Tagline:
Everything you've heard is true.
Storyline:
Oktober 1994, tiga pelajar sekolah film masing-masing Heather, Josh dan Mike menelusuri hutan Blair untuk mencari bukti-bukti legenda urban Penyihir Blair. Petunjuk didapat lewat serangkaian interview terhadap penduduk lokal yang mempercayai keberadaan Penyihir Blair tersebut. Awalnya tidak ada yang aneh selain tumpukan batu-batu yang ditata dengan tangan ataupun susunan ranting-ranting membentuk simetris. Namun saat tersesat di tengah hutan dan kehilangan arah, mereka mulai panik terlebih setelah terdengar suara-suara aneh. Benarkah Penyihir Blair masih hidup dan tidak segan-segan berbuat keji pada siapapun yang mengganggunya?
Nice-to-know:
Tercatat dalam Guiness Book of World Records sebagai film indie berbujet rendah 22 ribu dollar yang menghasilkan 240 juta dollar sehingga persentase rationya paling tinggi yang pernah dibuat.
Cast:
Heather Donahue sebagai Heather
Joshua Leonard sebagai Josh
Michael C. Williams sebagai Mike
Director:
Kolaborasi Daniel Myrick dan Eduardo Sánchez yang menulis sekaligus menyutradarai film pertamanya ini.
Comment:
Lebih dari satu dekade lalu saya mendengar tentang film ini tetapi tidak pernah berkesempatan untuk menyaksikannya hingga saat ini. Dan film ini merupakan salah satu pionir mockumentary yang sangat menjamur dalam lima tahun terakhir dan tentunya tidak adil jika saya membandingkannya dengan Paranormal Activity ataupun judul-judul lain bergenre serupa.
Duet Myrick dan Sánchez terbukti ampuh. Skrip yang ditulis mereka benar-benar believeable, terlepas dari elemen-elemen dasar yang digunakan tapi tidak jatuh menjadi klise. Penggarapannya tergolong memuaskan untuk kategori amatir dimana proses editing yang minimal menegaskan konsep otentik film ini termasuk konsep hitam putih yang kadang dihadirkan. Namun kelemahannya, kamera yang bergoyang-goyang bisa jadi akan memusingkan anda.
Donahue, Leonard dan C. Williams tampil kompak dengan penjiwaan yang natural. Mereka memang dituntut melakukan improvisasi sendiri dan hasil akhirnya cukup meyakinkan. Ketiganya berhasil memperlihatkan bahasa tubuh depresif yang kentara dibandingkan menjelaskan situasi yang dialami dengan kata-kata yang biasa dilakukan. Penonton tidak keberatan untuk mengikuti perjalanan nasib apa yang akan menimpa mereka dalam pencarian misterius itu.
Meski harus diakui slow moving, The Blair Witch Project merupakan salah satu mockumentary terbaik yang pernah dibuat. Tidak ada satupun unsur-unsur ketakutan yang dibuat-buat disini. Dengan perlengkapan yang minimalis semakin menegaskan bujet rendah yang dimilikinya tetapi semua itu cukup beralasan untuk mempertahankan konsep alami. Sekaligus memaksimalkan imajinasi penonton dalam merangkai visualisasi horor di benaknya masing-masing dibandingkan harus menggunakan spesial efek berlebihan.
Durasi:
80 menit
U.S. Box Office:
$140,530,114 till Nov 1999
Overall:
7 out of 10
Movie-meter:
XL #PerempuanHebat for Kartini Day
THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day
Jumat, 30 Juli 1999
Jumat, 15 Januari 1999
AT FIRST SIGHT : Ujian Cinta Dalam Kebutaan
Quotes:
Virgil-Who are we kidding? I’m blind. I can’t see. See I don’t belong here. I’m not meant to see.
Amy Benic-You’re darn right you’re blind. I’m standing right here for you and you don’t even look.
Seorang arsitek perfeksionis, Amy Benic mengambil liburan di sebuah kota kecil dimana ia bertemu pemijat buta, Virgil Adamson. Dalam waktu singkat, keduanya saling jatuh cinta. Amy melakukan penelitian tentang operasi kornea untuk penderita katarak dan mengungkapkan ide tersebut kepada Virgil. Setelah melalui perdebatan, Virgil akhirnya setuju dan operasi tersebut berhasil. Kesulitannya adalah Virgil harus mempelajari banyak sekali hal untuk melatih indera penglihatannya tersebut. Masalah demi masalah mendera keduanya. Namun problem terbesar harus dihadapi bahwa Virgil mungkin akan kehilangan matanya kembali. Bagaimana Amy menyikapi semua itu?
Gambar:
Sudut-sudut kota Manhattan, urban sampai sub-urban berhasil ditangkap dengan pas di berbagai nuansa musim.
Act:
Memulai karir dalam Top Secret! (1984), Val Kilmer merupakan salah satu aktor papan tengah Hollywood yang bertahan lama. Dalam film ini, Val bertransformasi menjadi Virgil, pemijat buta yang berhati tulus tapi mendadak menjadi sensitif saat mendapat penglihatan baru.
Mira Sorvino paling dikenal di Indonesia lewat film sains fiksi Mimic (1997) kali ini kebagian peran sebagai arsitek cantik yang perfeksionis dan selalu berpikir jauh ke depan, Amy Benic yang juga mengalami kegagalan pernikahan dengan pria yang akhirnya menjadi rekan kerjanya.
Aktris lawas yang berakting sejak tahun 1983, Kelly McGillis sebagai Jennie Adamson, kakak Virgil yang sangat protektif terhadap adiknya yang kurang secara fisik.
Mira Sorvino paling dikenal di Indonesia lewat film sains fiksi Mimic (1997) kali ini kebagian peran sebagai arsitek cantik yang perfeksionis dan selalu berpikir jauh ke depan, Amy Benic yang juga mengalami kegagalan pernikahan dengan pria yang akhirnya menjadi rekan kerjanya.
Aktris lawas yang berakting sejak tahun 1983, Kelly McGillis sebagai Jennie Adamson, kakak Virgil yang sangat protektif terhadap adiknya yang kurang secara fisik.
Sutradara:
Pria kelahiran New York 1931, Irwin Winkler mulai dikenal luas sejak drama thrillernya The Net (1995) mencetak hit sekaligus melejitkan nama Sandra Bullock. Kinerja Irwin dalam At First Sight boleh diacungi jempol karena menguasai unsur-unsur drama dengan sangat baik.
Komentar:
At First Sight seakan terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama mengisahkan pertemuan Indah Amy dengan Virgil yang masih buta, bagaimana cara mereka berinteraksi untuk mengenal satu sama lain. Bagian kedua menekankan perjuangan Amy dan Virgil paska operasi mata, bagaimana cara mereka mengatasi masalah yang ada. Untungnya kedua bagian tersebut saling bersinergi dengan indah sehingga menghasilkan drama romantis yang menyentuh yang konon diilhami dari kisah nyata. Penjiwaan yang baik dari cast inti nya juga memberikan kekuatan sendiri. Niscaya anda akan tertawa sekaligus terharu saat menyaksikan film yang tidak sempat dirilis di bioskop Indonesia ini.
Soundtrack:
”It Never Entered My Mind” by George Shearing
”A Kiss to Build a Dream On” by Louis Armstrong
”They Can’t Take That Away from Me” by Ella Fitzgerald and Louis Armstrong
”They Can’t Take That Away from Me” by Ella Fitzgerald and Louis Armstrong
”Let’s Keep it Going On” by She Moves
”Purpose to Be” by Nadirah Shakoor
”Y.M.C.A.” by The Village People
”Burn Rubber on Me (Why You Wanna Hurt Me)” by The Gap Band
”Easy Come Easy Go” by Diana Krall
”Mack The Knife” by Diana Krall
”Slapshot-The New York Rangers ‘Goal Theme’” by Bad Apple
”Love Is Where You Are” by Diana Krall
Durasi:
105 menit
U.S. Box Office:
$22,326,247 till March 1999
Overall:
8 out of 10
Penilaian:
Karya seni ga boleh dibawah 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent
No such perfect 9.5 or 10!
Langganan:
Postingan (Atom)