XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Tampilkan postingan dengan label billy bob thornton. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label billy bob thornton. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 15 Januari 2011

FASTER : Misi Balas Dendam “Hantu”

Tagline:
Slow Justice is No Justice.

Storyline:
Seorang narapidana yang dijuluki Driver dibebaskan dari penjara dan segera mencari orang-orang yang terlibat dalam pembunuhan adiknya saat dikhianati dalam misi pencurian beberapa tahun lalu. Driver sendiri sebetulnya sudah ditembak mati tapi karena kelainan tulang tengkorak kepala mampu hidup kembali. Satu persatu kawanan pengkhianat dihabisi secara cepat dan brutal. Driver tidak mengetahui ada seorang polisi dan seorang pembunuh bayaran berkelas yang mengintainya dari jauh untuk menggagalkan balas dendamnya.

Nice-to-know:
Salma Hayek sempat menjalani proses casting tapi keluar seminggu sebelum syuting dimulai.

Cast:
Selain serial televisi Family Guy dan Transformers Prime, Dwayne Johnson juga membintangi 5 film lainnya di tahun 2010 termasuk sebagai Driver disini.
Pria berusia 55 tahun bernama Billy Bob Thornton ini terakhir terlibat dalam The Smell of Success (2009) dan kali ini bermain sebagai Cop
Carla Gugino sebagai Cicero
Oliver Jackson-Cohen sebagai Killer
Tom Berenger sebagai Warden

Director:
George Tillman Jr. terakhir menggarap film biografi berjudul Notorious (2009).

Comment:
Meskipun posturnya meyakinkan tetapi kualitas akting Dwayne Johnson berbanding terbalik. Jangan salah persepsi, saya tidak katakan buruk tetapi seringkali ia mendapat peran-peran yang tidak pas. Jika menyebutkan satu persatu rasanya akan menghabiskan waktu. Peran yang paling tepat untuknya hanyalah peran-peran yang menonjolkan aksi dan minim dialog. Dan itulah yang terjadi disini saat seorang The Rock back to basic secara cool.
Ia tidak sendirian karena lawan yang berseberangan dengannya yakni aktor anyar Jackson-Cohen memainkan karakter yang unik dengan sifat egosentris yang dominan dan rasa optimistis yang terkadang berlebihan. Kedua pribadi tersebut masih disokong pula oleh “always good” actor, BBT sebagai polisi yang menghabiskan hari-hari terakhir tugasnya sebelum pension dan Gugino sebagai penyelidik yang wajib mencaritahu targetnya dan motifnya demi meminimalisir jatuhnya korban.
Sutradara Tillman Jr. merupakan satu dari sedikit sutradara Afro-Amerika yang cukup berbakat dewasa ini. Dan ia memberikan energi yang penuh ke dalam film aksi bergaya unik yang sebetulnya tidak menawarkan hal yang baru selain mix and match subplots. Beruntung tidak banyak penggunaan spesial efek sehingga scene per scene terlihat wajar didukung oleh sinematografi dan editing yang lumayan mumpuni.
Bagi anda para pecinta genre serupa, Faster bisa jadi cukup memuaskan untuk ditonton. Namun saya ingatkan, aksinya tidak sebanyak yang anda harapkan dan lagi sang “pahlawan” kita tidak terlalu menemukan lawan-lawan yang sebanding disini termasuk pada klimaksnya yang seharusnya “lebih” nendang. Dan rasanya dari awal anda akan mampu menebak siapa dalang yang sesungguhnya. Benar begitu?

Durasi:
100 menit

U.S. Box Office:
$22,941,231 till mid Jan 2011.

Movie-meter:

Minggu, 26 September 2010

SCHOOL FOR SCOUNDRELS : Saat Pecundang Bertekad Perbaiki Jati Diri

Tagline:
Too nice? Too honest? Too “you”? Help is on the way.

Storyline:
Roger tumbuh dewasa sebagai seorang pecundang. Bekerja sambilan sebagai petugas tertib parkir keliling malah membuatnya terlibat masalah. Mendekati Amanda, tetangga cantiknya di apartemen juga tidak lancar. Atas saran Ian, Roger mengikuti kursus Dr. P dan asistennya, Lesher untuk mengubah nasibnya menjadi seorang pemenang. Ia tidak sendiri karena berjumpa dengan Eli, Ernie, Little Pete dan lain-lain. Satu demi satu instruksi dikerjakan Roger dan perlahan kepercayaan dirinya tumbuh. Namun proses itu diganggu saat ia mengetahui Dr. P juga mendekati Amanda. Siapa yang akan menang pada akhirnya?

Nice-to-know:
Merupakan remake berjudul sama di tahun 1960 karya Robert Hamer yang dibintangi oleh Ian Carmichael, Terry Thomas dan Alastair Sim.

Cast:
Jon Heder mulai dikenal semenjak membintangi Napoleon Dynamite (2004). Kali ini ia berperan sebagai pecundang Roger yang sebetulnya cerdas dan tangguh, hanya saja tidak percaya diri.
Aktor senior ini telah masuk dalam jajaran Hollywood Walk of Fame di tahun 2004, Billy Bob Thornton disini bermain sebagai mentor Dr. P yang sangat culas dan banyak akal.
Jacinda Barrett sebagai Amanda
Michael Clarke Duncan sebagai Lesher
Sarah Silverman sebagai Becky
David Cross sebagai Ian

Director:
Todd Phillips memulai karir sutradara lewat Road Trip (2000) yang sangat menghebohkan kalangan remaja satu dekade lalu.

Comment:
Entah harus menyalahkan siapa jika ternyata film ini baru tayang di Indonesia 4 tahun setelah dirilis di Amerika sana. Ya 4 tahun, saudara-saudara sebangsa dan setanah air! Bahkan trailernya sendiri sudah wara-wiri sejak tahun 2009 di bioskop-bioskop ibukota. Mungkin peribahasa last but not least berlaku disini. Toh menurut saya film ini juga berkualitas lumayan.
Sepintas memang hanya terlihat sebagai komedi remaja biasa yang penuh humor slapstick dan menjurus seks. Hm, nanti dulu jika anda berpikir seperti itu. Plot yang biasa dan klise yakni from zero to hero ternyata disajikan dengan cukup menyenangkan. Semua itu tak lepas dari gemilangnya penampilan Heder dan Thornton. Lihat bagaimana transformasi Heder yang berwajah culun dan berpenampilan sangat biasa. Sebaliknya Thornton terlihat cool dan kharismatik disini. Keduanya bagaikan kutub magnit Utara dan Selatan yang bertolak belakang tetapi berbagi chemistry dengan pas satu sama lainnya. Barrett juga cantik dan manis sebagai love interest kedua leading actor itu. Belum lagi dukungan dari Clarke Duncan, Silverman, Cross dkk yang walaupun tidak dominan tetapi cukup berarti.
Kita patut angkat topi pada kiprah sutradara Phillips yang juga bertindak sebagai penulis scenario. Scene per scene dihadirkannya dengan komedik tapi tidak berkesan norak. Beberapa twist maju mundur menjelang ending juga cukup berhasil dalam memainkan emosi penonton yang sejak awal diyakini berempati pada karakter Roger.
Pada akhirnya School For Scoundrels tak hanya menghibur sebagai tontonan ringan tetapi memiliki pesan moral yang tinggi. Bagaimana seharusnya seseorang tetap optimis dan fokus dalam mencapai tujuannya tanpa berusaha menjatuhkan orang lain. Hidup kita memang milik kita sendiri dan semuanya akan berbuah tergantung perbuatan kita masing-masing.

Durasi:
105 menit

U.S. Box Office:
$17,803,796 till end of 2006

Overall:
7.5 out of 10

Movie-meter:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent