XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Tampilkan postingan dengan label vanessa paradis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label vanessa paradis. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 Juni 2012

A MONSTER IN PARIS : Charming Monster Singing Parisian

Quotes:
“La Seine”
All the tears that you see
Running down my face
They reflect my story
Peaceful and free of rage
I am a monster, I, Francoeur
I no longer fear the storm
I sing of life and it’s pleasures
Until my last hours
O rage, without despair
I look at Paris
And I bet you one day
You will also sing
Of what we call love
It’s the end of this poem
Ephemeral and sensitive wherever I go
You know, Paname
I leave
Love… In the soul

Nice-to-know:
Film berjudul asli Un monstre à Paris ini berbujet US$ 25 juta.

Voice:
Vanessa Paradis sebagai Lucille
Mathieu Chedid sebagai Francoeur / M
Gad Elmaleh sebagai Raoul
Sébastien Desjours sebagai Emile
François Cluzet sebagai Le préfet Maynott
Ludivine Sagnier sebagai Maud

Director:
Merupakan film ketiga bagi Bibo Bergeron setelah Shark Tale (2004).

W For Words:
Ada baiknya sesekali anda memalingkan wajah dari animasi Hollywood yang belakangan semakin dibanjiri oleh binatang sebagai tokoh utamanya. Produksi kolaborasi Bibo Films, Europa Corp., Walking The Dog, uFilm dan France 3 Cinéma ini mungkin mengangkat kutu bernama Francoeur alias Mr. M sebagai sosok monster tetapi berhasil dimanusiakan sedemikian rupa oleh duet penulis skrip Bibo Bergeron dan Stéphane Kazandjian ini ke dalam kisah yang menyentuh dan sarat dengan pesan kemanusiaan tanpa harus menggurui penonton.
Paris, 1910. Dalam kondisi banjir, petugas proyektor film Emile dan penemu Raoul tanpa sengaja menciptakan sebuah monster di lab yang ditinggal pemiliknya ke New York. Walikota Le préfet Maynott yang tengah mencalonkan diri kembali melakukan pengejaran besar-besaran demi nama baiknya. Padahal monster bertinggi badan 7 kaki tersebut tidaklah berbahaya, Francoeur terbukti sangat menyukai musik dan sukses mengiringi penyanyi Lucille dalam menghibur penonton dalam berbagai kesempatan.
Paruh pertama memang terasa lambat. Pengenalan terhadap karakter-karakternya kurang didukung dengan humor yang baik untuk membuat penonton tetap excited. Beruntung setelahnya sutradara Bergeron mampu meningkatkan tempo tanpa harus terburu-buru tanpa melalui aksi kejar-kejaran seru yang didukung oleh grafis lanskap setiap sudut kota Paris yang indah. Konsep animasinya sendiri terkesan gabungan tradisional dan modern layaknya produksi Walt Disney dan Dreamworks, menciptakan atmostir yang menyenangkan sebagai latar belakang narasinya.

Tokoh Lucille adalah penyanyi bersuara merdu yang dihidupkan secara mengagumkan oleh aktris berbakat Paradis. Sedangkan Francoeur merupakan tokoh monster menggemaskan dengan hati emas dan talentanya dalam bermusik. Keduanya berkali-kali menciptakan chemistry yang indah, terutama saat menyanyikan lagu cabaret “La Seine”. You will fall for ‘em! Dua sahabat Raoul dan Emile juga fun to watch dengan keluguan dan spontanitasnya. Walikota ambisius Maynott jelas tokoh yang akan anda benci dengan agresifitasnya memburu Mr. M kemanapun pergi. Salah satu adegan mungkin mengingatkan anda akan KingKong (2005), silakan tebak yang mana.

A Monster In Paris memang animasi yang ditujukan bagi anak-anak tetapi enjoyable bagi orang dewasa. Setiap adegannya terbilang memiliki arti yang krusial terhadap bangunan cerita itu sendiri dengan kandungan pesan moral bahwa justifikasi terhadap seseorang harus dilakukan dari hati, bukan dari penampilannya. Totally different approach for monster presentation. Simply a charming French animated flick with great balances between art, visual and music department itself. At first I was kinda underestimated but later afterwards left the theatre with warm feeling, buoyed with those original scoring and musical performances!

Durasi:
85 menit

Europe Box Office:
1,639,161 in French till Dec 2011

Overall:
7.5 out of 10

Movie-meter:
 

Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Selasa, 12 April 2011

HEARTBREAKER : Menggagalkan Pernikahan Singkatnya Waktu

Tagline:
When it comes to break-ups... he's the business


Storyline:
Alex Lippi telah memperdaya banyak wanita lokal maupun internasional. Namun hal itu lebih karena tugasnya sebagai subyek pemutus hubungan bagi pasangan yang dituju. Adalah kakaknya Melanie dan suaminya Marc yang mendukung kinerjanya selama ini. Hingga konglomerat Van Der Berq mendatangi Alex dengan tujuan mengganggu pernikahan putrinya Juliette dan Jonathan yang akan diselenggarakan dalam waktu singkat. Alex harus bekerja keras untuk mendekatkan diri dengan Juliette. Apakah kali ini ia berhasil atau sebaliknya terperdaya oleh gadis yang mungkin menarik hatinya itu?

Nice-to-know:

Penulis Laurent Zeitoun mendapat ide film ini saat sepupunya jatuh cinta pada seorang pria yang menurutnya tidak memperlakukan wanita dengan baik. Zeitoun pun mengatakan pada pamannya bahwa mereka harus menyewa seorang aktor untuk memisahkan pasangan tersebut.


Cast:

Sebelum ini bermain dalam Persécution (2009), Romain Duris kebagian tokoh Alex Lippi
Terakhir berperan dalam La clef (2007), Vanessa Paradis menjiwai karakter Juliette Van Der Becq dengan sempurna
Julie Ferrier
sebagai Mélanie

François Damiens
sebagai Marc

Héléna Noguerra sebagai Sophie
Andrew Lincoln
sebagai Jonathan Alcott


Director:
Merupakan debut pertama bagi Pascal Chaumeil yang sebelumnya lebih banyak menangani film televisi.


Comment:

Berjudul asli L’arnacoeur, film ini mungkin mengingatkan anda pada sebuah produksi lokal beberapa tahun lalu yaitu Heartbreak.com dengan tema yang nyaris serupa tapi tidak sama. Paris sendiri sudah dikenal sebagai romance city dan digunakan sebagai latar belakang sebuah komedi romantik dengan sedikit bumbu action tentunya sudah berdaya jual tersendiri.
Premisnya memang menarik yaitu bagaimana memisahkan pasangan yang akan menikah dengan mengalihkan perhatian calon pengantin wanita untuk jatuh cinta kepada pria lain. Dua pertanyaan yang cukup mengganggu bagi saya adalah mengapa sang ayah merasa perlu menggagalkan pernikahan putrinya sendiri yang sudah mendapatkan pria tampan baik hati dan kaya raya sebagai pasangan hidupnya? Plus bagaimana Marc-Melanie dapat menggunakan peralatan berteknologi tinggi yang sedemikian canggih untuk melakukan sabotase?
Hm, jangan terlalu serius karena sutradara Chaumeil tidak akan memberi jawaban tetapi menyuguhkan rentetan scene yang akan membuat anda tetap terjaga di tempat duduk hingga credit title muncul. Kinerjanya tergolong lembut dimana sisi romantisme dan komedik tergarap secara seimbang mengiringi konsep “break-up” itu sendiri. Lengkap dengan sinematografi yang indah dengan lanskap segala penjuru kota Paris.
Kekuatan lain film ini adalah chemistry yang kuat antara Duris dan Paradis yang sama-sama mengundang simpatik. Duris sebagai Alex yang sigap, perhatian, karismatik walau terkadang ceroboh diimbangi oleh Paradis sebagai Juliette yang cantik, elegan meski sulit menetapkan hatinya sendiri. Keduanya didukung juga oleh Ferrier, Damiens, Noguerra, Lincoln yang masing-masing tampil memikat dengan peran masing-masing.

Heartbreaker jelas salah satu komedi romantik Perancis yang menjadi salah satu favorit saya setelah Hors de Prix (2006). Juga bukan sebuah film yang anda harapkan untuk memberikan kejutan pada akhirnya karena anda sendiri mungkin sudah bisa menebak kemana arah endingnya. Namun proses menuju tujuan tersebut sangat menarik untuk disimak terlebih perasaan jenaka dan hangat karena cinta yang ditimbulkannya. Sajioan yang dapat dinikmati oleh pria dan wanita sekaligus secara seimbang.

Durasi:

105 menit


U.S. Box Office:

$504,030 till Dec 2010

Overall:
7.5 out of 10

Movie-meter: