XL #PerempuanHebat for Kartini Day

THE RING(S) : A short movie specially made for Valentine's Day

Tampilkan postingan dengan label jim mickle. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jim mickle. Tampilkan semua postingan

Minggu, 16 Oktober 2011

STAKE LAND : Perjalanan Melintasi Dunia Vampir Paska Kiamat

Tagline:
The most dangerous thing is to be alive.


Storyline:
Martin adalah remaja belasan tahun yang selamat dari keadaan negara yang kacau balau akibat krisis ekonomi dan bencana politik. Belum lagi invasi vampir yang nyaris membinasakan seluruh umat manusia di muka bumi. Mister yang bertindak sebagai pemburu vampir bertekad membawa Martin dengan selamat ke Kanada Utara yang dikenal dengan sebutan New Eden. Dalam perjalanan, keduanya menemui begitu banyak karakter insane yang menarik sekaligus ancaman vampir yang tersisa.

Nice-to-know:
Diproduksi dengan bujet 4 juta dollar oleh Glass Eye Pix, Belladonna Productions dan Off Hollywood Pictures.

Cast:
Terakhir membintangi The Don of 42nd Street (2009), Nick Damici berperan sebagai Mister
Debutnya diawali dalam Mystic River (2003) di usia 13 tahun, Connor Paolo bermain sebagai Martin
Danielle Harris sebagai Belle
Bonnie Dennison sebagai Peggy
Sean Nelson sebagai Willie

Director:
Merupakan film kedua bagi Jim Mickle setelah Mulberry Street (2006).

Comment:
Film yang bertemakan perjuangan sekelompok orang untuk bertahan hidup dari zombie ataupun vampir yang tinggal menyisakan sedikit populasi manusia rasanya sudah banyak dibuat sebelumnya. Sebut saja yang terkenal di antaranya ada Dawn of the Dead (2004) ataupun 30 Days Of Night (2007). Kini Dark Sky Films mempersembahkan film yang berhasil memenangkan Midnight Madness Awards di ajang Toronto International Film Festival tahun 2010 lalu ini.
Skrip yang ditulis oleh Nick Damici dan Jim Mickle ini terus terang mengingatkan pada karya mereka sebelumnya, Mulberry Street (2006) dimana mengganti wabah penyakit pes yang dapat mengubah orang menjadi manusia tikus dengan epidemi vampir yang menular. Setting lokasi yang dahulu sempit melingkupi satu kota kecil saja kini diperluas menjadi perjalanan melintasi propinsi demi menemukan “kedamaian” yang baru.

Saya berharap Damici tidak terjebak dalam peran-peran stereotype bergenre serupa setelah karakter Clutch. Bukan dalam artian negatif karena saya masih menyukai tokoh Mister yang dimainkannya. Eksentrik, cuek dan tangguh tetapi tidak flamboyan layaknya Will Smith dalam I Am Legend (2007). Paolo yang terbilang muda usia ini mampu mengimbanginya dengan lakon Martin yang sepintas terlihat lugu, rapuh dan berhati lunak. Karakter wanita kali ini tidak terlalu dominan dimana Belle, Sister dan Peggy silih berganti masuk layar.
Sutradara Mickle mampu mengikat kesemua aktor-aktrisnya untuk bermain dengan “hati” sehingga tercipta koneksi yang erat satu sama lain. Niscaya anda dapat merasakan rasa kemanusiaan yang terbangun bersama sehingga alasan salah satu tokoh melindungi tokoh yang lainnya sangat kental. Sinematografi yang dibangun Ryan Samul terampil menyorot setiap sudut lokasi baik dalam suasana siang ataupun malam hari. Semakin lengkap ketika Jeff Grace menghadirkan scoring musik yang ciamik, membangun jembatan emosi dengan penonton.

Stake Land dapat dikatakan sebuah road movie dengan setiap turns yang menarik. Menjaga antusiasme penonton dalam interval naik turun yang konsisten, naik saat sang vampir menampakkan tanda-tanda penyerangan, turun ketika setiap tokohnya diberikan waktu berekspresi sedalam-dalamnya. Terbukti plot yang terkesan umum sekalipun tetap mampu berbicara efektif jika digarap dengan solid. Suatu contoh dimana aksi protagonis membasmi vampir tak lagi menyenangkan untuk ditonton, tergantikan oleh rasa empati tinggi pada komunitas kecil manusia yang berjuang untuk memulai hidup baru.

Durasi:
98 menit

U.S. Box Office:
$18,469 till May 2011

Overall:
7.5 out of 10

Movie-meter:


Notes:
Art can’t be below 6
6-poor
6.5-poor but still watchable
7-average
7.5-average n enjoyable
8-good
8.5-very good
9-excellent

Kamis, 14 April 2011

CONTAMINATION : Infeksi Tikus Terhadap Publik Manhattan

Tagline:
There's something below us worse than hell

Storyline:
Sebuah apartment kelas bawah di Mulberry Street dihuni oleh mantan petinju Clutch, gay kulit hitam Coco, bartender Kay dan putranya beserta orang-orang lainnya termasuk dua manula Frank dan Charlie. Putri Clutch yaitu Casey juga baru tiba di New York setelah lama bekerja di Timur Tengah. Beberapa saat kemudian televisi menayangkan laporan yang menyebutkan adanya serangan tikus terhadap manusia. Wabah ini dikabarkan menular dan mengubah manusia menjadi semacam monster yang agresif. Akankah Manhattan menjadi kota mati pada akhirnya?

Nice-to-know:
Penulis sekaligus sutradara Shana Feste menulis skrip film ini lebih dari 3 bulan lamanya sambil bekerja sebagai pengasuh di daerah California Selatan.

Cast:
Di tahun yang sama turut membintangi film kontroversial yaitu World Trade Center (2006), Nick Damici kali ini bermain sebagai Clutch
Kim Blair sebagai Casey
Ron Brice sebagai Coco
Bo Corre sebagai Kay
Tim House sebagai Ross
Larry Fleischman sebagai Charlie

Director:
Merupakan debut pertama bagi Jim Mickle setelah sebelumnya menangani film pendek The Underdogs (2002).

Comment:
Masih karena kekosongan stok film studio besar Hollywood di Jakarta maka film seperti yang satu ini bisa mendapat “kehormatan” diputar di layar lebar. Namun jangan menganggap remeh terlebih dahulu karena kualitasnya tidaklah mengecewakan walaupun tergolong film kelas B yang berbujet rendah.
Plot ceritanya seperti perpaduan antara Quarantine dan 28 Days Later dimana setting apartemen tua nan sempit dan kekisruhan akibat infeksi menjadi tema utama yang ingin disampaikan. Prolognya memang agak lambat dimana pengenalan karakter demi karakternya dibangun dengan detail dalam nuansa suram, seakan menyiratkan adanya misteri yang disembunyikan kemudian.
Sutradara Micklem tidak terlihat berambisi menyajikan sesuatu yang terlalu ilmiah ataupun fiktif. Ia menyuguhkan semuanya secara wajar dan dapat dipercaya. Meskipun tidak ada penjelasan yang bisa diterima logika mengenai bagaimana tikus-tikus tersebut dapat membawa wabah maut, rasanya penonton juga tidak akan terlalu peduli dan tetap antusias mengikuti jalan ceritanya hingga berakhir.
Tidak ada nama-nama yang familiar di telinga anda yang mengisi cast film ini. Walaupun begitu kesemuanya bermain natural sesuai dengan potret masyarakat kelas menengah ke bawah yang “berjuang” untuk hidup. Karakterisasi yang cukup kuat terbangun pada masing-masing tokoh disini mampu membuat audiens mau peduli akan nasib masing-masing. Di antara semuanya, mungkin Damici yang paling berpengalaman dan pada beberapa scene ia menunjukkan hal itu.
Contamination jelas bukan film yang akan menjadi perhatian. Namun visualisasi di sepanjang durasinya yang begitu konsisten dengan kata “dark” dan “dirty” ini jelas memiliki nilai plus tersendiri. Kesampingkan kinerja handheld camera yang terkadang bergoyang-goyang karena terbukti tampilan “manusia tikus” cukup meyakinkan dengan suara yang mengganggu. Mungkin sebagian dari anda bahkan berimajinasi ada di tengah-tengah mereka.

Durasi:
80 menit

Overall:
7 out of 10

Movie-meter: