XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Tampilkan postingan dengan label john c. reilly. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label john c. reilly. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 November 2012

WRECK IT RALPH : Best Video Game Movie With Heart and Messages


Quotes:
Wreck-It Ralph: It's hard to love your job, when no one else seems to like you for doing it... 


Nice-to-know: 

Password yang digunakan King Candy untuk mengakses game Sugar Rush adalah UP, UP, DOWN, DOWN, LEFT, RIGHT, LEFT, RIGHT, B, A, START. Ini adalah kode cheat bagi Contra pada NES dan juga controller Nintendo yang bisa memberi hingga 30 nyawa (bukan 3 seperti biasa) pada pemainnya.

Voice: 

John C. Reilly sebagai Ralph
Sarah Silverman sebagai Vanellope
Jack McBrayer sebagai Felix
Jane Lynch sebagai Calhoun
Adam Carolla sebagai Wynnchel
Alan Tudyk sebagai King Candy


Director: 

Merupakan debut penyutradaraan Rich Moore yang selama ini berpengalaman menangani TV series.

W For Words: 
Berani bertaruh bahwa anda yang umurnya tidak berbeda jauh dengan saya pasti pernah memainkan classic arcade games seperti Rally-X Pac-Man, Defender dan sebagainya. Arena dingdong pada masa itu menggunakan koin untuk mengoperasikannya, jauh berbeda dengan anak-anak masa kini yang lebih memilih bermain di rumah menggunakan komputer, PS 3, Nintendo Wii, Xbox dan berbagai perangkat mutakhir lainnya. Walt Disney is very thoughtful! Animasi terbarunya ini mengombinasikan petualangan seru dalam balutan komedi menyentuh yang bisa dinikmati semua kalangan umur.

Alkisah Ralph si penghancur bosan bertindak sebagai antagonis dalam video game Fix-It Felix Jr. Ia merasa dikucilkan dari penghuni mansion hingga memilih pergi. Partisipasinya dalam Hero’s Duty membuahkan medali emas kepahlawanan sekaligus tanpa sengaja melepas musuh mematikan ke dunia Sugar Rush yang bisa mengancam kelangsungan populasi dunia game. Sergeant Calhoun memburu virus tersebut sebelum berkembang biak sementara Ralph berupaya membantu gadis cilik Vanellope von Schweetz untuk ikut balapan walaupun dilarang oleh King Candy.

Trio Rich Moore, Phil Johnston dan Jim Reardon
sebagai penulis skenario masih menjaga pakem film-film Disney yaitu pencarian identitas diri yang sesungguhnya lewat serangkaian perjalanan tak terduga. Hal tersebut tak sepenuhnya menjadikan plotnya predictable karena terbukti beberapa twist masih disimpan hingga menit-menit terakhir. Selain itu dunia penuh warna dan setting kreatif rekaan sutradara Rich mampu menghadirkan visualisasi yang mengagumkan, baik di dalam maupun di luar dunia game. 3D nya menarik tapi bukan harga mutlak untuk menikmati animasi ini.

Sedikit pengetahuan tentang dunia video game dibutuhkan untuk lebih “menjiwai” petualangan yang disajikan. Ya, dunia magis yang baru akan hidup setelah waktu “aktif” nya berlalu ini memang imajinatif, lengkap dengan interpretasi kode, bit, piksel, avatar, kabel yang membuat para gamer bernostalgia. Humornya yang sedikit keras mungkin lebih bekerja pada penonton dewasa tapi setidaknya anak-anak lebih menghargai motion tokoh-tokohnya yang teramat kartunis tersebut. Soundtrack ear-catchy dari Owl City, AKB48 dsb semakin menghidupkan suasana. 

Ohya, sebagai pembuka ada animasi pendek hitam putih berdurasi 7 menit bertitel Paperman. Kisahnya sederhana yaitu seorang pekerja pria yang secara kebetulan bertemu seorang wanita cantik di jalan. Tanpa sengaja wanita itu meninggalkan bekas lipstik di kertas kerja sang pria. Yang terjadi kemudian adalah usaha pria mencari jalan kembali ke wanita tersebut, tentunya dengan sedikit bantuan takdir. Tanpa suara dan kata-kata, romantisme manis ini murni mengandalkan bahasa gambar yang mungkin mengingatkan anda pada pasangan Carl dan Ellie dalam Up (2009). Love it!

Jika mau mencermati, ruang lingkup Wreck-It-Ralph sebenarnya tidak seluas yang dibayangkan. Penampilan berbagai cameo lah yang menjadikannya variatif, sebut saja zombie, pac-man, Q*bert dan deretan karakter familiar lainnya. Itulah sebabnya film tak pernah kehilangan fokus plot utamanya. Saya berharap kesuksesan yang diraih akan membuka pintu kesempatan bagi spin-off lainnya dalam frame yang lebih besar lagi. Sementara itu nikmatilah dahulu animasi dengan hati ini yang menitikberatkan pada aksi heroik serta konsep persahabatan yang bermakna dalam. Bagaimana merasa nyaman dengan diri sendiri meski kerap mendapat cap negatif. This is the best video game movie ever made!

Durasi: 
101 menit 

U.S. Box Office: 

$49,038,712 till Nov 2012 

Overall: 

8 out of 10

Movie-meter:

Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Minggu, 05 Agustus 2012

CARNAGE : Black Comedy About Parents From Hell

Quote:
Michael Longstreet: What happened to your sense of humor?
Penelope Longstreet: I don't have a sense of humor and I don't want one!

Nice-to-know:
Film ini disyut secara real time tanpa jeda dengan menggunakan satu lokasi plus taman.

Cast:
Jodie Foster sebagai Penelope Longstreet
Kate Winslet sebagai Nancy Cowan
Christoph Waltz sebagai Alan Cowan
John C. Reilly sebagai Michael Longstreet
Elvis Polanski sebagai Zachary Cowan




Director:
Salah satu insan legendaris dunia film, Roman Polanski kembali di bangku sutradara setelah The Ghost Writer (2010).

W For Words:
Film yang terpilih sebagai feature di malam pembuka The New York Film Festival pada bulan September 2011 yang lalu ini adalah hasil adaptasi pertunjukan teater “God of Carnage” tahun 2008 karya Yasmina Reza. Posisi Reza sebagai penulis skrip dipertahankan dan disempurnakan oleh sutradara kompeten Roman Polanski. Tak hanya itu daya tariknya karena anda juga akan disuguhi permainan akting kaliber Oscar dari kwartet Jodie Foster, Kate Winslet, John C. Reilly dan Christoph Waltz yang teramat mendominasi keseluruhan durasi komedi satir satu ini. That’s why I remind you not to miss this one!

Suatu sore di Brooklyn Bridge Park, bocah sebelas tahun Zachary Cowan memukul wajah teman sekelasnya Ethan Longstreet dengan tongkat yang berujung pada rontoknya dua gigi Ethan. Orangtua kedua belah pihak sepakat mengadakan pertemuan untuk membahasnya. Alan dan Nancy Cowan pun bertandang ke apartemen Michael dan Penelope Longstreet. Profesi dan latar belakang keluarga menengah ke atas yang berbeda-beda itu lantas berujung pada kisruh yang tak terhindarkan dimana sifat kekanak-kanakan mereka mulai muncul ke permukaan.

Bukan tanpa kesengajaan jika Polanski membuat kedua pasutri Amerika dan Inggris tersebut saling berhadapan meskipun Christoph aslinya berasal dari Austria. Pergeseran konflik mulai dari pembahasan anak, diri sendiri hingga rumah tangga masing-masing bergulir mulus untuk menjaga intensitas yang semakin memuncak. Foster menjadi favorit saya kali ini apalagi luapan kemarahan yang tergambar lewat tarikan urat-urat di wajahnya saat mempertahankan integritas diri. Sedangkan Waltz memberikan interpretasi menarik lewat ketenangan tokoh sinis yang justru terlihat kompromi. Bisa anda bayangkan bahwa panggilan sayang seperti “Darjeeling” atau “Doodles” ternyata dapat menjadi bahan olok-olok?

Penelope sang penulis kritis, Michael sang penjual alat-alat rumah tangga, Nancy sang broker, Alan sang pengacara corporate. Beragam profesi beraktifitas tinggi secara tidak langsung membentuk kepribadian masing-masing yang terhimpit norma hidup kota metropolitan. Pertukaran dialog sesama/antar gender terus menerus membuka babak baru yang rumit. Akar problem itu sendiri ternyata dibangun dan diselesaikan hanya melalui adegan bisu antara Zachary dan Ethan sekaligus menegaskan kompleksitas sudut pandang orang dewasa yang kerapkali berlebihan dalam memandang segala sesuatunya.

Jendela yang menghadap langsung ke jalan raya New York City secara tidak langsung menegaskan kondisi sosial ekonomi kedua pasangan yang tak jauh berbeda. Satu obyek hidup yakni hamster dan berbagai obyek mati juga dimaksimalkan untuk menjadi pemicu masalah seperti pie kombinasi apel dan pir, bunga tulip, coke, katalog, alat pengering, ponsel sampai whiskey yang memabukkan. Tak lupa interaksi Michael dengan ibunya atau Alan dengan bawahannya seputar konsumsi obat dihadirkan sebagai jeda tak resmi.

Jika sebelumnya Polanski pernah sukses memaksimalkan setting apartemen klastrofobik bernuansakan mencekam dalam Repulsion (1965), Rosemary’s Baby (1968) atau The Tenant (1976), kali ini ia menghadirkan elemen komedi hitam yang secara cerdas menertawakan sifat kekanak-kanakan, pembenaran tindakan, pertahanan diri lewat serangkaian potret tingkah laku manusia yang sangat akurat. There’s no way you can’t laugh seeing four fine actors deliver memorable integrated performances that will long stick in your mind!

Durasi:
80 menit

Europe Box Office:
€3,206,123 till Oct 2011 in Italy

Overall:
8 out of 10

Movie-meter:

Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent