nama Robert Luketic. Transisinya dalam 21 patut diacungi jempol karena berhasil menyajikan kisah yang menarik untuk diikuti.
Komentar:
Plot yang menarik dengan alur cerita yang cepat sekaligus santai, mungkin akan lebih baik jika sedikit dipercepat. Sturgess tampil brilian disini sebagai "pemimpin" siswa-siswi penjudi, aksen Inggris yang dihilangkan ditambah dengan perubahan sisi emosionalnya yang sangat baik menjelang akhir film merupakan nilai plus. Jangan lupakan juga akting Spacey dan Fishburne yang selalu memikat. Perpindahan setting dari Boston ke Vegas begitupun sebaliknya begitu mulus sehingga menegaskan dua dunia yang berbeda bagi karakter utamanya. Dengan tetap setia pada bukunya, 21 merupakan pilihan bijak untuk mengisi waktu luang anda. Film yang baik walaupun tidak luar biasa.
Durasi:
120 menit
U.S. Box Office:
$81,159,365 till May 2008
Overall:
7.5 out of 10
Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Jill Taylor-[in Foxx Strip Club] So do you want a private dance?
Ben Campbell-How much?
Jill Taylor-20 a song, 30 song minimum.
Ben Campbell-I don't know. Sounds expensive.
[they kiss]
Cerita:
Diinspirasi dari kejadian sesungguhnya mengenai siswa-siswi MIT yang jago dalam permainan kartu dan memenangkan jutaan dollar di kasino Vegas. Demi membayar uang sekolahnya, Ben Campbell bersedia direkrut sebagai siswa paling berbakat di MIT untuk menaklukkan Vegas. Dengan bantuan Profesor Statistik Micky Rossa yang sangat pintar dan identitas palsu, kepintaran dan keahlian menghitung kartu yang sangat susah, Ben dan teman-temannya berhasil memasuki kasino. Sekarang tantangannya adalah bermain sesuai rencana dan berada satu langkah di depan sebelum semuanya di luar kontrol.
Gambar:
Dunia judi Vegas dan dunia mahasiswa MIT di Boston bercampur baur dengan sempurna memanjakan mata.
Act:
Belum lama ini mendukung The Other Boleyn Girl, aktor Inggris bernama Jim Sturgess sukses mencuri perhatian lewat perannya sebagai Ben Campbell, mahasiswa MIT yang cerdas dan bercita-cita masuk Kedokteran Harvard walau sempat dibutakan oleh keserakahan.
Saya paling ingat perannya dalam Pay It Forward (2000), Kevin Spacey merupakan aktor kaliber Oscar. Dalam film ini sebagai Profesor Micky Rossa yang berhasil menggerakkan murid-muridnya untuk mengikuti kemauannya.
Aktris muda Amerika, Kate Bosworth memulai debutnya dalam The Horse Whisperer (1998) dan kali ini memerankan Jill Taylor, love interestnya Ben Campbell.
Sebelum ini turut andil dalam The Death and Life of Bobby Z, aktor Afro Amerika kawakan bernama Laurence Fishburne ini kebagian peran antagonis pengawas kasino, Cole Williams.
Didukung pula oleh dua bintang muda keturunan Asia, Liza Lapira sebagai Kianna dan Aaron Yo sebagai Choi.
Sutradara:
Selama ini banyak menyutradarai film ringan menghibur termasuk Legally Blonde (2001) yang melejitkan nama Robert Luketic. Transisinya dalam 21 patut diacungi jempol karena berhasil menyajikan kisah yang menarik untuk diikuti.
Komentar:
Plot yang menarik dengan alur cerita yang cepat sekaligus santai, mungkin akan lebih baik jika sedikit dipercepat. Sturgess tampil brilian disini sebagai "pemimpin" siswa-siswi penjudi, aksen Inggris yang dihilangkan ditambah dengan perubahan sisi emosionalnya yang sangat baik menjelang akhir film merupakan nilai plus. Jangan lupakan juga akting Spacey dan Fishburne yang selalu memikat. Perpindahan setting dari Boston ke Vegas begitupun sebaliknya begitu mulus sehingga menegaskan dua dunia yang berbeda bagi karakter utamanya. Dengan tetap setia pada bukunya, 21 merupakan pilihan bijak untuk mengisi waktu luang anda. Film yang baik walaupun tidak luar biasa.
Durasi:
120 menit
U.S. Box Office:
$81,159,365 till May 2008
Overall:
7.5 out of 10
Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Jumat, 06 Juni 2008
MUOI : Lukisan Keramat Dendam Kematian
Tagline:
Death Is Only Beginning Of The Curse
Storyline:
Novelis Yoon Hee sedang dikejar deadline oleh bosnya untuk mendaftarkan tulisan baru. Iapun menghubungi sahabat lamanya Seo Yeon yang sudah tinggal di Vietnam untuk membantunya menyiapkan akomodasi selama perjalanannya. Seo Yeon mengajak Yoon Hee untuk menelusuri legenda lukisan Muoi mengenai arwah seorang gadis yang mati penasaran dan kerap menghantui masyarakat setempat dengan kutukan mautnya. Awalnya Yoon Hee tidak terlalu percaya tetapi lama-lama tertarik. Rahasia masa lalu pun tersingkap yang mungkin terhubung dengan cerita hidupnya sendiri bersama Seo Yeon.
Nice-to-know:
Meskipun produksi Korea tetapi nyaris keseluruhan syuting dilakukan di lokasi-lokasi bersejarah Vietnam seperti Da Lat, Hoi An, My Son.
Cast:
Jo An sebagai Yoon Hee
Cha Ye Ryeon sebagai Seo Yeon
Anh-Thu sebagai Muoi
Anh Hong
Hong So Hee
Director:
Film kedua bagi Kim Tae Kyeong setelah Ryeong (2004) yang juga bergenre horor.
Comment:
Kolaborasi antara Korea dengan Vietnam di dunia film sangatlah jarang dilakukan kalau tidak mau dibilang hampir tidak terpikirkan. Nyatanya terjadi juga disini dimana penulis dan aktor-aktrisnya diwakili oleh kedua negara tersebut. Ide yang tidak buruk karena perfilman Korea sudah jauh lebih maju dibandingkan Vietnam yang baru memulainya beberapa tahun terakhir.
Pengaruh sutradara Kim masih teramat besar. Terlihat dari gaya bertutur dan penggarapannya yang sangat Korea meskipun setting Vietnam memberikan sisi unik tersendiri yang belum pernah diekspos sebelumnya. Lihatlah tempat-tempat seperti Da Lat, Hoi An, My Son mampu menjadi panggung yang tidak kalah menarik.
Karakterisasi para tokohnya cenderung datar dan kurang emosi. Persahabatan sekaligus perseteruan kasat mata Jo An dan Cha Ye Ryeon seharusnya bisa dihadirkan dengan lebih matang lagi. Sedangkan para pendukung dari Vietnam juga terkesan numpang lewat saja terlebih di berbagai adegan flashback yang juga memuat percakapan dialek asli sana.
Muoi yang beredar di jaringan bioskop Blitzmegaplex Indonesia dengan judul The Devil’s Curse ini pada akhirnya terlalu setia dengan pakem horor Asia yang mengandalkan hantu wanita berambut panjang yang melakukan pembalasan. Absurdnya mimpi dan kenyataan juga kembali muncul disini. Twistnya cenderung sederhana dan proses menuju ke sana dapat dikatakan membosankan. Tidak mengesankan!
Durasi:
90 menit
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Death Is Only Beginning Of The Curse
Storyline:
Novelis Yoon Hee sedang dikejar deadline oleh bosnya untuk mendaftarkan tulisan baru. Iapun menghubungi sahabat lamanya Seo Yeon yang sudah tinggal di Vietnam untuk membantunya menyiapkan akomodasi selama perjalanannya. Seo Yeon mengajak Yoon Hee untuk menelusuri legenda lukisan Muoi mengenai arwah seorang gadis yang mati penasaran dan kerap menghantui masyarakat setempat dengan kutukan mautnya. Awalnya Yoon Hee tidak terlalu percaya tetapi lama-lama tertarik. Rahasia masa lalu pun tersingkap yang mungkin terhubung dengan cerita hidupnya sendiri bersama Seo Yeon.
Nice-to-know:
Meskipun produksi Korea tetapi nyaris keseluruhan syuting dilakukan di lokasi-lokasi bersejarah Vietnam seperti Da Lat, Hoi An, My Son.
Cast:
Jo An sebagai Yoon Hee
Cha Ye Ryeon sebagai Seo Yeon
Anh-Thu sebagai Muoi
Anh Hong
Hong So Hee
Director:
Film kedua bagi Kim Tae Kyeong setelah Ryeong (2004) yang juga bergenre horor.
Comment:
Kolaborasi antara Korea dengan Vietnam di dunia film sangatlah jarang dilakukan kalau tidak mau dibilang hampir tidak terpikirkan. Nyatanya terjadi juga disini dimana penulis dan aktor-aktrisnya diwakili oleh kedua negara tersebut. Ide yang tidak buruk karena perfilman Korea sudah jauh lebih maju dibandingkan Vietnam yang baru memulainya beberapa tahun terakhir.
Pengaruh sutradara Kim masih teramat besar. Terlihat dari gaya bertutur dan penggarapannya yang sangat Korea meskipun setting Vietnam memberikan sisi unik tersendiri yang belum pernah diekspos sebelumnya. Lihatlah tempat-tempat seperti Da Lat, Hoi An, My Son mampu menjadi panggung yang tidak kalah menarik.
Karakterisasi para tokohnya cenderung datar dan kurang emosi. Persahabatan sekaligus perseteruan kasat mata Jo An dan Cha Ye Ryeon seharusnya bisa dihadirkan dengan lebih matang lagi. Sedangkan para pendukung dari Vietnam juga terkesan numpang lewat saja terlebih di berbagai adegan flashback yang juga memuat percakapan dialek asli sana.
Muoi yang beredar di jaringan bioskop Blitzmegaplex Indonesia dengan judul The Devil’s Curse ini pada akhirnya terlalu setia dengan pakem horor Asia yang mengandalkan hantu wanita berambut panjang yang melakukan pembalasan. Absurdnya mimpi dan kenyataan juga kembali muncul disini. Twistnya cenderung sederhana dan proses menuju ke sana dapat dikatakan membosankan. Tidak mengesankan!
Durasi:
90 menit
Overall:
6.5 out of 10
Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
Langganan:
Postingan (Atom)