Tagline:
World's first gorilla pinch hitter and his 15-year old trainer begin on their miraculous run in the Korean Baseball League.
World's first gorilla pinch hitter and his 15-year old trainer begin on their miraculous run in the Korean Baseball League.
Nice-to-know:
Menghasilkan sekitar 17 juta dollar dalam 15 hari penayangannya di China saja.
Cast:
Xu Jiao sebagai Weiwei
Sung Dong-Il sebagai Sun Choong Soo
Kim Kang-Woo sebagai GM Doosan
Kim Hee-won sebagai Lin Xiaogang
Joe Odagiri sebagai Pemilik Chunichi Dragons
Cha Jong-Ho
Kim Jung-Eun
Xu Jiao sebagai Weiwei
Sung Dong-Il sebagai Sun Choong Soo
Kim Kang-Woo sebagai GM Doosan
Kim Hee-won sebagai Lin Xiaogang
Joe Odagiri sebagai Pemilik Chunichi Dragons
Cha Jong-Ho
Kim Jung-Eun
Director:
Merupakan film keempat bagi Kim Yong-Hwa yang angkat nama lewat 200 Pounds Beauty (2006).
W For Words:
Tersebutlah sebuah komik Korea yang dicintai publik tentang seekor gorilla yang ahli bermain baseball yang kemudian diproduksi oleh Dexter Studios menjadi sebuah film adaptasi. Distribusinya diyakini akan meluas ke seluruh daratan Asia terlebih segmentasi yang dituju adalah keluarga. Kita semua tahu bahwa sineas Korea sudah mulai diperhitungkan oleh kalangan internasional. Bukan hanya itu, keterlibatan aktris muda Xu Jiao yang pernah angkat nama lewat CJ7 (2008) bersama maestro komedi Hongkong, Stephen Chow menjadi daya tarik tersendiri selain tokoh Ling Ling tentunya.
Merupakan film keempat bagi Kim Yong-Hwa yang angkat nama lewat 200 Pounds Beauty (2006).
W For Words:
Tersebutlah sebuah komik Korea yang dicintai publik tentang seekor gorilla yang ahli bermain baseball yang kemudian diproduksi oleh Dexter Studios menjadi sebuah film adaptasi. Distribusinya diyakini akan meluas ke seluruh daratan Asia terlebih segmentasi yang dituju adalah keluarga. Kita semua tahu bahwa sineas Korea sudah mulai diperhitungkan oleh kalangan internasional. Bukan hanya itu, keterlibatan aktris muda Xu Jiao yang pernah angkat nama lewat CJ7 (2008) bersama maestro komedi Hongkong, Stephen Chow menjadi daya tarik tersendiri selain tokoh Ling Ling tentunya.
Gadis belia berusia 15 tahun, Weiwei mewarisi sirkus dari kakeknya termasuk gorilla. Ling Ling yang selalu setia menemaninya sejak kecil. Utang besar yang ditangguk membuat Weiwei menyetujui kontrak promotor baseball Korea Selatan, Sun Choong Soo untuk menyertakan Ling Ling membela Doosan Bears dalam kompetisi antar klub profesional. Kemenangan demi kemenangan yang diraih membuat Weiwei dan Ling Ling terkenal di seantero negeri. Namun klub lawan, NC tidak tinggal diam dan membawa Rating, gorilla agresif dari sirkus yang dikenal jago melempar bola.
Kim Yong Hwa yang bertanggungjawab dalam penulisan dan eksekusi menggunakan pendekatan dokumenter untuk membuka film. Cenderung efektif untuk merangkum sekian rentang waktu untuk mempersingkat durasi. Namun kelemahannya nyaris tidak ada pengenalan latar belakang yang cukup terhadap karakter Weiwei dan Ling Ling. Hal ini kemudian ditebusnya dengan beberapa penggalan flashback seiring film bergulir. Masuknya berbagai macam karakter kemudian memang mengalihkan perhatian dari lemahnya storytelling yang diusung oleh Kim.
Daya tarik utama film ini jelas ada pada spesial efek yang memungkinkan Ling Ling terlihat begitu ‘nyata’ di layar dengan segala bahasa tubuhnya. Interaksinya bersama Sung Dong Il terasa lebih memiliki ikatan dibandingkan dengan Xu Jiao. Sesuatu yang disebabkan karakter Sun yang lebih ‘quirky’ dengan daripada Weiwei yang hanya bisa ber’ooh ooh’ selain pergolakan batin seorang bounty hunter egois menjadi penanggungjawab dewasa. Meski demikian, Xu berhasil mengajak anda untuk bersimpati pada keluguan dan tekad kuatnya yang hidup sebatang kara tapi sudah jadi tumpuan di usia belasan tahun.
Setting tempat tinggal mewah Sun yang memadukan nuansa Jepang dan Korea sekaligus dengan pohon dan tumbuhan yang bernilai tinggi kerap menjadi pertunjukan yang memancing tawa penonton terlebih pada saat mabuk. Musik dari Lee Jae-hak yang turut menyuguhkan lagu populer lawas Ye Liang Tai Piaw Wo Te Sin dari Dire Straits dan Teresa Teng di pertengahan terdengar syahdu membangun mood di pertengahan film yang sebetulnya bisa diringkas dengan editing yang lebih ketat lagi. 3D nya lumayan memuaskan karena desingan bola yang terasa nyata melambung cepat ke arah mata kita.
Mr. Go sesuai titelnya menawarkan pengalaman seekor gorilla bermain baseball membela liga tempatnya bernaung dengan instruksi teriakan dan cambuk seorang remaja putri. Bagian itulah yang paling menghibur di sepanjang film baik yang mengerti olahraga ini atau tidak. Pertarungan puncak antara Ling Ling dan Rating menjadi icing on the cake terlepas dari kesengajaan final act dari filmmaker untuk mengangkat film produksi patungan Korea-Cina ini. Do mind all those cheesiness to get into this awesome human-creature adventure!
Durasi:
132 menit
132 menit
Overall:
7.5 out of 10
7.5 out of 10
Movie-meter:
1 komentar:
salam kenal sekalian tukar link, donk wismacinema.blogspot.com
Posting Komentar