Tagline:
The ‘Keng’ Evolution of An “Ah Boy” to A Man.
Nice-to-know:
Film yang didistribusikan oleh Golden Village Pictures dan Clover Films ini sudah rilis di Singapura pada tanggal 8 November 2012 yang lalu.
Cast:
Joshua Tan sebagai Ken Chow
Wang Wei Liang sebagai Lobang
Noah Yap sebagai I.P. Man
Maxi Lim sebagai Aloysius Jing Sia-lan
Richard Low sebagai Ayah
Irene Ang sebagai Ibu
Qiu Qiu sebagai Amy
The ‘Keng’ Evolution of An “Ah Boy” to A Man.
Nice-to-know:
Film yang didistribusikan oleh Golden Village Pictures dan Clover Films ini sudah rilis di Singapura pada tanggal 8 November 2012 yang lalu.
Cast:
Joshua Tan sebagai Ken Chow
Wang Wei Liang sebagai Lobang
Noah Yap sebagai I.P. Man
Maxi Lim sebagai Aloysius Jing Sia-lan
Richard Low sebagai Ayah
Irene Ang sebagai Ibu
Qiu Qiu sebagai Amy
Director:
Merupakan film ke-14 bagi Jack Neo yang pertama dikenal lewat I Not Stupid (2002).
Merupakan film ke-14 bagi Jack Neo yang pertama dikenal lewat I Not Stupid (2002).
W For Words:
Wajib militer merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh masyarakat, pemuda pada khususnya. Tujuannya tentu untuk mempersiapkan mereka dalam membela negara bilamana dibutuhkan. Film yang diprakarsai oleh Jack Neo ini secara cerdas mengangkat isu tersebut. Bujet produksi dua seri sebesar 3 juta dollar Singapore sebagian besar dihabiskan demi menciptakan opening yang meyakinkan. Lihat bagaimana serbuan teroris yang menghancurkan berbagai ikon negara tetangga tersebut seperti Merlion Park dan Esplanade hingga menelan banyak korban jiwa.
Wajib militer merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh masyarakat, pemuda pada khususnya. Tujuannya tentu untuk mempersiapkan mereka dalam membela negara bilamana dibutuhkan. Film yang diprakarsai oleh Jack Neo ini secara cerdas mengangkat isu tersebut. Bujet produksi dua seri sebesar 3 juta dollar Singapore sebagian besar dihabiskan demi menciptakan opening yang meyakinkan. Lihat bagaimana serbuan teroris yang menghancurkan berbagai ikon negara tetangga tersebut seperti Merlion Park dan Esplanade hingga menelan banyak korban jiwa.
Pemuda kaya nan manja, Ken Chow bertekad meneruskan studinya di Kanada bersama kekasihnya, Amy. Sayangnya panggilan Wajib Militer menghalanginya. Ibu dan neneknya yang selalu memanjakannya mengupayakan berbagai cara agar Ken lolos dari kewajiban. Namun tidak dengan ayahnya yang mendukung penuh program tersebut. Akhirnya Ken berangkat dan menjalani segala bentuk pelatihan. Di sana ia berkenalan dengan sahabat-sahabat barunya, I.P. Man, Lobang, Aloysius Jing dll sebelum menghadapi tantangan yang lebih besar lagi.
Skrip yang ditulis oleh Jack Neo dan Link Sng ini memang seakan memiliki mata pisau dua sisi. Satu, mendukung program Pemerintah dalam memupuk semangat nasionalisme sekaligus melatih ketahanan mental generasi penerus bangsa. Dua, menertawakan semua kegiatan Wajib Militer yang tak jarang lebih dilandasi kepentingan pribadi para personilnya tersebut. Apapun itu tergantung sudut pandang pribadi anda. Saya menyukai ide yang digelorakan walaupun ‘konflik utama’nya tentang cinta yang klise itu kerapkali membuat kening berkerut.
Jack Neo di kursi sutradara harus diakui terampil meramu bumbu-bumbu komedi dengan pas. Sosok ibu overprotektif yang ditampilkan berseberangan dengan ayah disipliner. Belum lagi teman-teman Ken dalam ragam dan sifat yang berbeda-beda. Tokoh-tokoh inilah yang menjadi nyawa film karena berpijak kuat pada permasalahan yang diangkat. Malangnya, paruh pertama yang begitu apik bertutur didegradasi sedemikian rupa di paruh kedua yang terkesan cheesy dan mengada-ada. Toh, Jack tetap berhasil merajut kembali apa yang mau disampaikannya sebagai penutup episode pertama ini.
Keseluruhan cast utamanya merupakan pendatang baru. Jack memoles akting mereka sedemikian rupa sampai terlihat meyakinkan. Joshua Tan terasa believable sebagai putra konglomerat yang terbiasa hidup bergelimang harta. Transformasi Ken Chow menjadi pria yang lebih dewasa dan bertanggungjawab cukup terbentuk. Penampilan Maxi Lim juga pantas dipuji. Aloysius di tangannya tergolong lugu tetapi ambisius. Richard Low dan Irene Ang sebagai ayah ibu Ken tipikal karikatural dengan perangai bawaan masing-masing. Mungkin hanya Qiu Qiu yang lumayan mengganggu di mata saya.
Ah Boys To Men merupakan karya kedua Jack Neo yang saya saksikan setelah I Not Stupid (2002). Jangan bandingkan konsep boot camp citarasa Asia ini dengan suguhan Hollywood yang sudah-sudah. Ciri khas nya belum hilang dimana aspek sosial ekonomi yang kali ini dikombinasikan dengan politik dalam format komedi ini tak hanya sukses mengajak penonton tertawa, melainkan merenung lewat cara yang paling sederhana sekalipun. Keegoisan tidak akan pernah menghasilkan apa-apa. Sebaliknya hak dan kewajiban patut dijaga keseimbangannya agar tercipta kehidupan yang sinergis.
Durasi:
108 menit
108 menit
Asian Box Office:
S$6,180,000 till Mar 2013 in Singapore
S$6,180,000 till Mar 2013 in Singapore
Overall:
7.5 out of 10
7.5 out of 10
Movie-meter:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar